Kadang, kita mendapatkan kondisi atau kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Maksud hati ingin mendapatkan A, kita malah mendapatkan B padahal hal ini tidak kita inginkan. Lalu kebanyakan orang mengeluh. Padahal, kita sudah membaca ayat Al-Qur'an yang cukup populer ini.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Bapak para nabi ini memiliki segudang kisah inspiratif yang mengandung jutaan hikmah di dalamnya. Gelar bapak para nabi ini dimulai ketika Ibrahim 'alaihissalam ingin memiliki keturunan. Kisahnya bermula ketika Ibrahim 'alaihissalam menikahi anak pamannya nan cantik jelita, Sarah. Di usia pernikahannya yang sudah cukup lama, Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah masih belum dikaruniai seorang anak. Keinginan memiliki keturunan ini begitu menggebu-gebu. Tak heran. Setiap pasangan pasti ingin memiliki keturunan yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya. Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah hanya bisa pasrah. Karena bagaimanapun di atas sana ada Dzat Yang Maha Segalanya. Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah menganggap ini sebagai ujian di dalam pernikahan mereka.
Suatu hari, Ibrahim dan Sarah hijrah ke Mesir. Kala itu, Mesir dipimpin oleh raja yang dzalim yang hobinya mengoleksi wanita. Kedatangan Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah tercium oleh sang raja. Terlebih kecantikan Sarah yang membuat sang raja ingin memilkinya. Sang raja pun memaksa Ibrahim menyerahkan Sarah. Ujian kembali menimpa Ibrahim 'alaihissalam. Kedatangan pertamanya ke Mesir harus disambut dengan perlakuan tak pantas seorang raja. Sarah pun berdo'a. Ketika itu sang raja merasa lehernya tiba-tiba tercekik. Merasa ketakutan, akhirnya Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah diminta pergi oleh raja. Sebelum pergi, raja memberikan seorang hamba sahaya kepada mereka. Namanya Hajar.
Do'a Ibrahim pun terjawab, dari pernikahannya dengan Hajar, lahirlah seorang anak tampan bernama Ismail. Memang sekilas menyakitkan bagi Sarah. Anak pertama Ibrahim 'alaihissalam bukan berasal dari dirinya. Sarah pun ingin mempunyai anak. Tapi kisahnya tak berhenti sampai di situ. Tak lama kemudian, Allah mengaruniai anak dari Sarah. Anak itu diberi nama Ishaq. Kedua putra Ibrahim ini diutus menjadi nabi, pembawa risalah Islam. Do'a Ibrahim dan Sarah terjawab sudah.
Subhanallah!!
Skenario Allah memang indah..
“Barangsiapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbahagialah menjadi seorang Muslim. Di saat cobaan datang bertubi-tubi, seorang Muslim diajarkan bagaimana mengelola hati sehingga hatinya tetap sabar dan yakin akan hadirnya sentuhan hangat tangan Sang Khaliq. Di saat nikmat turun dari langit, seorang Muslim diajarkan bagaimana menata hati sehingga hatinya senantiasa bersyukur dan menepis jauh kemungkinan munculnya dengki.
Terkadang kita selalu berpikir, mengapa seringkali terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan harapan kita. Plot cerita yang telah dirancang sebelumnya seringkali tidak berjalan mulus dikarenakan hadirnya hal-hal di luar kendali kita. Tak jarang diri ini tak kuasa menahan emosi yang muncul. Tapi di situlah letak nikmat dari ujiannya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dan tabah menjalani segala ujian-Nya.
(Al-Habib Quraisy Baharun)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Bapak para nabi ini memiliki segudang kisah inspiratif yang mengandung jutaan hikmah di dalamnya. Gelar bapak para nabi ini dimulai ketika Ibrahim 'alaihissalam ingin memiliki keturunan. Kisahnya bermula ketika Ibrahim 'alaihissalam menikahi anak pamannya nan cantik jelita, Sarah. Di usia pernikahannya yang sudah cukup lama, Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah masih belum dikaruniai seorang anak. Keinginan memiliki keturunan ini begitu menggebu-gebu. Tak heran. Setiap pasangan pasti ingin memiliki keturunan yang akan melanjutkan perjuangan dakwahnya. Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah hanya bisa pasrah. Karena bagaimanapun di atas sana ada Dzat Yang Maha Segalanya. Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah menganggap ini sebagai ujian di dalam pernikahan mereka.
Suatu hari, Ibrahim dan Sarah hijrah ke Mesir. Kala itu, Mesir dipimpin oleh raja yang dzalim yang hobinya mengoleksi wanita. Kedatangan Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah tercium oleh sang raja. Terlebih kecantikan Sarah yang membuat sang raja ingin memilkinya. Sang raja pun memaksa Ibrahim menyerahkan Sarah. Ujian kembali menimpa Ibrahim 'alaihissalam. Kedatangan pertamanya ke Mesir harus disambut dengan perlakuan tak pantas seorang raja. Sarah pun berdo'a. Ketika itu sang raja merasa lehernya tiba-tiba tercekik. Merasa ketakutan, akhirnya Ibrahim 'alaihissalam dan Sarah diminta pergi oleh raja. Sebelum pergi, raja memberikan seorang hamba sahaya kepada mereka. Namanya Hajar.
Do'a Ibrahim pun terjawab, dari pernikahannya dengan Hajar, lahirlah seorang anak tampan bernama Ismail. Memang sekilas menyakitkan bagi Sarah. Anak pertama Ibrahim 'alaihissalam bukan berasal dari dirinya. Sarah pun ingin mempunyai anak. Tapi kisahnya tak berhenti sampai di situ. Tak lama kemudian, Allah mengaruniai anak dari Sarah. Anak itu diberi nama Ishaq. Kedua putra Ibrahim ini diutus menjadi nabi, pembawa risalah Islam. Do'a Ibrahim dan Sarah terjawab sudah.
Subhanallah!!
Skenario Allah memang indah..
“Barangsiapa yang tidak ridha terhadap ketentuan-Ku, dan tidak sabar atas musibah dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbahagialah menjadi seorang Muslim. Di saat cobaan datang bertubi-tubi, seorang Muslim diajarkan bagaimana mengelola hati sehingga hatinya tetap sabar dan yakin akan hadirnya sentuhan hangat tangan Sang Khaliq. Di saat nikmat turun dari langit, seorang Muslim diajarkan bagaimana menata hati sehingga hatinya senantiasa bersyukur dan menepis jauh kemungkinan munculnya dengki.
Terkadang kita selalu berpikir, mengapa seringkali terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan harapan kita. Plot cerita yang telah dirancang sebelumnya seringkali tidak berjalan mulus dikarenakan hadirnya hal-hal di luar kendali kita. Tak jarang diri ini tak kuasa menahan emosi yang muncul. Tapi di situlah letak nikmat dari ujiannya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dan tabah menjalani segala ujian-Nya.
(Al-Habib Quraisy Baharun)
#kalamhikmah
Related Post
- HAPUS AIR MATAMU, JANGAN BERSEDIH LAGI
- WUJUDKAN HAJATMU DENGAN KALIMAT-KALIMAT SUCI
- BERAKHLAQ SEBELUM BERILMU
- CUKUP JADIKAN ALLAH SEBAGAI PENOLONG