Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
Syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”, maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya… (QS. Al-A’raf: 20-22)
Dan firman Allah yang lain,
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?". (QS. Thaha: 120)
Al-Qurthubi mengatakan,
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir dan yang lainnya, bahwa Iblislah pelaku yang menggoda Adam.
Namun ulama berbeda pendapat tentang tata cara Iblis dalam menggoda Adam ‘alaihissalam. Al-Qurthubi menyebutkan adanya dua pendapat dalam hal ini,
Pendapat pertama, Iblis menggoda Adam secara lisan, dalam bentuk dialog dengan ucapan.
Al-Qurthubi mengatakan,
Ulama berbeda pendapat mengenai cara bagaimana Iblis menggoda Adam. Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan mayoritas ulama berpendapat bahwa Iblis menggoda Adam dan Hawa dengan dialog secara lisan. Dalilnya adalah firman Allah (yang artinya), “Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” Adanya sumpah menunjukkan bahwa itu dilakukan secara lisan (bukan bisikan). (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 1/312).
Pendapat kedua, Iblis menggoda Adam melalui was-was dan bisikan hati. Dan bukan secara lisan.
Al-Qurthubi menukil keterangan ulama lainnya,
Sebagian ulama mengatakan, bahwa Iblis tidak masuk surga untuk menemui Adam, setelah dia diusir dari surga. Namun Iblis menggoda Adam dengan kekuatan syaitannya dan was-wasnya kepada Adam, yang kemampuan itu Allah berikan kepadanya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi ﷺ, “Sesungguhnya syaitan mengalir di pembuluh darah bani Adam.”
Dan pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama, mengingat adanya ayat yang menegaskan sumpah Iblis di hadapan Adam.
CARA IBLIS MASUK KEMBALI KE DALAM SURGA
Ada dua pendapat ulama dalam hal ini.
Pendapat pertama, Iblis masuk surga bersama ular
Al-Qurthubi menyebutkan keterangan dari Wahb bin Munabih – ulama tabi'in –, yang diriwayatkan Ibnu Razaq,
Iblis masuk ke dalam surga melalui mulut ular, sebagaimana onta Bukhtiyah, binatang tunggangan yang paling indah, yang Allah ciptakan. Setelah Iblis menawarkan diri ke semua binatang, namun tidak ada yang bersedia mengajaknya masuk surga.
Setelah ular itu masuk ke dalam surga bersama Iblis, keluarnya dia dari perut ular itu. Kemudian dia menuju pohon larangan bagi Adam dan Hawa itu. Pertama kali dia mempengaruhi Hawa. Dia membawa pohon itu ke Hawa.
‘Lihatlah pohon ini, baunya harum, rasanya lezat, dan warnanya indah.’ Dia terus mempengaruhi Hawa, hingga Hawa-pun mengambil pohon itu dan memakannya.
Kemudian baru menggoda Adam.
Kata Hawa, ‘Makanlah, aku sudah makan, tidak ada masalah apa-apa.’
Adam-pun makan dari pohon itu. Tiba-tiba pakaiannya terbuka dan terlihat kemaluan mereka. Mereka telah melakukan dosa.
Lalu Adam masuk ke pohon itu. Dan dipanggil oleh Allah.
“Di mana kamu?” tanya Allah dan (Dia Maha Mengetahui).
‘Saya di sini, Ya Allah’ jawab Adam.
“Mengapa kamu tidak keluar dari situ?” tanya Allah.
‘Saya malu kepada-Mu, Ya Allah.’ Jawab Adam.
Lalu Allah berfirman kepada Adam, “Turunlah ke bumi, asal penciptaanmu.”
Ular itupun dilaknat, dan kakinya dilenyapkan menjadi bagian perutnya, serta dijadikan permusuhan antara ular dengan manusia. Karena itulah, kita diperintahkan untuk membunuhnya… (Tafsir al-Qurthubi, 1/313).
Pendapat kedua, Iblis masih memungkinkan masuk surga, hanya saja tidak dimuliakan dan masuk dalam keadaan terhina.
Al-Baidhawi menyebutkan,
Ada yang mengatakan, dia tidak boleh masuk ke dalam surga dengan penghormatan, sebagaimana dulu dia masuk ke dalam surga bersama para Malaikat. Dan dia tidak dilarang untuk menggoda Adam sebagai ujian bagi Adam dan Hawa. (Tafsir al-Baidhawi, 1/72).
Syeikh al-Amin asy-Syinqithi dalam “Adhwaul Bayan” bahwa beliau berkata,
Para ahli tafsir menyebutkan tentang Iblis tersebut dalam kisah ular, yaitu: bahwa Iblis memasuki ular, dan ular tersebutlah yang membawa Iblis masuk ke dalam surga. Dan para malaikat yang bertugas tidak menyadarinya. Semua ini termasuk cerita israiliyyat, namun realitanya tidak menjadi masalah, artinya bahwa bisa jadi Iblis berdiam di luar surga namun posisinya masih dekat hingga masih bisa mendengarnya dari dalam surga. Atau mungkin juga bahwa Allah sengaja memasukkan Iblis ke surga sebagai ujian bagi Adam dan istrinya bukan kareka kemuliaan Iblis, maka hal tersebut tidak mustahil bagi akal sehat; karena Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Iblis berkomunikasi dengan Adam dan bersumpah kepadanya hingga menjadikan Hawa tergoda.
Namun yang terpenting bagi kita untuk mengimani kejadian tersebut dengan yakin, dan kisah di atas benar-benar telah terjadi, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, dan ladang permusuhan telah terjadi antara Iblis dan bala tentaranya dengan Adam dan keturunannya.
Wallahu a'lam bish-shawab.
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآَتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ . وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ
Syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”, maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya… (QS. Al-A’raf: 20-22)
Dan firman Allah yang lain,
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آَدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?". (QS. Thaha: 120)
Al-Qurthubi mengatakan,
وَلَا خِلَافَ بَيْنَ أَهْلِ التَّأْوِيلِ وَغَيْرِهِمْ أَنَّ إِبْلِيسَ كَانَ مُتَوَلِّيَ إِغْوَاءِ آدَمَ
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir dan yang lainnya, bahwa Iblislah pelaku yang menggoda Adam.
Namun ulama berbeda pendapat tentang tata cara Iblis dalam menggoda Adam ‘alaihissalam. Al-Qurthubi menyebutkan adanya dua pendapat dalam hal ini,
Pendapat pertama, Iblis menggoda Adam secara lisan, dalam bentuk dialog dengan ucapan.
Al-Qurthubi mengatakan,
وَاخْتُلِفَ فِي الْكَيْفِيَّةِ، فَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَجُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ أَغْوَاهُمَا مُشَافَهَةً، وَدَلِيلُ ذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى:” وَقاسَمَهُما إِنِّي لَكُما لَمِنَ النَّاصِحِينَ” وَالْمُقَاسَمَةُ ظَاهِرُهَا الْمُشَافَهَةُ
Ulama berbeda pendapat mengenai cara bagaimana Iblis menggoda Adam. Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan mayoritas ulama berpendapat bahwa Iblis menggoda Adam dan Hawa dengan dialog secara lisan. Dalilnya adalah firman Allah (yang artinya), “Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua.” Adanya sumpah menunjukkan bahwa itu dilakukan secara lisan (bukan bisikan). (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 1/312).
Pendapat kedua, Iblis menggoda Adam melalui was-was dan bisikan hati. Dan bukan secara lisan.
Al-Qurthubi menukil keterangan ulama lainnya,
وقالت طائفة: إن إبليس لم يدخل الجنة إلى آدم بعدما أخرج منها، وإنما أغوى بشيطانه وسلطانه ووساوسه التي أعطاه الله تعالى، كما قال ﷺ: إن الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم
Sebagian ulama mengatakan, bahwa Iblis tidak masuk surga untuk menemui Adam, setelah dia diusir dari surga. Namun Iblis menggoda Adam dengan kekuatan syaitannya dan was-wasnya kepada Adam, yang kemampuan itu Allah berikan kepadanya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi ﷺ, “Sesungguhnya syaitan mengalir di pembuluh darah bani Adam.”
Dan pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama, mengingat adanya ayat yang menegaskan sumpah Iblis di hadapan Adam.
CARA IBLIS MASUK KEMBALI KE DALAM SURGA
Ada dua pendapat ulama dalam hal ini.
Pendapat pertama, Iblis masuk surga bersama ular
Al-Qurthubi menyebutkan keterangan dari Wahb bin Munabih – ulama tabi'in –, yang diriwayatkan Ibnu Razaq,
دخل إبليس الجنة في فم الحية، وهي ذات أربع كالبُخْتِيَة من أحسن دابة خلقها الله تعالى بعد أن عرض نفسه على كثير من الحيوان فلم يدخله الجنة، فلما دخلت به الجنة خرج من جوفها إبليس، فأخذ من الشجرة التي نهى الله آدم وزوجه عنها، فجاء بها إلى حواء فقال: انظري إلى هذه الشجرة، ما أطيب ريحها وأطيب طعمها وأحسن لونها! فلم يزل يغويها حتى أخذتها حواء فأكلتها، ثم أغوى آدم، وقالت له حواء: كل فإني أكلت منها، فلم تضرني، فأكل منها فبدت لهما سوآتهما، وحصلا في حكم الذنب، فدخل آدم في جوف الشجرة، فناداه ربه: أين أنت؟ فقال: أنا هذا يا رب، قال: ألا تخرج؟ قال أستحي منك يا رب، فقال الله لآدم: اهبط إلى الأرض التي خلقت منها، ولعنت الحية، وردت قوائمها في جوفها، وجُعِلت العداوة بينها وبين بني آدم، ولذلك أمرنا بقتلها
Iblis masuk ke dalam surga melalui mulut ular, sebagaimana onta Bukhtiyah, binatang tunggangan yang paling indah, yang Allah ciptakan. Setelah Iblis menawarkan diri ke semua binatang, namun tidak ada yang bersedia mengajaknya masuk surga.
Setelah ular itu masuk ke dalam surga bersama Iblis, keluarnya dia dari perut ular itu. Kemudian dia menuju pohon larangan bagi Adam dan Hawa itu. Pertama kali dia mempengaruhi Hawa. Dia membawa pohon itu ke Hawa.
‘Lihatlah pohon ini, baunya harum, rasanya lezat, dan warnanya indah.’ Dia terus mempengaruhi Hawa, hingga Hawa-pun mengambil pohon itu dan memakannya.
Kemudian baru menggoda Adam.
Kata Hawa, ‘Makanlah, aku sudah makan, tidak ada masalah apa-apa.’
Adam-pun makan dari pohon itu. Tiba-tiba pakaiannya terbuka dan terlihat kemaluan mereka. Mereka telah melakukan dosa.
Lalu Adam masuk ke pohon itu. Dan dipanggil oleh Allah.
“Di mana kamu?” tanya Allah dan (Dia Maha Mengetahui).
‘Saya di sini, Ya Allah’ jawab Adam.
“Mengapa kamu tidak keluar dari situ?” tanya Allah.
‘Saya malu kepada-Mu, Ya Allah.’ Jawab Adam.
Lalu Allah berfirman kepada Adam, “Turunlah ke bumi, asal penciptaanmu.”
Ular itupun dilaknat, dan kakinya dilenyapkan menjadi bagian perutnya, serta dijadikan permusuhan antara ular dengan manusia. Karena itulah, kita diperintahkan untuk membunuhnya… (Tafsir al-Qurthubi, 1/313).
Pendapat kedua, Iblis masih memungkinkan masuk surga, hanya saja tidak dimuliakan dan masuk dalam keadaan terhina.
Al-Baidhawi menyebutkan,
قيل: إنه منع من الدخول على جهة التكرمة كما كان يدخل مع الملائكة، ولم يمنع أن يدخل للوسوسة ابتلاء لآدم وحواء
Ada yang mengatakan, dia tidak boleh masuk ke dalam surga dengan penghormatan, sebagaimana dulu dia masuk ke dalam surga bersama para Malaikat. Dan dia tidak dilarang untuk menggoda Adam sebagai ujian bagi Adam dan Hawa. (Tafsir al-Baidhawi, 1/72).
Syeikh al-Amin asy-Syinqithi dalam “Adhwaul Bayan” bahwa beliau berkata,
Para ahli tafsir menyebutkan tentang Iblis tersebut dalam kisah ular, yaitu: bahwa Iblis memasuki ular, dan ular tersebutlah yang membawa Iblis masuk ke dalam surga. Dan para malaikat yang bertugas tidak menyadarinya. Semua ini termasuk cerita israiliyyat, namun realitanya tidak menjadi masalah, artinya bahwa bisa jadi Iblis berdiam di luar surga namun posisinya masih dekat hingga masih bisa mendengarnya dari dalam surga. Atau mungkin juga bahwa Allah sengaja memasukkan Iblis ke surga sebagai ujian bagi Adam dan istrinya bukan kareka kemuliaan Iblis, maka hal tersebut tidak mustahil bagi akal sehat; karena Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa Iblis berkomunikasi dengan Adam dan bersumpah kepadanya hingga menjadikan Hawa tergoda.
Namun yang terpenting bagi kita untuk mengimani kejadian tersebut dengan yakin, dan kisah di atas benar-benar telah terjadi, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, dan ladang permusuhan telah terjadi antara Iblis dan bala tentaranya dengan Adam dan keturunannya.
Wallahu a'lam bish-shawab.