وعليك - يا أخي بإصلاح سريرتك
حتى تصير خيراً من علانيتك الصالحة، وذلك لأن السريرة موضع نظر الحق، والعلانية مطمح نظر الخلق، وما ذكر الله تعالى السر والعلن في كتابه إلا وبدأ بذكر السر
وكان من دعائه عليه الصلاة والسلام: "اللهم اجعل سريرتي خيراً من علانيتي واجعل علانيتي صالحة" ومتى صلحت السريرة صلحت العلانية لا محالة، فإن الظاهر أبداً يكون تبعاً للباطن صلاحاً وفساداً. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن في الجسد مُضغة إذا صلحت صلح بها سائر الجسد وإذا فسدت فسد بها سائر الجسد ألا وهي القلب
Wahai saudaraku! Hendaklah engkau selalu memperbaiki bathinmu bahkan lebih baik dari lahirmu, yang terbaik, itu karena bathin adalah tempat pandangan Allah, sedangkan lahir adalah tempat pandangan makhluk. Apabila Allah menyebut sir (bathin) dan alan (lahir) di dalam Al-Qur`an, pasti Dia akan mendahulukan menyebut sir.
Di antara do'a Rasulullah ﷺ adalah,
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ سَرِيْرَتِىْ خَيْرًامِنْ عَلَا نِيَتِىْ وَاجْعَلْ عَلَى نِيَتِىْ صَالِحَةً
“Ya Allah, jadikanlah bathinku lebih baik dari lahirku dan jadikanlah anggota lahirku beramal shaleh.”
Dapat dipastikan jika bathin sudah baik, pasti lahir baik. Karena baik buruknya hal yang nyata selalu tergantung pada hal tersembunyi. Sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ,
إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ بِهَا سَائِرُالْجَسَدِ وَإِذَافَسَدَ تْ فَسَدَ بِهَاسَائِرُالْجَسَدِ أَلَا وَهِىَ الْقَلْبُ
“Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, maka seluruh tubuh pun baik. Dan bila rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa ia adalah hati.”
(واعلم) أن من ادعى أن له سريرة عامرة وكان قد خَرَّبَ علانيته بترك الطاعات الظاهرة فهو مدَّع كذاب، ومن اجتهد في إصلاح علانيته بتحسين زيه وهيئته وتقويم لسانه ووزن حركاته وسكناته في قعوده وقيامه ومشيه وترك باطنه مشحوناً بخبائث الأخلاق ورذائل الطباع، فهو من أهل التصنع والرياء المعرضين عن المولى
Ketahuilah, siapa yang mengakui bahwa bathinnya telah bersih dan terpelihara dari keburukan, tetapi ia selalu meninggalkan ibadah yang bersifat lahir, seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lainnya, maka sebenarnya ia telah memproklamirkan dirinya sebagai pendusta.
Sebaliknya, siapa yang hanya memperbaiki lahiriahnya dengan memperbaiki segala aktivitasnya dalam bicara, duduk, berdiri dan berjalan, tetapi bathinnya terpenuhi dengan akhlak dan perangai buruk, maka ia tergolong ahli tasunnu` (orang yang suka berpura-pura) riya` dan orang yang berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta'ala,
فإياك يا أخي أن تستر شيئاً لو ظهر للناس كنت تستحي من ظهوره حياء ينشأ من خوف الاستقباح. قال بعض العارفين: لا يكون الصوفي صوفياً حتى يكون بحيث لو طيف بجميع ما في باطنه على طبق في السوق ما استحيا من ظهور شيء منه؛ فإن لم تقدر أن تجعل سريرتك خيراً من علانيتك فلا أقل من أن تسوي بينهما
فيكون امتثالك لأمر الله واجتنابك لنهيه وتعظيمك لحرماته ومسارعتك في مرضاته في الخلاء والملأ على حد سواء. وهذه أول قدم يضعها العبد في طريق المعرفة الخاصة فاعلم ذلك. وبالله التوفيق
فصل
Wahai saudaraku, jangan sekali-kali engkau menyembunyikan sesuatu yang seandainya tampak oleh orang lain, engkau akan merasa malu, yang muncul dari rasa takut dicela orang.
Sebagian orang bijaksana berkata,
“Seseorang belum disebut sufi sampai ia tidak lagi merasa malu seandainya bathinnya diletakkan di atas tsalam lalu dipertontonkan di tengah-tengah pasar.”
Jika engkau tak mampu menjadikan bethinmu lebih baik dati lahirmu, maka setidak-tidaknya jadikanlah keduanya sama baiknya. Dengan demikian engkau sudah mengikuti perintah Allah. Menjauhi larangan-Nya, mengagungkan-Nya, dan bersungguh-sungguh dalam mencari ridha-Nya, baik dalam kesendirianmu maupun kebersamaanmu dengan orang banyak. Dan inilah langkah pertama yang dipijakkan oleh seorang hamba menuju makrifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. billahi Taufik.
(Risalatul Mu'awwanah)