Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Bicara Hidayah » BERUSAHA MENJADI MANUSIA SUCI, BUKAN MERASA DIRI PALING SUCI


BERUSAHA MENJADI MANUSIA SUCI, BUKAN MERASA DIRI PALING SUCI

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

Janganlah kita merasa suci di hadapan orang lain apalagi merasa diri paling suci, jangan pula menganggap diri paling baik dengan menganggap rendah orang lain dan jangan pula menganggap diri paling mulia dengan memandang sebelah mata kepada masyarakat kelas bawah, orang yang ekonominya lemah, mempunyai penyakit, pekerjaan sebagai pesuruh, pedagang keliling, petani, nelayan dan mereka yang tidak memiliki status sosial.

Bisa jadi mereka memang bukanlah orang yang dikenal di dunia akan tetapi dikenal dan menjadi bahan pembicaraan penduduk langit, kenapa demikian? karena hati mereka yang bersih dari penyakit dan di dalam hati mereka tiada menyimpan rasa iri, dengki, dendam serta senantiasa tulus menjalani kehidupan dengan banyak bersabar.

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)

Ditambahkan di dalam surat Al-Hujuraat ayat 13:
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap jika dilarang untuk merasa diri seorang yang suci atau merasa seolah-olah lebih shalih dari orang lain jika dibandingkan dengan orang yang terlihat seperti bukan ahli ibadah, jarang puasa dan lain sebagainya.

Sedangkan kita misalnya adalah seorang yang senantiasa menghiasi hari-hari di waktu siang dan malam dengan ibadah, puasa senin-kamis, sedekah di mana-mana hingga ibadah haji atau sering pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah.

Merasa suci tidaklah terpuji, karena dalam bahasa Indonesia saja kata-kata merasa konotasinya bisa menjadi negatif, seperti merasa baik padahal belum tentu baik, merasa diri paling shalih padahal masih jauh dari kata shalih apalagi merasa diri suci.

Merasa suci adalah membicarakan tentang keadaan seseorang, sedangkan berusaha untuk menyucikan diri adalah bicara tentang sebuah proses seseorang dalam menggapai ridha Ilahi.

Bicara sebuah keadaan tentu jauh berbeda dengan membicarakan sebuah proses, karena sebuah hasil tidaklah menjadi berarti tanpa proses bermakna disertai dengan kesungguhan seseorang dalam menggapainya.

Islam mengajarkan kepada kita bukan dengan memiliki sifat “merasa”, melainkan berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menjadi pribadi menawan yang senantiasa haus akan siraman ruhani yang bisa menyehatkan jiwa dan raga yaitu berusaha memiliki sifat “senantiasa untuk terus menyucikan diri”.

PROSES MENYUCIKAN DIRI

Proses yang sejatinya bisa membawa manusia menuju keberuntungan dan kebahagiaan dalam kehidupannya, senada dengan ayat Al-Qur'an yang terkandung di dalam surat Asy-Syams ayat 9-10:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Ditambahkan di surat Al-A’laa ayat 14-15:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.”

Inilah hakikat kehidupan dunia, selama ini kita hanya melihat sesuatu dari yang nampak saja yang kita anggap baik. Kita memandang sesuatu yang kita sukai padahal belum tentu di sisi Allah disukai, kita membenci sesuatu hal padahal di dalamnya bisa jadi tersimpan banyak hikmah dan kebaikan yang bisa kita petik, kita memandang orang lain kurang berbahagia dengan kehidupannya, bisa jadi dia lebih berbahagia dari kita.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

"Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS. An Nisaa: 19)

Betullah Al-Qur'an menggambarkan manusia dengan sifat lemah karena tiada mengetahui hakikat kehidupan kecuali dengan bimbingan dari Allah Ta’ala yang tersimpan di dalam Al-Qur'an sebagaimana dijelaskan di beberapa ayat:

"dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS. An Nisaa: 28)

"dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf: 21)

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai." (QS. Ar-Ruum: 7)

"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17)

Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ


Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse