Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Masjid Nusantara » Wisata Religi » Masjid Bingkudu


Masjid Bingkudu

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn


Masjid Jamik Bingkudu adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan oleh kaum Padri di tengah kecamuk perang Padri di Sumatera Barat pada tahun 1823. Masjid dengan arsitektur khas Minangkabau ini terletak di Jorong Bingkudu, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Saat mulai didirikan, bangunan masjid ini terbuat dari bahan kayu, mulai dari lantai, tiang, hingga dinding masjid.


Saat ini, selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam dan sarana pendidikan agama bagi pelajar, Masjid Bingkudu juga digunakan sebagai kantor pusat Tim Koordinasi Pemberantasan Kemiskinan Jorong Bingkudu. Bahkan jauh sebelumnya, telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Agam sebagai cagar budaya pada tahun 1989. Sehingga pada tahun 1991, masjid ini mulai mengalami pemugaran secara keseluruhan.

Selain keasliannya yang tetap terjaga, arsitektur pada masjid ini juga sangat mudah untuk dikenali, terutama pada bentuk atap yang terdiri dari 3 tingkatan dengan sedikit cekungan. Saat mulai didirikan, masjid ini memakai sistem pasak, yaitu pola bangunan yang tidak menggunakan paku pada setiap sambungan kayu.

Bangunan masjid yang terletak di kaki gunung Marapi pada ketinggian 1.050 m di atas permukaan laut ini, dibangun di sebidang tanah seluas 60 x 60 meter persegi, dengan luas bangunan 21 x 21 meter. Sedangkan tinggi bangunan dari permukaan tanah sampai ke puncak (atap) adalah sekitar 19 meter. Masjid ini memiliki konstruksi bangunan yang terbuat dari kayu dengan tatanan atap bertingkat 3 berbahan ijuk. Seperti halnya Rumah Gadang, bangunan masjid ini memiliki kandang atau kolong setinggi 1,5 meter.

Ruang utama masjid ini berbentuk persegi berukuran 21 x 21 meter. Tiang utama terletak di tengah ruang utama berbentuk segi enambelas dengan diameter 75 cm. Sedangkan tiang-tiang di sekeliling tiang utama berbentuk segi duabelas dengan diameter 30 sampai 40 cm. Terdapat pula 5 tiang pada bagian mihrab masjid ini, dengan mihrab terletak di sebelah barat yang sedikit menjorok keluar.

Ruang utama juga dihiasi dengan lampu gantung kuno dan beberapa lampu dinding yang terpasang pada setiap tiang di dalam masjid. Lampu-lampu tersebut berfungsi sebagai penerang sekaligus aksesoris masjid. Selain itu, pada bagian depan ruang utama terdapat mimbar tua yang tahun pembuatannya dapat dirujuk dari tulisan angka 1316 Hijriyah (sekitar tahun 1906) pada bagian mahkota mimbar. Mimbar berbentuk huruf "L" tersebut terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan tangga naik dan tangga turun yang sengaja dibuat terpisah, dengan tangga naik dibuat menghadap ke depan sedangkan tangga turun mengarah ke samping.

Pintu masuk ruang utama terdapat di sebelah timur. Di dalamnya terdapat 53 buah tiang berdiameter antara 30-40 cm dengan bentuk segi duabelas dan enambelas, juga terdapat sebuah tiang sebagai tonggak macu yang terdapat di tengah-tengah berbentuk segi enambelas berdiameter 75 cm. Di dalam masjid terdapat sebuah lampu gantung kuno dan beberapa buah lampu dinding kuno yang terpasang pada tiang-tiang masjid. Hiasan ukiran terdapat pada tiang-tiang bagian atas dan pada balok pengikat antara satu tiang dengan tiang lainnya merupakan kekhasan Masjid Bingkudu.

Mihrab masjid terdapat di sebelah barat menjorok keluar dari bangunan utama. Mimbar masjid tidak terdapat di dalamnya, tetapi terletak di depannya. Mimbar terbuat dari ukiran kayu dengan hiasan warna keemasan dibuat tahun 1906, berbentuk huruf 'L.' Memiliki tangga naik menghadap ke depan dan tangga turun mengarah kesamping. Pada bagian kiri dan kanan tangga tersebut terdapat pipi tangga berukir dengan motif sulur-suluran. Pada mahkota mimbar terukir kaligrafi, dan pada bagian atas juga ditemukan tulisan angka 1316 H (1906 M).

Masjid Bingkudu dilengkapi dengan sebuah menara yang dibangun sekitar tahun 1957. Menara dengan tinggi 11 meter ini terletak di depan masjid yang dirancang seperti kubah dengan bentuk lingkaran persegi delapan. Di dalam menara terdapat 21 anak tangga yang memutar ke arah kiri. Menara tersebut merupakan pengganti menara lama yang letaknya terpisah dari bangunan utama di utara. Sebelum disambar petir, menara lama memiliki 100 anak tangga, kemudian dipotong dan dialihfungsikan sebagai rumah garin dan tempat musyawarah tokoh masyarakat sekitarnya.

Sebelumnya, atap ijuk pada masjid ini sempat diganti dengan seng pada tahun 1957. Penggantian tersebut dilakukan oleh masyarakat setempat mengingat kondisi atap ijuk yang telah lapuk dimakan usia. Kemudian 2 tahun setelah masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya dan diserahkan kepada pemerintah Kabupaten Agam pada tahun 1989, masjid ini mengalami pemugaran secara keseluruhan. Sehingga atap masjid yang telah diganti menjadi seng dikembalikan ke ijuk, dan bagian-bagian yang lapuk diganti lalu dicat lagi sebagaimana aslinya.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Pemugaran masjid ini sendiri pada tahun 1989 dilakukan oleh Proyek Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatera Barat dengan jenis pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali atap, plafon, jendela, dan menara. Kemudian dilanjutkan dengan pemugaran 1 makam, tempat wudhu, mimbar, mihrab, kolam, pemasangan penangkal petir pada menara, penataan lingkungan, pengecatan ulang, dan pembuatan pintu gerbang

Sebelum pengeras suara ada, masjid-masjid di Indonesia umumnya menggunakan bedug sebagai penananda masuknya waktu shalat. Bedug dipukul ketika waktu untuk salat tiba, kemudian akan dilanjutkan dengan kumandang adzan. Seperti masjid tua lainnya di Indonesia, masjid ini juga memiliki bedug atau disebut tabuah dalam bahasa Minang. Masjid ini memiliki bedug dengan diameter 60 cm dan panjang mencapai 3,1 meter, terbuat dari pohon kelapa dengan penutup dari kulit sapi. Sebagai salah satu budaya Islam Indonesia, keberadaan bedug di masjid ini masih tetap dipertahankan.

Tempat wudhu masjid ini berbentuk persegi panjang yang dibuat terpisah dari bangunan utama di selatan. Di sekitarnya, terdapat 3 kolam ikan. Tidak jauh dari kolam-kolam tersebut, terdapat makam Syeikh Ahmad Taher, ulama setempat yang dikenal sebagai pendiri sekolah pendidikan Islam Madrasah Ulumi Syriah yang meninggal pada tanggal 13 Juli 1962.

Selain tempat wudhu dan kolam ikan, masjid ini dilengkapi pula dengan fasilitas pendukung lain seperti tempat parkir. Selain itu, beberapa sarung dan mukena juga telah disediakan di dalam masjid bagi jamaah perempuan yang ingin menunaikan ibadah shalat namun tidak membawa perlengkapannya.

Sumber : wikipedia



Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse