Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat indah dan gagah..
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi..
Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya..
Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya..
Maka teman-temannya berkata : "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.."
Si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar...
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali, bersama 5 ekor kuda liar lainnya..
Lalu teman-temannya berkata : "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.."
Si petani tetap hanya diam saja..
Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah..
Teman-temannya berkata : "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.."
Si petani tetap diam tanpa komentar..
Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan..
Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis : "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.."
Si petani kemudian berkomentar :
"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dg mengatakan nasib baik atau jelek..
Semuanya adalah suatu rangkaian proses yang belum selesai...
Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini..
Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok..
Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok..
Tetapi yang pasti, ALLAH paling tahu yang terbaik buat kita...
Bagian kita adalah, mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini..
Jalan yang dibentangkan ALLAH belum tentu yang tercepat, bukan pula yang termudah.. tapi sudah pasti yang terbaik..."
Semoga menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk diri dan sesama.
Robbana taqobbal minna
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
Sumber: fp. Cafe Rumi Jakarta
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi..
Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya..
Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya..
Maka teman-temannya berkata : "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.."
Si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar...
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali, bersama 5 ekor kuda liar lainnya..
Lalu teman-temannya berkata : "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.."
Si petani tetap hanya diam saja..
Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah..
Teman-temannya berkata : "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.."
Si petani tetap diam tanpa komentar..
Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan..
Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis : "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.."
Si petani kemudian berkomentar :
"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dg mengatakan nasib baik atau jelek..
Semuanya adalah suatu rangkaian proses yang belum selesai...
Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini..
Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok..
Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok..
Tetapi yang pasti, ALLAH paling tahu yang terbaik buat kita...
Bagian kita adalah, mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini..
Jalan yang dibentangkan ALLAH belum tentu yang tercepat, bukan pula yang termudah.. tapi sudah pasti yang terbaik..."
Semoga menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk diri dan sesama.
Robbana taqobbal minna
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
Sumber: fp. Cafe Rumi Jakarta