Oleh : Ustadz Muhammad Al-Habsyi
Seorang murid pernah bertanya kepada Syaikh Ali Jum’ah, Mufti Mesir: “Syaikh, dalam buku Anda tertulis bahwa membaca shalawat adalah satu-satunya ibadah yang pasti diterima oleh Allah. Apakah benar demikian? Mohon penjelasannya.”
Syaikh Ali Jum’ah menjawab: “Ya benar, saya menulis demikian. Bershalawat Nabi adalah amalan yang pasti diterima oleh Allah. Jika kamu bersedekah, dan kamu ingin dipuji, maka sedekahmu sia-sia. Begitu pula jika kamu shalat karena ingin diperhatikan manusia, shalatmu tanpa pahala. Tapi jika kamu bershalawat, walaupun kamu riya', kamu tetap akan mendapatkan pahala, karena shalawat berhubungan dengan Nabi Allah yang agung, yaitu Nabi Muhammad.
Dalam kitab Al-Fawaid al-Mukhtarah, Syaikh Abdul Wahab asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Imam asy-Syadzili berkata,
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Aku bertanya, “Ada hadits yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?” Nabi ﷺ menjawab, “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan para malaikat-Nya untuk senantiasa memohonkan do'a kebaikan dan ampunan bagi orang tersebut (yang membaca shalawat). Terlebih jika ia membaca dengan hati yang hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya. Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdo'a tidak dimulai dengan memuja Allah Subhanahu wa Ta'ala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.
Baginda Nabi ﷺ mendengar ada seseorang yang sedang berdoa tapi tidak dibuka dengan memuja Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi ﷺ bersabda, “Orang ini terburu-buru.” Kemudian Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati, “Jika diantara kalian berdo'a, maka harus diberi pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Apalagi jika bertepatan dengan hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya. Karena Nabi ﷺ bersabda dalam sebuah hadits:
“Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian dihaturkan kepadaku.”
Ulama sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah ﷺ. Ada penyair yang berkata:
“Senantiasalah membaca shalawat, sebab shalawat pasti diterima. Adapun amal yang lain mungkin saja diterima atau ditolak, kecuali shalawat pasti diterima.”
Wallahu a'lam.
Related Post
Seorang murid pernah bertanya kepada Syaikh Ali Jum’ah, Mufti Mesir: “Syaikh, dalam buku Anda tertulis bahwa membaca shalawat adalah satu-satunya ibadah yang pasti diterima oleh Allah. Apakah benar demikian? Mohon penjelasannya.”
Syaikh Ali Jum’ah menjawab: “Ya benar, saya menulis demikian. Bershalawat Nabi adalah amalan yang pasti diterima oleh Allah. Jika kamu bersedekah, dan kamu ingin dipuji, maka sedekahmu sia-sia. Begitu pula jika kamu shalat karena ingin diperhatikan manusia, shalatmu tanpa pahala. Tapi jika kamu bershalawat, walaupun kamu riya', kamu tetap akan mendapatkan pahala, karena shalawat berhubungan dengan Nabi Allah yang agung, yaitu Nabi Muhammad.
Dalam kitab Al-Fawaid al-Mukhtarah, Syaikh Abdul Wahab asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Imam asy-Syadzili berkata,
رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ ﷺ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ؟ قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Aku bertanya, “Ada hadits yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?” Nabi ﷺ menjawab, “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan para malaikat-Nya untuk senantiasa memohonkan do'a kebaikan dan ampunan bagi orang tersebut (yang membaca shalawat). Terlebih jika ia membaca dengan hati yang hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya. Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdo'a tidak dimulai dengan memuja Allah Subhanahu wa Ta'ala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.
عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا. ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ ﷺ ثُمَّ يَدْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح
Baginda Nabi ﷺ mendengar ada seseorang yang sedang berdoa tapi tidak dibuka dengan memuja Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi ﷺ bersabda, “Orang ini terburu-buru.” Kemudian Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati, “Jika diantara kalian berdo'a, maka harus diberi pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Apalagi jika bertepatan dengan hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya. Karena Nabi ﷺ bersabda dalam sebuah hadits:
قال رسول الله ﷺ: إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ رواه ابو داود
“Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian dihaturkan kepadaku.”
Ulama sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah ﷺ. Ada penyair yang berkata:
أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ # فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ
أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا # اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
“Senantiasalah membaca shalawat, sebab shalawat pasti diterima. Adapun amal yang lain mungkin saja diterima atau ditolak, kecuali shalawat pasti diterima.”
Wallahu a'lam.
Related Post
- Shalawat Adalah Ibadah Terdahsyat
- Pahala Yang Tak Sanggup Dihitung Malaikat
- Shalawat Yang Tak Akan Sirna Pahalanya