Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Archive for January 2018

Do’a Nabi Ibrahim ‘alaihissalam


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَآ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Rabbana taqobbal minnaa innaka antas sami’ul 'aliim, wa tub 'alainaa innaka antat tawwabur rahiim.

Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

{QS. Al-Baqarah : 127-128)

Aamiin...

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Masjid Ampel



Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421, Hingga tahun 1905, Masjid Ampel adalah masjid terbesar ke-2 di Surabaya. Dulunya masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan Wali Allah untuk membahas tentang penyebaran Islam di tanah Jawa.

Bentuk bangunan dan arsitektur masjid tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga mengandung pesan keagamaan yang dalam dan harus diungkap sebagai pengetahuan bagi masyarakat umum.

Atap masjid berbentuk tajuk, piramida bersusun tiga, mengadopsi arsitektur Majapahit. Tajuk dalam tradisi Jawa merepresentasikan gunung yang diyakini sebagai tempat suci. Tidak diragukan lagi, atap bersusun tiga adalah elemen arsitektur Hindu-Jawa. Akan tetapi, nilai-nilai di balik bentuk atap tersebut kental dengan ajaran Islam. Tiga tingkat dimaknai sebagai Islam, iman, dan ihsan.

Susunan tiga atap ditopang oleh empat pilar utama yang terbuat dari kayu jati, masing-masing berukuran 17x0,4x0,4 meter tanpa sambungan. Secara keseluruhan, tiang di dalam Masjid Sunan Ampel berjumlah 16 dengan ketinggian yang sama, 17 meter. Angka 17 menunjukkan jumlah raka'at shalat dalam sehari.

Di sekeliling Masjid Sunan Ampel terdapat lima gapura (pintu gerbang) yang merupakan simbol rukun Islam, antara lain gapuro munggah, poso, ngamal, madep, dan paneksen. Gapura Munggah adalah simbol dari Rukun Islam yang kelima, yaitu Haji. Setelah melewati Gapuro Munggah, pengunjung akan melewati Gapuro Poso (Puasa) yang terletak di sebelah selatan masjid. Gapuro Poso memberikan suasana pada bulan Ramadhan. Setelah melewati Gapuro Poso, kita akan masuk ke halaman masjid. Dari halaman ini tampak bangunan masjid yang megah dengan menara yang menjulang tinggi. Menara ini masih asli, sebagaimana dibangun oleh Sunan Ampel pada abad ke 14.

Gapuro berikutnya adalah Gapuro Ngamal (Beramal). Gapura ini menyimbolkan rukun Islam yang ketiga, yaitu zakat. Di sini orang dapat bersedekah dan hasil yang diperoleh dipergunakan untuk perawatan dan biaya kebersihan masjid dan makam. Gapura berikutnya adalah Gapuro Madep yang letaknya persis di sebelah barat bangunan induk masjid. Gapura ini menyimbolkan rukun Islam yang kedua, yaitu salat dengan menghadap (madep) ke arah kiblat.

Gapura yang ke lima adalah Gapuro Paneksen, merupakan simbol dari rukun Islam yang pertama, yaitu Syahadat. Paneksen berarti ‘kesaksian‘, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Gapuro Paneksen merupakan pintu gerbang masuk ke makam. Selain gapura-gapura tersebut, Masjid Sunan Ampel juga didirikan dengan 16 tiang penyangga yang semuanya merupakan kayu jati dengan tinggi 17 meter dan berdiamater 60 sentimeter. Hingga kini kedua arsitektur unik tersebut masih dilestarikan keasliannya.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Elemen lainnya yang masih dipertahankan keasliannya adalah 48 pintu di sekeliling tembok masjid. Lebar kesemuanya 1,5 meter dan tinggi dua meter. Bentuk lengkungan di atas tiap-tiap pintu menunjukkan pengaruh dari arsitektur Arab. Arsitektur Jawa tidak mengenal pola lengkungan seperti itu. Antara pintu dan pola-pola lengkung di atasnya dihiasi ukir-ukiran tembus yang mirip dengan kipas.

Detail arsitektur masjid ini menampilkan bagaimana Islam pada periode awal di kawasan Majapahit, mengakomodasi khazanah budaya Jawa untuk kepentingan dakwah. Nilai-nilai luhur Islam diakulturasikan dengan pola bangunan Jawa yang bersumber dari kosmologi masyarakat setempat. Jadilah bentuk bangunan yang tidak hanya menampilkan kecantikan fisik, tetapi juga kedalaman spiritual.

Sejak tahun 1972, kawasan Masjid Agung Sunan Ampel telah ditetapkan sebagai tempat wisata religi oleh Pemkot Surabaya. Lokasinya di Jalan Ampel Nomor 53, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Perluasan pertama kali dilakukan oleh Adipati Aryo Cokronegoro dengan menambahkan bangunan pada bagian utara masjid. Kemudian, pada tahun 1926, oleh Adipati Regent Raden Aryo Nitiadiningrat seluas 22,70x20,55 meter. Pada 1954, kembali dilakukan perluasan oleh KH Manaf Murtadho seluas 25,70x50 meter. Saat ini, luas area Masjid Sunan Ampel kira-kira 4.000 meter persegi.

Selain itu, di kompleks Masjid Sunan Ampel ini, tepatnya di sebelah barat masjid terdapat makam Sunan Ampel beserta keluarganya, makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong dan juga makam Mbah Soleh, pembantu Sunan Ampel yang bertugas membersihkan masjid. Di dekat makam Mbah Bolong (Mbah Sonhaji) terdapat 182 makam syuhada haji yang tewas dalam musibah jemaah haji Indonesia di Maskalea-Colombo, Sri Lanka pada 4 Desember 1974.

Komplek Makam Sunan Ampel dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter. Di sini Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khusus Makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
(Dari berbagai sumber)


Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Masjid dan Kompleks Makam Kadilangu



Makam dan Masjid Kadilangu berada di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Jawa Tengah. Lokasinya berada 2 kilometer di sebelah tenggara Kota Demak. Lokasi ini berada pada ketinggian 22 m dpl sehingga merupakan daerah yang cukup rendah karena berada di pesisir pantai utara Jawa Tengah. Lingkungan makam dan masjid berada disekitar pemukiman penduduk yang padat.

Makam dan Masjid Kadilangu merupakan peninggalan dari Sunan Kalijaga salah satu dari Wali Songgo yang menyebarkan agama Islam di Indonesia khususnya Jawa. Bangunan-bangunan berupa masjid dan makam Kadilangu merupakan bukti dari keberadaan Sunan Kalijaga dan pengaruhnya di Demak.

Bangunan masjid dan makam Kadilangu menunjukkan ciri khas type bangunan pada masa itu. Bangunan masjid berbentuk jogla dengan atap tumpang (susun) 3 seperti halnya asjid-masjid kuno di Jawa lainnya. Bangunan makam dan masjid yang berada dalam satu kompleks juga merupakan ciri khas pola tata letak masjid dan makam yang ada di Jawa saat itu.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Bentuk-bentuk jirat yang ada di makam merupakan bentuk jirat kuno dengan beberapa variasi antara lain bentuk gada, kurawal, dan bentuk matahari. Makam-makam disusun dalam beberapa halaman yang disekat tembok juga menunjukkan ciri khas makam raja atau pejabat dimana makam utama terletak di halaman paling belakang. Di Kadilangu ini, makam Sunan Kalijaga sebagai makam utama sehingga terletak dihalaman belakang. Untuk masuk ke makam Sunan Kalijaga harus melewati tiga pintu gerbang.

Kedudukan Sunan Kalijaga di Kadilangu adalah sebagai kepala daerah perdikan yang menguasai beberapa desa di sekitar Kadilangu dan memiliki kekuasaan penuh terhadap daerah tersebut untuk mengaturnya. Mengingat Kadilangu merupakan daerah khusus yang memang diperuntukkan untuk Sunan Kalijaga dan kemudian dilanjutkan oleh keturunannya, maka keberadaan makam dan masjid ini memilki arti khusus bagi Kadilangu dan bukti pengaruh Sunan Kalijaga salah satu Wali Songo yang sangat dihormati dari dulu sampai sekarang.

Sumber: Studi Kelayakan Masjid dan Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah (kebudayaan.kemdikbud)


Baca Selengkapnya »



Newer Posts Older Posts

Masjid Nurul Huda, Masjid Tertua Di Bali



Kehidupan umat beragama di Bali memang sudah sangat terjaga dengan baik sejak lama, sehingga sampai sekarang rasa toleran antar pemeluk agama masih terjaga, gesekan-gesekan antar pemeluk agama sangat kecil di pulau Bali ini, walaupun pemeluk Hindu adalah mayoritas. sejumlah bukti menguatkan jika Hindu dengan penganut agama lain hidup berdampingan dengan baik, salah satu bukti sejarah yang adalah Masjid Nurul Huda sebuah masjid tertua yang berada di kampung muslim desa Gelgel, Klungkung Bali, berbatasan dengan Desa Kamasan yang merupakan desa pengrajin lukisan wayang klasik dan pengrajin uang kepeng.

Masjid tertua di Bali ini terletak sekitar 3 km sebelah Selatan kota Klungkung, sedangkan jarak dari Denpasar sekitar 30 km melalui by pass Ida Bagus Mantra. Masjid Nurul Huda di Gelgel ini berada di tengah-tengah perkampungan penduduk Hindu Bali. Dan di sekitarnya terdapat banyak pura-pura besar penyungsungan warga umat Hindu seperti kahyangan jagat Pura Dasar Bhuana, pura kawitan Pasek Gelgel dan pura Dalem Prajurit. Ini sangat mengagumkan, warga saling menghormati dan rasa toleransi beragama sangat terjaga, ini bisa menjadi contoh yang baik bagaimana umat beragama sekarang menjaga kebersamaan dan perbedaan tersebut.

Sejarah Berdirinya Masjid Nurul Huda


Merujuk perkembangan agama Islam di Nusantara termasuk juga Bali yang akhirnya berdiri sebuah masjid dan sekarang menjadi peninggalan bersejarah masjid tertua di Bali yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13. Berawal dari perjalanan dari Raja Gelgel yaitu Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460 M) yang menuju ke Majapahit yang berpusat di Mojekerto untuk mengikuti pertemuan raja-raja se-Nusantara. Kerajaan Majapahit pada waktu itu di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Dalam perjalanan pulang menuju Bali raja Dalem Ketut Ngulesir diiringi dan dikawal oleh pasukan kerajaan Majapahit sebanyak 40 orang prajurit.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Sebagian dari jumlah prajurit pengawal tersebut beragama Islam, salah satu pengawal tersebut adalah Raden Modin dan Kyai Abdul Jalil yang pada akhirnya menetap di Bali. Mereka menetap, menyebarkan agama Islam dan akhirnya mendirikan sebuah masjid atas seijin raja Gelgel, sehingga Masjid Nurul Huda kita bisa temukan sampai sekarang ini, berdiri di pinggir jalan raya utama desa Gelgel dengan menara menjulang tinggi sekitar 17 meter, menjadi warisan sejarah sebagai masjid tertua di Bali. Mulai saat itu lahir perkampungan-perkampungan muslim di Bali diantaranya kepaon dan Serangan di Denpasar, Pegayaman di Buleleng, Loloan di Jembrana dan Budakeling di Karangasem.

Dalem Ketut Ngulesir merupakan raja Gelgel pertama yang membangun istana Gelgel pertama kali, Dalem Ketut mempersunting anak dari Arya Kebon Tuboh dan menurunkan putra bernama dalem Waturenggong, yang mana pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong, kerajaan Gelgel mengalami masa keemasan. Kondisi kampung Gelgel tidak ada bedanya dengan kampung-kampung muslim lainnya di Nusantara, namun nuansanya yang sedikit berbeda, disekitarnya dikelilingi pura dan warga yang mayoritas beragama Hindu. Nama warga muslim yang dulunya berisi embel-embel nama khas Bali seperti Wayan, Nengah, Nyoman dan Ketut, seiring perjalanan waktu nama khas Bali tersebut ditinggalkan dan diganti dengan nama Islami dan modern.

Warga Muslim desa Gelgel tinggal berbaur dengan warga mayoritas dan terkadang menikah dengan warga Hindu setempat, tempat tinggal mereka menyebar di sekitaran Klungkung, seperti kampung Lebah, Kusamba sampai ke desa Toya Pakeh di pulau Nusa Penida. Bahasa komunikasi mereka sehari-hari tetap menggunakan bahasa daerah Bali. Masjid Nurul Huda sudah berkali-kali mengalami pemugaran, namun bentuk khasnya masih terlihat, seperti sebuah menara 17 meter. Kampung Gelgel dan keberadaan masjid tertua di Bali merupakan jejak-jejak sejarah penyebaran agama Islam di pulau Bali.

Sumber : balitoursclub

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Rukun Islam


الحـديث الثالث
HADITS KE-03

  عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
[رواه الترمذي ومسلم]

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal: syahadat laa ilaha illallah dan muhammadur rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.”

[Riwayat al-Bukhari dan Muslim]

[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 8), Shahih Muslim (no. 16), Sunan at-Tirmidzi (no. 2609), Sunan an-Nasa`i (VIII/107-108), dan Musnad Ahmad (II/26, 93, 120, 143), dan Musnad al-Humaidi (no. 703)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-04                                                                                        Hadits ke-02 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

SHALAWAT YANG TAK AKAN SIRNA PAHALANYA


Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,

Suatu hari ketika Rasulullah ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bercadar datang menemui beliau. Lelaki itu membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata dengan fasih, "Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi."

Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah ﷺ, "Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?"

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bershalawat kepadaku dengan sebuah shalawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya."

Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata, "Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku shalawat yang ia baca agar aku dapat bershalawat kepadamu dengannya."

Rasulullah ﷺ kemudian menyebutkan shalawat tersebut

Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn

Abu Bakar kemudian bertanya, "Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini?"

Rasulullah ﷺ menjawab, "Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini."

Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam bukunya Al-Muthrib.

( Ustadz Muhammad Al Habsyi )


Related Post
  • Shalawat Adalah Ibadah Terdahsyat
  • Pahala Yang Tak Sanggup Dihitung Malaikat
  • Perbanyak Shalawat Di Hari Jum'at

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

KEBAIKAN BANYAK, PENGAMALNYA SEDIKIT


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :اَلْخَيْرُ كَثِيْرٌ وَ مَنْ يَعْمَلْ بِهِ قَلِيْلٌ –الطبراني

Rasulullah ﷺ bersabda, ”Kebaikan banyak namun orang yang mengamalkannya sedikit." (Riwayat Ath-Thabrani, dihasankan oleh Al-Hafidz as-Suyuthi)

Al-Munawi menjelaskan bahwa amalan kebaikan amat banyak sekali bentuknya, namun karena manusia banyak menyibukkan diri dalam urusan dunia dan melalaikan hal-hal yang memberikan manfaat untuk kehidupan akhirat, sehingga hanya sedikit dari mereka yang mengamalkan kebaikan.

Yang juga menyebabkan sedikitnya manusia melaksanakan kebaikan adalah kejahilan mereka mengenai rahasia syariat, bahwa setiap perkara mubah bisa bernilai sebagai ketaatan yang berpahala sesuai dengan niatnya. Sebagaimana kalau seseorang yang meniatkan dalam makannya untuk memperkuat fisik dalam berjihad, shalat atau puasa. Sebagaimana juga jika seseorang meniatkan diri dalam jima’nya utuk menjaga diri dari perzinaan atau agar memperoleh anak yang shalih. (lihat Faidh Al-Qadir, 3/681)

Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

BERUSAHA MENJADI MANUSIA SUCI, BUKAN MERASA DIRI PALING SUCI


Janganlah kita merasa suci di hadapan orang lain apalagi merasa diri paling suci, jangan pula menganggap diri paling baik dengan menganggap rendah orang lain dan jangan pula menganggap diri paling mulia dengan memandang sebelah mata kepada masyarakat kelas bawah, orang yang ekonominya lemah, mempunyai penyakit, pekerjaan sebagai pesuruh, pedagang keliling, petani, nelayan dan mereka yang tidak memiliki status sosial.

Bisa jadi mereka memang bukanlah orang yang dikenal di dunia akan tetapi dikenal dan menjadi bahan pembicaraan penduduk langit, kenapa demikian? karena hati mereka yang bersih dari penyakit dan di dalam hati mereka tiada menyimpan rasa iri, dengki, dendam serta senantiasa tulus menjalani kehidupan dengan banyak bersabar.

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)

Ditambahkan di dalam surat Al-Hujuraat ayat 13:
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap jika dilarang untuk merasa diri seorang yang suci atau merasa seolah-olah lebih shalih dari orang lain jika dibandingkan dengan orang yang terlihat seperti bukan ahli ibadah, jarang puasa dan lain sebagainya.

Sedangkan kita misalnya adalah seorang yang senantiasa menghiasi hari-hari di waktu siang dan malam dengan ibadah, puasa senin-kamis, sedekah di mana-mana hingga ibadah haji atau sering pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah.

Merasa suci tidaklah terpuji, karena dalam bahasa Indonesia saja kata-kata merasa konotasinya bisa menjadi negatif, seperti merasa baik padahal belum tentu baik, merasa diri paling shalih padahal masih jauh dari kata shalih apalagi merasa diri suci.

Merasa suci adalah membicarakan tentang keadaan seseorang, sedangkan berusaha untuk menyucikan diri adalah bicara tentang sebuah proses seseorang dalam menggapai ridha Ilahi.

Bicara sebuah keadaan tentu jauh berbeda dengan membicarakan sebuah proses, karena sebuah hasil tidaklah menjadi berarti tanpa proses bermakna disertai dengan kesungguhan seseorang dalam menggapainya.

Islam mengajarkan kepada kita bukan dengan memiliki sifat “merasa”, melainkan berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menjadi pribadi menawan yang senantiasa haus akan siraman ruhani yang bisa menyehatkan jiwa dan raga yaitu berusaha memiliki sifat “senantiasa untuk terus menyucikan diri”.

PROSES MENYUCIKAN DIRI

Proses yang sejatinya bisa membawa manusia menuju keberuntungan dan kebahagiaan dalam kehidupannya, senada dengan ayat Al-Qur'an yang terkandung di dalam surat Asy-Syams ayat 9-10:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Ditambahkan di surat Al-A’laa ayat 14-15:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.”

Inilah hakikat kehidupan dunia, selama ini kita hanya melihat sesuatu dari yang nampak saja yang kita anggap baik. Kita memandang sesuatu yang kita sukai padahal belum tentu di sisi Allah disukai, kita membenci sesuatu hal padahal di dalamnya bisa jadi tersimpan banyak hikmah dan kebaikan yang bisa kita petik, kita memandang orang lain kurang berbahagia dengan kehidupannya, bisa jadi dia lebih berbahagia dari kita.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

"Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An Nisaa: 19)

Betullah Al-Qur'an menggambarkan manusia dengan sifat lemah karena tiada mengetahui hakikat kehidupan kecuali dengan bimbingan dari Allah Ta’ala yang tersimpan di dalam Al-Qur'an sebagaimana dijelaskan di beberapa ayat:

"dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS. An Nisaa: 28)

"dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf: 21)

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai." (QS. Ar-Ruum: 7)

"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17)

Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Do’a Nabi Adam ‘alaihissalam


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

رَ‌بَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ‌ لَنَا وَتَرْ‌حَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِ‌ينَ
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin..

Ya Allah, kami telah mendzalimi pada diri kami sendiri, jika tidak Engkau ampuni kami dan merahmati kami, tentulah kami menjadi orang yang rugi.

(QS. Al-A'raf 7 : 23)

Aamiin...

Related Post
  • Do'a Nabi Ibrahim 'alaihissalam
  • Do'a Nabi Yusuf 'alaihissalam
  • Do'a Nabi Sulaiman 'alaihissalam


Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Adab Memakai Sandal


Dari Ali radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا اِنْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ, وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ, وَلْتَكُنْ اَلْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ, وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ

"Apabila seseorang di antara kalian memakai sandal, hendaknya ia mendahulukan kaki kanan, dan apabila melepas, hendaknya ia mendahulukan kaki kiri, jadi kaki kananlah yang pertama kali memakai sandal dan terakhir melepaskannya."

(Muttafaq 'alaihi)

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Do’a Nabi Yusuf ‘alaihissalam


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِالصّٰلِحِينَ 
Fathiros samaawaati wal ardli anta waliyyi, fiddun-ya wal akhiroh tawaffani musliman wa al hiqni bissholihiin

Wahai (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah (Islam), dan masukkanlah aku dengan orang-orang shaleh.

(QS. Yusuf : 101)

Aamiin...

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan


الحـديث الثاني
HADITS KE-02

 عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله ﷺ ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر , لا يرى عليه أثر السفر , ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي ﷺ فأسند ركبتيه إلى ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام , فقال رسول الله ﷺ " الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا " قال صدقت فعجبنا له يسأله ويصدقه , قال : أخبرني عن الإيمان قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره " قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الإحسان , قال " أن تعبد الله كأنك تراه , فإن لم تكن تراه فإنه يراك " قال , فأخبرني عن الساعة , قال " ما المسئول عنها بأعلم من السائل " قال فأخبرني عن اماراتها . قال " أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان " . ثم انطلق فلبثت مليا , ثم قال " يا عمر , أتدري من السائل ؟" , قلت : الله ورسوله أعلم , قال " فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم
رواه مسلم

Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu juga, berkata: Pada suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi ﷺ lalu menyandarkan lututnya kepada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau. Dia bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka, Rasulullah ﷺ bersabda, “Islam adalah engkau bersyahadat laa ilaha illallah dan muhammadur rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu menempuh jalannya.” Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang bertanya sekaligus yang mengoreksinya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman!” Beliau menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari Akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!” Beliau menjawab, “Engkau menyembah Allah seolah-olah melihatnya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Beliau menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing saling bermegah-megahan meninggikan bangunan.”Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”

[Riwayat Muslim]

[Shahih: Shahih Muslim (no. 8), Sunan Abu Dawud (no. 4695), Sunan at-Tirmidzi (no. 2610), Sunan Ibnu Majah (no. 63), Sunan an-Nasa`i (VIII/97-101), dan Musnad Ahmad (I/27, 28, 51, 52), Musnad ath-Thayalisi (no. 21), dan Musnad Abu Ya’la (no. 237)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-03                                                                                        Hadits ke-01 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

CINTAILAH ORANG YANG KAU CINTAI SEKEDARNYA SAJA


CINTAILAH ORANG YANG KAU CINTAI SEKEDARNYA SAJA; siapa tahu – pada suatu hari kelak – ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan BENCILAH orang yang kau benci sekadarnya saja; siapa tahu – pada suatu hari kelak – ia akan menjadi orang yang kau cintai.

(Kutipan di atas adalah ucapan Imam Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah yang dirangkum dalam buku Nahjul Balaghah – kumpulan pidato, ucapan dan surat-surat beliau)


۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

7 ANCAMAN BAGI MEREKA PEMBENCI, PENCACI DAN PEMFITNAH PARA DZURIYYAT RASUL YANG ISTIQOMAH


1. ALLAH Subhanahu wa Ta'ala MARAH KEPADA ORANG YANG MEMBENCI PARA HABAIB

Rasulullah ﷺ bersabda,

… ﻭﻫﻢ ﻋِﺘْﺮَﺗِﻲ , ﺧُﻠِﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻃِﻴْﻨَﺘِﻲ , ﻓَﻮَﻳْﻞٌ ﻟِﻠْﻤُﻜَﺬِّﺑِين ﺑِﻔَﻀْﻠِﻬِﻢْ , ﻣﻦ ﺍﺣﺒﻬﻢ ﺍﺣﺒﻪ ﺍﻟﻠﻪ , ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ ﺃﺑﻐﻀﻪ ﺍﻟﻠﻪ

“… Mereka adalah keturunanku dan diciptakan dari tanahku. Celakalah dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka. Siapa yang mencintai mereka maka Allah akan mencintainya, siapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya”.[1]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺃﻻ ﻭ ﻣﻦ ﺍﺑﻐﺾ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺟﺎﺀ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﺑﻴﻦ ﻋﻴﻨﻴﻪ : ﺁيس ﻣﻦ ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ

Sungguh siapa yang membenci keluarga Muhammad SAW, maka ia akan dibangkitkan di hari kiamat dengan tulisan di antara kedua matanya : ‘orang ini telah terputus dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala'.[2]

2. ORANG YANG MEMBENCI HABAIB TERMASUK GOLONGAN ORANG MUNAFIK

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻣﻦ ﺃﺑﻐﻀﻨﺎ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﺎﻓﻖ

Siapa orang yang membenci kami ahlu bait adalah termasuk golongan munafik.[3]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻻ ﻳﺤﺒﻨﺎ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺍﻻ ﻣﺆﻣﻦ ﺗﻘﻲ , ﻭﻻ ﻳﺒﻐﻀﻨﺎ ﺍﻻ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﺷﻘﻲ

"Tidak ada yang mencintai kami ahlu bait kecuali orang yang beriman dan bertaqwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik dan durhaka." [4]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻣﻦ ﺃﺑﻐﺾ ﻋﺘﺮﺗﻲ ﻓﻬﻮ ﻣﻠﻌﻮﻥ ﻭ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﺧﺎﺳﺮ

"Siapa yang membenci keturunanku, ia termasuk orang yang dilaknat dan munafik yang merugi."[5]

3. ORANG YANG MEMBENCI PARA HABAIB TERMASUK GOLONGAN ORANG KAFIR

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺃﻻ ﻭﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﺑﻐﺾ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺎﺕ ﻛﺎﻓﺮﺍ , ﺃﻻ ﻭﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﺑﻐﺾ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ , ﻟﻢ ﻳﺸﻢّ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟﺠﻨّﺔ

Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad ﷺ, maka ia mati dalam keadaan kafir. Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad ﷺ, maka ia tidak akan mencium harumnya surga.[6]

4. ORANG YANG MEMBENCI PARA HABAIB TERMASUK GOLONGAN YAHUDI

Dari Jabir bin Abdillah al-Anshori, Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺃﻳّﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ , ﻣﻦ ﺃﺑﻐﻀﻨﺎ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺣﺸﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎ . ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ , ﻭﺇﻥ ﺻﺎﻡ ﻭﺻﻠّﻰ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻭﺇﻥ ﺻﺎﻡ ﻭ ﺻﻠّﻰ

Wahai manusia, siapa saja yang membenci kami ahlu bait, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam golongan orang-orang Yahudi. Jabir berkata: Ya Rasulullah, mereka adalah orang-orang yang berpuasa dan mengerjakan shalat. Rasul menjawab : Walaupun mereka berpuasa dan mengerjakan shalat.[7]

5. ORANG YANG MEMBENCI PARA HABAIB AKAN MASUK NERAKA

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻭﺍﻟّﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ , ﻻ ﻳﺒﻐﻀﻨﺎ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺍﺣﺪ ﺍﻻ ﺃﺩﺧﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨﺎﺭ

"Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci kami ahlu bait kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala akan masukkan ia ke dalam neraka."[8]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻭﺍﻟّﺬﻱ ﻧﻔﺴﻲ ﺑﻴﺪﻩ , ﻻ ﻳﺒﻐﻀﻨﺎ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺍﺣﺪ ﺍﻻ ﺃﻛﺒّﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨﺎﺭ

"Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci kami ahlu bait kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala akan masukkan ia ke dalam neraka."[9]

Rasulullah ﷺ bersabda,

… ﻓَﻠَﻮْ ﺍَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﺻﻔَﻦَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺮُّﻛْﻦِ ﻭَﺍﻟﻤَﻘَﺎﻡِ , ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﻭَﺻَﺎﻡَ , ﺛُﻢَّ ﻟﻘﻲ ﺍﻟﻠﻪ , ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﺒْﻐِﺾٌ ﻻِﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺖِ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ

“… Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut Ka’bah dan maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, kemudian meninggal sedangkan ia adalah pembenci keluarga (ahlu al-bait) Muhammad, pasti ia masuk neraka”.[10]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻻ ﻳﺒﻐﻀﻨﺎ ﻭﻻ ﻳﺤﺴﺪﻧﺎ ﺍﺣﺪ ﺍﻻ ﺫﻳﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺑﺴﻴﺎﻁ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ

Tidak seorang pun yang membenci dan hasud kepada kami (ahlu bait) kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengusirnya di hari kiamat dengan cambuk yang berasal dari api neraka.[11]

6. ALLAH Subhanahu wa Ta'ala SANGAT MURKA KEPADA UMMATNYA YANG MENYAKITI PARA HABAIB

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺇﺷﺘﺪّ ﻏﻀﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺁﺫﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺘﺮﺗﻲ

"Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat murka kepada orang yang menggangguku melalui keturunanku."[12]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺇﺷﺘﺪّ ﻏﻀﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻏﻀﺒﻲ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺃﻫﺮﻕ ﺩﻣﻲ ﻭ ﺁﺫﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺘﺮﺗﻲ

"Allah Subhanahu wa Ta'ala dan aku sangat murka kepada orang yang menumpahkan darahku dan menyakitiku melalui keturunanku."[13]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻣﻦ ﺳﺐّ ﺍﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ ﻓﺄﻧﺎ ﺑﺮﻱﺀ ﻣﻨﻪ

"Siapa yang mencela ahlu baitku, maka aku berlepas diri darinya."[14]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻣﻦ ﺁﺫﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻫﻠﻲ ﻓﻘﺪ ﺁﺫﻯ ﺍﻟﻠﻪ

"Siapa yang menyakitiku dalam urusan keluargaku, maka ia telah menyakiti Allah."[15]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺇﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻳﺒﻐﺾ ﺍﻵﻛﻞ ﻓﻮﻕ ﺷﺒﻌﻪ , ﻭﺍﻟﻐﺎﻓﻞ ﻋﻦ ﻃﺎﻋﺔ ﺭﺑﻪ , ﻭﺍﻟﺘﺎﺭﻙ ﺳﻨّﺔ ﻧﺒﻴﻪ , ﻭﺍﻟﻤﺨﻔﺮ ﺫﻣّﺘﻪ , ﻭﺍﻟﻤﺒﻐﺾ ﻋﺘﺮﺓ ﻧﺒﻴﻪ , ﻭﺍﻟﻤﺆﺫﻱ ﺟﻴﺮﺍﻧﻪ

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala membenci orang yang makan di atas batas kekenyangannya, orang yang lalai dari melaksanakan ketaatan kepada Tuhannya, orang yang mencampakkan sunnah nabinya, orang yang meremehkan tanggungjawabnya, orang yang membenci ithroh (keturunan) nabinya dan mengganggu tetangganya".[16]

7. ALLAH Subhanahu wa Ta'ala MENGHARAMKAN SURGA KEPADA ORANG YANG MENDZALIMI PARA HABAIB

Rasulullah ﷺ bersabda :

ﺇﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺮّﻡ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻇﻠﻢ ﺍﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan surga kepada orang yang menzhalimi ahlu baitku."[17]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺣﺮّﻣﺖ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻇﻠﻢ ﺍﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ ﻭ ﺁﺫﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﻋﺘﺮﺗﻲ

"Surga diharamkan bagi siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku dan menyakiti aku melalui keturunanku." [18]

Rasulullah ﷺ bersabda,

ﺍﻟﻮﻳﻞ ﻟﻈﺎﻟﻤﻲ ﺍﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ , ﻋﺬﺍﺑﻬﻢ ﻣﻊ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﺭﻙ ﺍﻷﺳﻔﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ

"Celakalah siapa saja yang mendzalimi ahlu baitku, mereka akan diadzab bersama orang-orang munafiq di dasar neraka."[19]

📚Referensi Kitab 📚
[1] Kanz al-Ummal (12/98)
[2] Faraid al-Simthin (2/256)
[3] Al-Dur al-Mansur (7/349), Fadhail al-Sahabah (2/661)
[4] Dzakhair al-Uqba : 218, al-Showaiq al-Muhriqah : 230.
[5] Jami’ al-Akhbar : 214.
[6] Al-Kasyaf (3/403)
[7] Al-Mu’jam al-Ausath (4/212)
[8] Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/162), al-Dur al-Mansur (7/349)
[9] Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (4/392), Majma’ al-Zawaid (7/580)
[10] Al-Mu’jam al-Kabir (11/142), al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/161)
[11] Al-Mu’jam al-Kabir (3/81)
[12] Ihya al-Mait al-Suyuthi : 53
[13] Dzakhoir al-Uqba : 39
[14] Yanabi’ al-Mawaddah (2/378)
[15] Kanz al-Ummal (12/103)
[16] Ihya al-Mait : 53
[17] Dzakhoir al-Uqba : 20
[18] Tafsir al-Qurthubi (16/22)
[19] Yanabi’ al-Mawaddah (2/326)

[Pondok Habib]

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

KEPADA SIAPA ENGKAU BERMAKSIAT?


Bilal bin Sa’ad berkata,
“ Janganlah engkau melihat kecilnya dosa suatu maksiat yang engkau lakukan (sehingga engkau meremehkannya), tapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat?”

(Jauhar Shifatush Shafwah)

**
Imam al-Ghazali rahimahullah berkata, “Diantara sebab dosa kecil menjadi besar adalah seorang hamba menganggap remeh dosa tersebut dan tidak bersedih (karena dosa yang pernah dia lakukan).” (Al-Arba’in fii Ushuulid diin, hal. 226)

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Mintalah Pertolongan Kepada Allah


الحــديث التاسع عشر
HADITS KE-19

  عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ يَوْماً، فَقَالَ :يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ

[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً]

Dari Abu al-Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, Suatu saat saya berada di belakang Nabi ﷺ, maka beliau bersabda, “Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”

[Riwayat Turmudzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain Turmudzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di depanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan bersama kemudahan]

وفي رواية غير الترمذي: «اِحفظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً»

Dalam riwayat selain at-Tirmidzi, “Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah saat lapang, maka Dia akan mengenalmu saat susah. Ketahuilah! Apa yang meleset bagimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset. Ketahuilah! Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, sesungguhnya kelapangan itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.”

[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 2516), Musnad Ahmad (I/293, 303, 307-308), Musnad Abu Ya’la (no. 2549), al-Mustadrak (III/541, 542), dan al-Mu’jam al-Kabir lith Thabrani (no. 11243, 11426, 11560, 12988)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-20                                                                                       Hadits ke-18 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

JALAN MENUJU TAUBAT


Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Alhamdulillah. Puji dan syukur hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dzat Yang Maha Memiliki dan Maha Mengurus seluruh alam ini. Allah yang menciptakan kita dan hanya kepada Allah kita pasti akan kembali. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad ﷺ.

Allah Subhanahu wa Ta;ala‎ berfirman,
“... dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31)

Saudaraku, banyak peristiwa yang tidak diduga terjadi dalam keseharian kita. Di antara peristiwa-peristiwa itu tidak sedikit yang mengejutkan kita karena mengingatkan kita pada kejadian di masa lalu yang hampir kita lupakan. Dan, di antara peristiwa-peristiwa itu boleh jadi ada yang mengakibatkan dosa.

Misalnya, kita jadi teringat jika sewaktu masih sekolah tingkat SMU, kita pernah mencuri buah mangga bersama teman-teman, atau kita pernah menjahili seseorang, atau kelakuan lainnya yang merugikan orang lain. Padahal saat itu kita sudah baligh dan setiap amal kita sudah dicatat untuk dipertanggungjawabkan kelak.

Nah, fenomena seperti itu, yaitu saat kita diingatkan kembali akan dosa-dosa kita yang hampir terlupakan oleh kita, merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena hal ini menjadi pembuka jalan untuk kita bertaubat atas dosa-dosa di masa lalu yang belum sempat kita taubati. Sedangkan semakin kita memperbanyak taubat akan semakin bening bersih hati kita. Semakin bersih hati, maka semakin selamat dan bahagia menjalani hidup ini.

Masya Allah. Karena kasih sayang Allah-lah kita bertemu dengan berbagai kejadian yang mengingatkan kita pada dosa-dosa kita. Karena biasanya manusia akan lebih fokus pada keburukan orang lain pada dirinya, sementara ia abai terhadap keburukan dirinya sendiri kepada orang lain. Padahal inilah sumber masalah terbesar dalam hidup kita, yaitu manakala kita tidak serius memeriksa diri, memeriksa amal perbuatan dan lalai dalam bertaubat.

Tiada kejadian sekecil apapun di dalam hidup kita kecuali pasti atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu tidak ada yang sia-sia, dalam setiap peristiwa pasti ada maksudnya. Oleh karena itu, semoga kita termasuk orang-orang yang rajin mentafakuri berbagai kejadian, sehingga apapun kejadiannya itu bisa mengantarkan kita menjadi pribadi yang senantiasa bertaubat, membersihkan diri dari noda-noda dosa. Aamiin yaa Robbal ’aalamiin.

Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Islam Agama Damai



Islam itu damai, bukan dengan saling membid'ahkan, saling mengkafirkan bahkan saling fentungan ...

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Amal Tergantung Niat


الحــديث الأول
HADITS PERTAMA

  عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْت رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.”

[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah A-Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907] 

[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689, 6953), Shahih Muslim (no. 1907), Sunan Abu Dawud (no. 2201), Sunan at-Tirmidzi (no. 1647), Sunan Ibnu Majah (no. 4227), Sunan an-Nasa`i (I/59-60), Musnad Ahmad (I/25, 43), Sunan ad-Daruquthni (I/136), dan Shahih Ibnu Khuzaimah (no. 455)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-02                                                                                       


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

Masjid Kewalian dan Kompleks Makam Kalisoka


Sejarah Tegal tidak lepas kaitannya dengan Desa Kalisoka, sebuah desa yang terletak di barat laut Kantor Pemkab Tegal. Secara administratif, Kalisoka ikut dalam Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal. Di tempat inilah sejarah Tegal dimulai.

Setelah rombongan Ki Gede Sebayu hijrah dari Kerajaan Pajang menuju Purbalingga atau tempat keberadaan bapak dari Ki Gede Sebayu, Pangeran On-Dje. Namun sesampainya di sana, ternyata bapak Ki Gede Sebayu sudah lama meninggal, sehingga rombongan melanjutkan perjalanan ke utara. Hingga sampai di Tegal.

Ki Gede Sebayu membagi rombongan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan keahliannya. Salah satunya rombongan ditempatkan di Kalisoka. Sebelum Ki Gede Sebayu datang, memang sudah ada desa tersebut. Di tempat inilah Ki Gede Sebayu bersama keluarganya tinggal dan membangun pondok pesantren dan masjid yang kini dinamakan sebagai Masjid Kewalian Kalisoka.


Konon, dari pembangunan masjid itulah awal mula berdirinya Slawi. Diambil dari jumlah pendekar yang berusaha mengambil kayu jati yang akan digunakan sebagai saka masjid. Di depan masjid (sebelah timur) terdapat sebuah sungai yang cukup lebar dan posisinya tepat di sisi masjid, di sebrang masjid tersebut kabarnya merupakan lokasi Kraton Kalisoka. Namun sayangnya hingga sekarang tidak diketemukan bekas-bekas kratonnya maupun cerita mengapa kraton tersebut tidak ada bekasnya sama sekali. Yang ada kini hanyalah sawah-sawah warga.

Pada masa kepemimpinan Tumenggung Tegal / Pangeran Purbaya pusat pemerintahan Tegal berpindah ke Kraton Kaloran yang kini menjadi SMKK. Setelah pusat pemerintahan berpindah ke Kraton Kaloran, berpindah lagi ke Balaikota Lama (DPRD Kota Tegal) dan karena politik pada saat itu, Tegal menjadi dua. Sehingga, pusat peerintahan Kabupaten Tegal pindah kembali ke kantor Pemkab Tegal sekarang. Sedangkan Pemkot Tegal menempati Balaikota Tegal yang sekarang.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Terlepas dari sejarah zaman dahulu, banyak peninggalan-peninggalan penting yang hingga kini masih berdiri dengan baik, sebut saja Masjid Kewalian Kalisoka, Komplek Makam Mbah Purbaya yang ada di belakang masjid, komplek Makam Anggawana, dan tempat khalwat.

Yang cukup menarik untuk ditelisik lagi adalah Masjid Kewalian atau penduduk menyebutnya Masjid Wali atau Masjid Kalisoka. Masjid ini masih terjaga dengan baik, meskipun ada beberapa bagian yang direnovasi. Di pelataran masjid terdapat jam matahari yang dulu digunakan untuk menentukan waktu sholat. Hingga kini jam tersebut masih ada, meskipn sudah tidak digunakan lagi.

Menara masjid menjulang tinggi. Di bagian dalam terdapat mimbar yang bentuknya masih tradisional, tampak kelambu hijau yang menutupi mimbar tersebut. Pintu dan jendela masih menggunakan kayu jati yang sangat awet. Atap masjid tidak terlalu tinggi, mekipun begitu, masjid ini memiliki lantai bawah tanah yang lantai tersebut dekat dengan bibir sungai. Untuk tempat wudhu sangat unik, kita tidak adakn menemukan kran air untuk wudhu, yang ada hanyalah kolam besar dengan beberapa gayung untuk mengambil air. Tempat wudhu tersebut hampir digunakan pada masjid-masjid model lama.

Di selatan masjid ini ada mata air yang tidak berhenti mengalir, warga menyebutnya dengan nama Tuk Dandang. Hingga sekarang pun warga masih menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Foto situsbudaya.id

Pemakaman Purbaya terdapat makam-makam orang penting dalam sejarah ada makam Pangeran Purbaya yang legendaris beserta keluarganya, ada juga makam keturunan Ki Gede Sebayu dan keturunanya. Makam ini sangat dihormati oleh warga sekitar. Sehingga apabila kita hendak masuk ke dalam kompleks makam, alas kaki harus dilepas.

Baca juga : Wisata Ziarah Tegal 

Makam Hanggawana posisinya tidak terlalu jauh dengan Masjid Kalisoka ini. Hanya berjarak sekitar 200 meter dan lokasinya berada di samping jalan raya. Di samping makam juga terdapat Masjid Kasepuhan Ki Ageng Anggawana. Masjid ini merupakan masjid baru.

Pemkab Tegal beserta organisasi masyarakat sudah lama sekali membangun Kalisoka sebagai kawasan reiligi, namun baru tahun-tahun ini rencana tersebut mulai sedikit demi sedikit terlaksana, yaitu dengan adanya ziarah makam Kalisoka pada saat hari jadi Kabupaten Tegal.

Sumber : wisatategal

Baca Selengkapnya »



Newer Posts Older Posts

Hari Jum'at Sebagai Petunjuk Umat Islam


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى
.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullahﷺ bersabda, "Kita adalah umat yang akhir, namun umat yang terdepan pada hari kiamat, dan kita adalah orang-orang yang masuk surga pertama kali, hanya saja umat-umat lain diberi kitab sebelum kita, sedangkan kita diberi kitab setelah mereka, lalu mereka berselisih, kemudian Allah memberi kita petunjuk mengenai kebenaran yang mereka selisihkan. Maka (Jum'at) inilah hari yang mereka perselisihkan, yang ditunjukkan oleh Allah kepada kita. Hari Jum'at ini milik kita, besok (Sabtu) adalah milik orang Yahudi, dan besok lusa (Ahad) adalah milik orang Nashrani." (HR. Muslim)


Related Post
  • SEBAIK-BAIK HARI ADALAH JUM'AT 
  • RAHASIA KEAGUNGAN DAN KEAJAIBAN HARI JUM’AT 
  • KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT NABI DI HARI JUM'AT

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Untaian Kalam Hikmah #02


Al-Imam Fudhail bin ‘Iyadh menyebutkan 3 ciri UJUB :

Apabila IBLIS telah berhasil melakukan tiga perkara terhadap diri anak ADAM, maka ia akan berkata, Aku tidak akan menuntutnya dengan perkara yang lain.

Tiga hal itu adalah,
Dia ujub kepada dirinya sendiri
Dia berasa amalnya sudah banyak
Dia melupakan dosa-dosanya

**
Astaghfirullah, beristigfarlah, mohon perlindungan Allah dari godaan syeitan yang terkutuk. Semoga sebanyak apapun harta dan amalan yang kita perbuat, tidak menjadikan kita berpuas hati bahkan mengagumi diri sendiri.


Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Quote Islami #07


“ Seringkali orang berbicara tentang ISLAM dengan klaim berbicara atas nama ISLAM secara keseluruhan. Padahal sebenarnya ia hanya berbicara atas nama kelompok atau pemikirannya sendiri."

(KH. Abdurrahman Wahid : Islamku Islam Anda Islam Kita, 334)




Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Masjid Al-Hilal Katanga



Masjid Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka adalah salah satu masjid tertua di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Dinamakan Masjid Katangka karena berlokasi di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Selain itu, masjid ini disebut Katangka, karena bahan baku dasar dari masjid tersebut diyakini diambil dari pohon Katangka.

Sebuah prasasti menginformasikan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1603, tetapi beberapa sejarawan meragukan informasi ini. Pendapat lain mengatakan bahwa masjid dibangun pada awal abad ke-18.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Masjid Al Hilal Katangka dulunya merupakan masjid Kerajaan Gowa. Letak masjid berada di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin. Lokasi makam yang diyakini sebagai tempat berdirinya Istana Tamalate, istana raja Gowa ketika itu. Sebuah jalan yang dikenal sebagai Batu Palantikang, merupakan jalan yang sering dilintasi raja dan keluarga menuju masjid.

Masjid Katangka didirikan di atas lahan sekitar 150 meter persegi. Masjid ini memiliki ciri khas seperi memiliki satu kubah, atap dua lapis menyerupai bangunan joglo. Bangunan ini juga memiliki empat tiang penyangga, yang berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang besar dibagian tengah. Jendela masjid ini berjumlah enam serta memiliki lima pintu. Atap dua lapis berarti dua kalimat syahadat, empat tiang berarti empat sahabat nabi, jendela bermakna rukun iman ada enam dan lima pintu bermakna rukun Islam.

Bagian kubah dipengaruhi oleh arsitektur Jawa dan lokal, tiang dipengaruhi oleh budaya Eropa, sedangkan bagian mimbar sangat kental dengan pengaruh kebudayaan China, ini terlihat pada atap mimbar yang mirip bentuk atap klenteng. Di sekitar mimbar juga masih terpasang keramik dari Cina yang konon dibawa oleh salah satu arsiteknya yang berasal dari sana.

Ciri khas lainnya, dan ini terjadi di hampir seluruh bangunan kuno adalah pada bagian dinding yang terbuat dari batu bata itu cukup tebal, yakni mencapai 120 sentimeter (cm). Penyebab utamanya karena masjid ini juga pernah dijadikan sebagai benteng pertahanan saat Raja Gowa melawan penjajah.

Masjid ini telah mengalami enam kali renovasi. Pertama pada tahun 1816, atau pada masa Raja Gowa XXX atas nama Sultan Abd Rauf. Kemudian pada 1884, yang dilakukan oleh Raja Gowa XXXII, Sultan Abd Kadir. Berturut-turut kemudian pada tahun 1963 oleh Gubernur Sulsel, tahun 1971 oleh Kanwil Dikbud Sulsel, tahun 1980, Swaka Sejarah dan Purbakala sulsel dan terakhir tahun 2007. Pada renovasi terakhir, itu dilakukan atas swadaya dari pengurus masjid dan bantuan dari masyarakat.

Sumber : wikipedia

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Masjid Merah Panjunan



Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid Merah Panjunan terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat banyak pengrajin tembikar atau jun.

Masjid Panjunan semula bernama mushala Al-Athya namun karena pagarnya yang terbuat dari bata merah menjadikan masjid ini lebih terkenal dengan sebutan Masjid Merah Panjunan. Awalnya masjid ini merupakan tajug atau mushala sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha.

Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi masjid.

Meskipun pendiri Masjid Merah Panjunan adalah seorang keturunan Arab, dan Kampung Panjunan adalah merupakan daerah permukiman warga keturunan Arab, namun pengaruh budaya Arab terlihat sangat sedikit pada arsitektur bangunan Masjid Merah Panjunan ini. Barangkali ini adalah sebuah pendekatan kultural yang digunakan dalam penyebaran Agama Islam pada masa itu.

Arsitektur Masjid Panjunan merupakan perpaduan budaya Hindu, Cina, dan Islam. Sekilas masjid ini tidak seperti masjid pada umumnya karena memang bentuk bangunannya menyerupai kuil hindu, adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Beberapa keramik buatan Cina yang menempel pada dinding konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong Tien Nio.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Ruangan utama Masjid Merah Panjunan langit-langitnya ditopang oleh lebih dari lima pasang tiang kayu. Umpak pada tiang penyangga juga memperlihatkan pengaruh kebudayaan lama. Sementara keramik yang menempel pada dinding memperlihatkan pengaruh budaya Cina dan Eropa.

Pada bagian mihrab dihiasi dengan keramik yang indah. Lengkung pada mihrab pun yang berbentuk paduraksa juga memperlihatkan pengaruh budaya lama. Di Masjid Merah Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk shalat sehari-hari, tidak untuk ibadah shalat Jum'at, atau shalat berjama'ah di Hari Raya Islam.

Tampak muka Masjid Merah Panjunan yang terbuat dari susunan batu bata merah yang pintu gapuranya memperlihatkan pengaruh Hindu dari zaman Majapahit yang banyak bertebaran di daerah Cirebon. Gapura yang susunan batanya berwarna merah memberikan nama tengah kepada masjid ini. Adalah Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati yang membangun tembok keliling bata merah setinggi 1,5 m dan ketebalan 40 cm pada tahun 1949.

Baca juga : Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon 

Masjid Merah Panjunan yang terletak di Jl. Kolektoran No.43, Panjunan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat ini telah dimasukkan sebagai benda cagar budaya.


Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Quote Islami #03


“ HENDAKNYA TUJUANMU ADALAH MENYEBARKAN ILMU bukan mengalihkan perhatian orang-orang kepadamu. Setelah itu,,, jangan kau pedulikan apakah mereka menerimamu atau berpaling darimu.””

(Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani)


۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Nasihat Mbah KH. Maimun Zubair Bagi Para Santri


Suatu ketika beliau memberi nasihat tertulis kepada para santrinya dan mengatakan:

ينبغي للطالب سيما في آخر الزمان أن يتعلمون يتلمذ عند عالم يتصل نسبه إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، أو يدرس كتابا من مؤلفات العالم الذي هو من ذرية الرسول صلى الله عليه وسلم. وذلك العالم يسمى في الاصطلاح بعترة الرسول

Seyogyanya bagi seorang pelajar apalagi di jaman akhir, belajar di bawah naungan ahli ilmu yang sanadnya sampai pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau mempelajari karya-karya orang alim yang masih ada hubungan darah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

لأن في آخر الزمان يتزلزل إيمان شخص كقطعة من قطع الليل، يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا ويمسي مؤمنا ويصبح كافرا ولا ينجو إيمان إلا إيمان من أحياه الله بالعلم.والعلم مآله إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، الذي بابه الأعظم سيدنا علي بن أبي طالب كرم الله وجهه، وهو صحابي

Karena di jaman akhir, iman seseorang kerap kali tidak stabil ibarat malam cepat berlalu, kerapkali seorang laki-laki berstatus mukmin di pagi hari, dan berstatus kafir di sore hari, begitu juga sebaliknya.Dan tidaklah iman seorang hamba akan selamat kecuali jika Allah hidupkan kembali dengan Ilmu. Dan ilmu Agama hanya bersumber dari Rasulullah, berpintukan Sayyid Ali bin Abi Thalib selaku sahabat Nabi.

لكن كثيرا من الصحبة ليس من أهل البيت أو من ذرية الرسول، لكن أكثرهم من الأجانب مثل أبي بكر وعمر وعثمان وأبي بكر. والصحبة هم العالمون، والعالم مثل النجم، والصحبة هم الأنجم الزهر كما قال سيدنا محمد أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم

Hanya saja, tidak sedikit Sahabat-sahabat Nabi yang bukan Ahlul Bait atau kerabat Nabi, Akan tetapi melalui jalur nasab berbeda seperti Abu Bakar, Umar dan Sayyid Utsman. Para sahabat adalah ahlul ilmi seluruhnya, orang alim itu ibarat bintang-bintang, dan para sahabat Nabi adalah bintang-bintang seluruhnya, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam: Sahabat-sahabatku bagaikan bintang, siapapun yang kalian ikuti, dia itu kalian mendapat petunjuk.

وفي حق أهل بيته قال رسول الله: إن مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك، رواه الحاكم

Rasulullah bersabda seputar keistimewaan garis keturunannya: Sesungguhnya perumpamaan keluargaku di antara kalian, bagaikan perahu Nabi Nuh 'alaihissalam, barangsiapa yang menaikinya beruntunglah dia, dan barangsiapa yang membelakanginya hancurlah. (HR. Hakam).

وقال الديبعي: وسفين للنجاة إذا * خفت من طوفان كل أذى فانج فيها لا تكون كذا * واعتصم بالله واستعن

Imam ad-Diba’i berkata: Dan perahu (Ahlul Bait) untuk keberuntungan saat kau khawatir akan setiap musibah *Maka keberuntungan akan didapati (bagi yang menaikinya) musibah tidak akan menerkamnya. Mintalah perlindungan dan pertolongan kepada Allah.

من هم تلك السفينة قال :أهل بيت المصطفى الطهر * هل أمان الأرض فادكر شبهوا بالأنجم الزهر * مثل ما قد جاء في السنن

Siapakah perahu itu, Imam ad-Diba’i berkata: Mereka adalah Ahlul Bait yang suci, mereka adalah tonggak keamanan bumi. Mereka diumpamakan bintang-bintang dan bunga, seperti yang telah disebutkan di dalam hadits-hadits Nabi.

Sumber: sarkub.com


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

TIGA CARA EFEKTIF MEMBUANG RASA MALAS


Malas bisa menyerang siapa saja dan kapan serta dimana saja. Oleh karena itu, ayo kita kenali bersama-sama apa malas itu dan mengapa malas itu hadir serta bagaimana cara mengusirnya.

Dalam satu bahasan psikologi malas itu diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan.

Wujudnya bisa bermacam-macam. Diantaranya adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dan selalu mencari alasan-alasan pembenaran. Tentu saja, sikap seperti itu merupakan perilaku negatif yang sangat merugikan, baik masa kini lebih-lebih masa depan.

Pertanyannya, mengapa malas itu hadir? Ada banyak sebab. Meski pada prinsipnya malas juga bagian dari sifat bawaan manusia. Tetapi, dalam hal ini kita tetap perlu mengetahui, mengapa malas itu hadir.

√ PERTAMA, malas hadir karena hati kita lebih tertarik pada hal-hal yang mengasyikkan atau melenakan. Seperti tidur saat Shubuh, itu kan enak dalam pengertian malas. Kemudian main gad-get, itu kan asyik dan melenakan, sehingga tanpa terasa seseorang tanpa sadar dan penyesalan kehilangan waktu.

√ KEDUA, malas hadir karena belum adanya kesungguhan hati untuk berkomitmen mendisiplinkan diri, baik dalam hal waktu, tugas, maupun ibadah. Kalau seseorang tidak benar-benar mengikrarkan diri dan berusaha mati-matian untuk disiplin alias tidak malas, sampai kapanpun malas akan mudah menyerang.

√ KETIGA, faktor pergaulan. Bagaimana kita mau disiplin belajar, ibadah dan mengerjakan tugas sekolah, kalau kita bergaulnya sama orang-orang yang malas, suka hura-hura dan sebagainya.

MENGUSIR MALAS

Kalau begitu bagaimana cara mengusir malas? Secara teori baik dalam tinjauan psikologis dan motivasi banyak cara. Tetapi, coba deh resep (resap)yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ.

✔ PERTAMA, MEMAHAMI KONSEP WAKTU

“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah waktu sehatmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (HR. Imam Bukhari)

Pahami benar pentingnya waktu. Kalau ada hal paling misteri di muka bumi ini, itulah waktu. Mengapa kita tidak boleh menunda apalagi malas, karena waktu tak ada yang bisa jamin. Dan, boleh jadi saat kita menunda suatu pekerjaan pada suatu waktu, eh ternyata kala waktu itu tiba, datang kesibukan lainnya. Akhirnya apa? Ya ujung-ujungnya, semua gak ada yang terlaksana. Jatuh deh kredibilitas diri kita.

Oleh karena itu, kita harus benar-benar memahami konsep waktu ini dengan baik. Sebab waktu tak akan pernah bisa kembali. Itulah mengapa Imam Ghazali mengatakan yang terjauh dari hidup kita itu adalah waktu.

✔ KEDUA, MILIKLAH MENTAL BERSEGERA DALAM KEBAIKAN DAN AMPUNAN-NYA

Setelah memahami pentingnya waktu, ikutilah perintah Allah Ta’ala untuk kita bersegera dalam kebaikan dan ampunan Allah Ta’ala. Ya, kalau dengar adzan, berjuanglah untuk bisa sholat tepat waktu, syukur berjama’ah ke masjid.

✔ KETIGA, BERDOALAH KEPADA ALLAH TA'ALA

Trik dan tips apapun tidak akan benar-benar menyelamatkan diri kita dari malas jika tanpa pertolongan Allah kepada kita.

Oleh karena itu Rasulullah ﷺ mengajarkan kita sebuah doa agar dilindungi dari sifat malas.

“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud).

Wallahu a’lam.

Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts
Subscribe to: Posts (Atom)

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse