Syaikh Abdul Qodir al-Jailani mengatakan,
“Kebanyakan dari kalian tidak bersentuhan dengan kenyataan. Kalian berpura-pura mempraktikkan Islam, sedangkan pada kenyataannya kalian tidak mengamalkannya secara sungguh-sungguh. Celakalah kalian!! Kalian hanya menyandang nama Islam saja, tetapi tidak mendatangkan kebaikan apa pun karena kalian melalaikannya.
Kalian mungkin melaksanakan syariat, tetapi hanya pada lahirnya saja, tanpa pengamalan batin. Pengamalanmu hanya di lapisan lahir sehingga tak bernilai sama sekali. Bentuk lahiriah kalian mungkin berada di mihrab, tetapi wujud batin kalian sedang PAMER (riya') dan kalian sedang berbuat MUNAFIK. Dari permukaan kalian dipandang shaleh dan penuh pengabdian kepada ALLAH, padahal kenyataannya tidak karena wujud batin kalian penuh dengan hal-hal HARAM.
Kalian mungkin melihat diri kalian bersih dari noda dalam padangan para ahli syariat tetapi bagaimana mungkin kalian dapat lolos dari keadaan tak tercela pada pandangan para ahli ilmu (ahlul-‘ilm). Para ahli ilmu mampu melihat mereka dengan Cahaya ALLAH dan mengenali Kebenaran (Al-Haqq).
Jika dilihat oleh mata kaum awam, mungkin kalian adalah orang-orang yang melaksanakan shalat, berpuasa, selalu bertasbih, membayar zakat, menunaikan haji, berprilaku wara’, bertakwa dan zuhud. Namun sebaliknya, jika dilihat oleh ahlul-‘ilm, kalian adalah orang-orang MUNAFIK, DAJJAL, dan penghuni NERAKA.
Mereka mampu melihat puing-puing kehancuran rumah-rumah kalian dan bangunan agama kalian. Mereka mampu melihat tanda-tandanya melalui wajah-wajah kalian. Namun, untuknya mereka tidak mengatakan apa pun kepada kalian. Kedekatannya kepada ALLAH membuat mereka telah menutup mulut mereka. Karena perindungan-Nya telah membuat lidah-lidah mereka tertahan.
Karena itu, kalian harus mengamalkan hakikat Islam, agar iman bisa datang kepada kalian secara sempurna, kemudian mampu menumbuhkan keyakinan kalian, memahami ma’rifatullah, mampu melakukan munajat dan muhadatsah kepada-Nya.
Maka, gunakan akal sehat kalian! Janganlah kalian puas hanya dengan bentuk-bentuk luar ibadah semata. Kerjakanlah kewajiban-kewajiban kalian, lakukan dengan tulus, sebab dengan begitu kalian akan diselamatkan.”
(Syaikh Abdul Qodir al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir)
“Kebanyakan dari kalian tidak bersentuhan dengan kenyataan. Kalian berpura-pura mempraktikkan Islam, sedangkan pada kenyataannya kalian tidak mengamalkannya secara sungguh-sungguh. Celakalah kalian!! Kalian hanya menyandang nama Islam saja, tetapi tidak mendatangkan kebaikan apa pun karena kalian melalaikannya.
Kalian mungkin melaksanakan syariat, tetapi hanya pada lahirnya saja, tanpa pengamalan batin. Pengamalanmu hanya di lapisan lahir sehingga tak bernilai sama sekali. Bentuk lahiriah kalian mungkin berada di mihrab, tetapi wujud batin kalian sedang PAMER (riya') dan kalian sedang berbuat MUNAFIK. Dari permukaan kalian dipandang shaleh dan penuh pengabdian kepada ALLAH, padahal kenyataannya tidak karena wujud batin kalian penuh dengan hal-hal HARAM.
Kalian mungkin melihat diri kalian bersih dari noda dalam padangan para ahli syariat tetapi bagaimana mungkin kalian dapat lolos dari keadaan tak tercela pada pandangan para ahli ilmu (ahlul-‘ilm). Para ahli ilmu mampu melihat mereka dengan Cahaya ALLAH dan mengenali Kebenaran (Al-Haqq).
Jika dilihat oleh mata kaum awam, mungkin kalian adalah orang-orang yang melaksanakan shalat, berpuasa, selalu bertasbih, membayar zakat, menunaikan haji, berprilaku wara’, bertakwa dan zuhud. Namun sebaliknya, jika dilihat oleh ahlul-‘ilm, kalian adalah orang-orang MUNAFIK, DAJJAL, dan penghuni NERAKA.
Mereka mampu melihat puing-puing kehancuran rumah-rumah kalian dan bangunan agama kalian. Mereka mampu melihat tanda-tandanya melalui wajah-wajah kalian. Namun, untuknya mereka tidak mengatakan apa pun kepada kalian. Kedekatannya kepada ALLAH membuat mereka telah menutup mulut mereka. Karena perindungan-Nya telah membuat lidah-lidah mereka tertahan.
Karena itu, kalian harus mengamalkan hakikat Islam, agar iman bisa datang kepada kalian secara sempurna, kemudian mampu menumbuhkan keyakinan kalian, memahami ma’rifatullah, mampu melakukan munajat dan muhadatsah kepada-Nya.
Maka, gunakan akal sehat kalian! Janganlah kalian puas hanya dengan bentuk-bentuk luar ibadah semata. Kerjakanlah kewajiban-kewajiban kalian, lakukan dengan tulus, sebab dengan begitu kalian akan diselamatkan.”
(Syaikh Abdul Qodir al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir)