Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Uncategories » Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah

Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

BAB II : Bersuci


فصل - علامات البلوغ ثلاث : تمام خمس عشرة سنه في الذكروالأنثى ، والاحتلام في الذكر والأنثى لتسع سنين ، و الحيض في الأنثى لتسع سنين
Fasal Satu

Adapun tanda-tanda baligh (mencapai usia remaja) seseorang ada tiga, yaitu:
  1. Berumur seorang laki-laki atau perempuan limabelas tahun.
  2. Bermimpi (junub) terhadap laki-laki dan perempuan ketika melewati sembilan tahun.
  3. Keluar darah haidh sesudah berumur sembilan tahun.

فصل - شروط إجزاء الحَجَرْ ثمانية: أن يكون بثلاثة أحجار، وأن ينقي المحل، وأن لا يجف النجس، ولا ينتقل، ولا يطرأ عليه آخر، ولا يجاوز صفحته وحشفته، ولا يصيبه ماء، وأن تكون الأحجار طاهرة
Fasal Dua

Syarat boleh menggunakan batu untuk beristinja ada delapan, yaitu:
  1. Menggunakan tiga batu.
  2. Mensucikan tempat keluar najis dengan batu tersebut.
  3. Najis tersebut tidak kering.
  4. Najis tersebut tidak berpindah.
  5. Tempat istinja tersebut tidak terkena benda yang lain sekalipun tidak najis.
  6. Najis tersebut tidak berpindah tempat istinja (lubang kemaluan belakang dan kepala kemaluan depan).
  7. Najis tersebut tidak terkena air.
  8. Batu tersebut suci.

فصل - فروض الوضوء ستة: الأول:النية ، الثاني : غسل الوجه ، الثالث: غسل اليدين مع المرفقين ، الرابع : مسح شيء من الرأس ، الخامس : غسل الرجلين مع الكعبين ، السادس :الترتيب
Fasal Tiga

Rukun wudhu ada enam, yaitu:
  1. Niat.
  2. Membasuh muka.
  3. Membasuh kedua tangan serta siku.
  4. Menyapu sebagian kepala.
  5. Membasuh kedua kaki serta buku lali.
  6. Tertib.

فصل - النية : قصد الشيء مقترنا بفعله ، ومحلها القلب والتلفظ بها سنة ، ووقتها عند غسل أول جزء من الوجه ، والترتيب أن لا يقدم عضو على عضو
Fasal Empat

Niat adalah menyengaja suatu (perbuatan) berbarengan (bersamaan) dengan perbuatannya di dalam hati. Adapun mengucapkan niat tersebut maka hukumnya sunnah, dan waktunya ketika pertama membasuh sebagian muka.
Adapun tertib yang dimaksud adalah tidak mendahulukan satu anggota terhadap anggota yang lain (sebagaimana yang telah tersebut).


فصل - الماء قليل وكثير : القليل مادون القلتين ، والكثير قلتان فأكثر. القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير . والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغيرطعمه أو لونه أو ريحه
Fasal Lima

Air terbagi kepada dua macam; Air yang sedikit. Dan air yang banyak.
Adapun air yang sedikit adalah air yang kurang dari dua qullah . Dan air yang banyak itu adalah yang sampai dua qullah atau lebih.
Air yang sedikit akan menjadi najis dengan sebab tertimpa najis ke dalamnya, sekalipun tidak berubah. Adapun air yang banyak maka tdak akan menjadi najis kecuali air tersebut telah berubah warna, rasa atau baunya.


فصل - موجبات الغسل ستة: إيلاج الحشفة في الفرج ، وخروج المنى والحيض والنفاس والولادة والموت
Fasal Enam

Yang mewajibkan mandi ada enam perkara, yaitu:
  1. Memasukkan kemaluan (kepala dzakar) ke dalam farji (kemaluan) perempuan.
  2. Keluar air mani.
  3. Mati.
  4. Keluar darah haidh (datang bulan).
  5. Keluar darah nifas (darah yang keluar setelah melahirkan).
  6. Melahirkan.

فصل - فروض الغسل اثنان : النية ، وتعميم البدن بالماء
Fasal Tujuh

Fardhu-fardhu (rukun) mandi yang diwajibkan ada dua perkara, yaitu:
  1. Niat mandi wajib.
  2. Menyampaikan air ke seluruh tubuh dengan sempurna.

شروط الوضوء عشرة : الإسلام ، والتمييز ، والنقاء عن الحيض والنفاس وعما يمنع وصول الماء إلى البشرة ، وأن لا يكون على العضو ما يغير الماء الطهور ، ودخول الوقت، والموالاة لدائم الحدث
Fasal Delapan

Syarat-syarat wudhu` ada sepuluh, yaitu:
  1.  Islam.
  2. Tamyiz (cukup umur dan berakal).
  3. Suci dari haidh dan nifas.
  4. Lepas dari segala hal dan sesuatu yang bisa menghalang sampai air ke kulit.
  5. Tidak ada sesuatu disalah satu anggota wudhu` yang merubah keaslian air.
  6. Mengetahui bahwa hukum wudhu` tersebut adalah wajib.
  7. Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari fardhu–fardhu wudhu` hukumnya sunnah (tidak wajib).
  8. Kesucian air wudhu` tersebut.
  9. Masuk waktu shalat yang dikerjakan.
  10. Muwalat.
Dua syarat terakhir ini khusus untuk da`im al-hadats .


فصل - نوا قض الوضوء أربعة أشياء : الأول الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ريح أو غيره إلا المنى ، الثاني زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ، ممكن مقعده من الأرض ، الثالث التقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين من غير حائل ، الرابع مس قبل الآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع
Fasal Sembilan

Yang membatalkan wudhu` ada empat, yaitu:
  1. Apabila keluar sesuatu dari salahsatu kemaluan seperti angin dan lainnya, kecuali air mani.
  2. Hilang akal seperti tidur dan lain lain, kecuali tidur dalam keadaan duduk rapat bagian punggung dan pantatnya dengan tempat duduknya, sehingga yakin tidak keluar angin sewaktu tidur tersebut.
  3. Bersentuhan antara kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim baginya dan tidak ada penghalang antara dua kulit tersebut seperti kain dll. ”Mahram”: (orang yang haram dinikahi seperti saudara kandung).
  4. Menyentuh kemaluan orang lain atau dirinya sendiri atau menyentuh tempat pelipis dubur (kerucut sekeliling) dengan telapak tangan atau telapak jarinya.

فصل - من انتقض وضوؤه حرم عليه أربعه أشياء : الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله 

ويحرم على الجنب ستة أشياء: الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن

ويحرم بالحيض عشرة أشياء : الصلاة والطواف ومس المصحف وحمله واللبث في المسجد وقراءة القرآن والصوم والطلاق والمرور في المسجد إن خافت تلويثه والاستمتاع بما بين السرة والركبة
Fasal Sepuluh

Larangan bagi orang yang berhadats kecil ada tiga, yaitu:
  1. Shalat, fardhu maupun sunnah.
  2. Thawaf (keliling Ka`bah tujuh kali).
  3. Menyentuh kitab suci Al-Qur`an atau mengangkatnya.
Larangan bagi orang yang berhadats besar (junub) ada lima, yaitu:
  1. Shalat.
  2. Thawaf.
  3. Menyentuh Al-Qur`an.
  4. Membaca Al-Qur`an.
  5. I`tikaf (berdiam di masjid).
Larangan bagi perempuan yang sedang haidh ada sepuluh, yaitu:
  1. Shalat.
  2. Thawaf.
  3. Menyentuh Al-Qur`an.
  4. Membaca Al-Qur`an.
  5. Puasa
  6. I'tikaf di masjid.
  7. Masuk ke dalam masjid sekalipun hanya untuk sekedar lewat jika ia takut akan mengotori masjid tersebut.
  8. Cerai, karena itu, dilarang suami menceraikan isterinya dalam keadaan haidh.
  9. Jima`.
  10. Bersenang-senang dengan isteri di antara pusar dan lutut.

فصل - أسباب التيمم ثلاثة: فقد الماء ، والمرض ، والاحتياج إليه لعطش حيوان محترم

غير المحترم ستة : تارك الصلاة والزاني المحصن والمرتد والكافر الحربي والكلب العقور والخنزير
Fasal Sebelas

Sebab-sebab yang membolehkan tayammum ada tiga hal, yaitu:
  1. Tidak ada air untuk berwudhu`.
  2. Ada penyakit yang mengakibatkan tidak boleh memakai air.
  3. Ada air hanya sekedar mencukupi kebutuhan minum manusia atau binatang yang muhtaram .
Adapun selain muhtaram ada enam macam, yaitu:
  1. Orang yang meninggalkan shalat wajib.
  2. Kafir Harbiy (yang boleh dibunuh).
  3. Murtad.
  4. Penzina dalam keadaan Ihshan (orang yang sudah beraqad nikah yang sah).
  5. Anjing yang menyalak (tidak mentaati pemiliknya atau tidak boleh dipelihara).
  6. Babi.

فصل - شروط التيمم عشرة: أن يكون بتراب وان يكون التراب طاهرا وأن لا يكون مستعملا ولا يخالطه دقيق ونحوه وأن يقصده وأن يمسح وجهه ويديه بضربتين وأن يزيل النجاسة أولا وأن يجتهد في القبلة قبله وأن يكون التيمم بعد دخول الوقت وأن يتيمم لكل فرض
Fasal Dua Belas

Syarat-syarat mengerjakan tayammum ada sepuluh, yaitu:
  1. Bertayammum dengan tanah.
  2. Menggunakan tanah yang suci tidak terkena najis.
  3. Tidak pernah dipakai sebelumnya (untuk tayammaum yang fardhu).
  4. Murni dari campuran yang lain seperti tepung dan seumpamanya.
  5. Mengqoshod atau menghendaki (berniat) bahwa sapuan dengan tanah tersebut untuk dijadikan tayammum.
  6. Masuk waktu shalat fardhu tersebut, sebelum tayammum.
  7. Bertayammum tiap kali shalat fardhu tiba.
  8. Berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam mencari arah kiblat sebelum memulai tayammum.
  9. Menyapu muka dan dua tangannya dengan dua kali mengusap tanah tayammum secara masing-masing (terpisah).
  10. Menghilangkan segala najis di badan terlebih dahulu.

فصل - فروض التيمم خمسة : الأول : نقل التراب ، الثاني : النية ، الثالث : مسح الوجه ، الرابع : مسح اليدين إلى المرفقين ، الخامس : الترتيب بين المسحتين
Fasal Tiga Belas

Rukun-rukun tayammum ada lima, yaitu:
  1. Memindah debu.
  2. Niat.
  3. Mengusap wajah.
  4. Mengusap kedua belah tangan sampai siku.
  5. Tertib antara dua usapan.

فصل - مبطلات التيمم أربعة : ما أبطل الوضوء والردة وتوهم الماء إن تيمم لفقده 
Fasal Empat Belas

Perkara yang membatalkan tayammum ada tiga, yaitu:
  1. Semua yang membatalkan wudhu.
  2. Murtad.
  3. Ragu-ragu terdapatnya air, apabila dia bertayammum karena tidak ada air.

فصل - الذي يظهر من النجاسة ثلاثة : الخمر إذا تخللت بنفسها . وجلد الميتة إذا دبغ وما صارا حيوانا 
Fasal Lima Belas

Perkara yang menjadi suci dari yang asalnya najis ada tiga, yaitu:
  1. Khamar (air yang diperah dari anggur) apabila telah menjadi cuka.
  2. Kulit binatang yang disamak.
  3. Semua najis yang telah berubah menjadi binatang.

فصل - النجاسة ثلاثه : مغلظة ومخففة ومتوسطة . المغلظة : نجاسة الكلب والخنزير وفرع أحدهما . والمخففة : بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين. والمتوسطة سائر النجاسات
Fasal Enam Belas

Macam macam najis ada tiga, yaitu:
  1. Najis besar (Mughalladzah), yaitu anjing, babi atau yang lahir dari salah satunya.
  2. Najis ringan (Mukhaffafah), yaitu air kencing bayi yang tidak makan, selain susu dari ibunya, dan umurnya belum sampai dua tahun.
  3. Najis sedang (Mutawassithah), yaitu semua najis selain dua yang di atas.

فصل - المغلظة : تطهر بسبع غسلات بعد إزالة عينها ،إحداهن بتراب . والمخففة : تطهر برش الماء عليها مع الغلبة وإزالة عينها

والمتوسطة تنقسم إلى قسمين: عينية وحكميه . العينية : التي لها لون وريح وطعم فلا بد من إزالة لونها وريحها وطعمها . والحكمية : التي لا لون لها ولا ريح ولاطعم لها يكفيك جري الماء عليها
Fasal Tujuh Belas

Cara menyucikan najis-najis:
Najis besar (Mughalladzah), menyucikannya dengan membasuh sebanyak tujuh kali, salah satunya menggunakan debu, setelah hilang „ayin (benda) yang najis.
Najis ringan (Mukhaffafah), menyucikannya dengan memercikkan air secara menyeluruh dan menghilangkan „ayin yang najis.
Najis sedang (Mutawassithah) terbagi dua bagian, yaitu:
  1. Ainiyyah yaitu najis yang masih nampak warna, bau, atau rasanya, maka cara menyucikan najis ini dengan menghilangkan sifat najis yang masih ada.
  2. Hukmiyyah, yaitu najis yang tidak nampak warna, bau dan rasanya, maka cara menyucikan najis ini cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis tersebut.

فصل - أقل الحيض : يوم وليله وغالبة ستة أوسبع وأكثره خمسة عشرة يوما بلياليها . أقل الطهر بين الحيضتين خمسة عشرة يوما وغالبه أربعة وعشرون يوما أو ثلاثة وعشرون يوما ولاحد لأكثرة .أقل النفاس مجة وغالبة أربعون يوما وأكثرة ستون يوما
Fasal Delapan Belas

Darah haid yang keluar paling sedikit sehari semalam, namun pada umumnya selama enam atau tujuh hari, dan tidak akan lebih dari 15 hari. Paling sedikit masa suci antara dua haid adalah 15 hari, namun pada umumnya 24 atau 23 hari, dan tidak terbatas untuk masa sucinya. Paling sedikit masa nifas adalah sekejap, pada umumnya 40 hari, dan tidak akan melebihi dari 60 hari.


 << Bab 3 : Shalat                                                                                 Bab 1 : Aqidah >>


Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse