✅ Basmalah menurut Madzhab Hanafi (Imam Abu Hanifah)
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa Basmalah bukan merupakan bagian dari Al-Fatihah. Adapun membaca Basmalah pada Al-Fatihah ketika shalat hukumnya sunnah dan dibaca secara sirr (samar).
"Basmalah bukanlah ayat dari Al-Fatihah dan bukan pula ayat dari surat-surat yang lain kecuali di tengah-tengah surat An-Naml. Berdasarkan hadits dari Sayyidina Anas radhiyallahu ‘anhu: “Saya shalat bersama Rasulullah ﷺ Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum, maka aku tidak mendengar satu pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim” (HR. Muslim dan Ahmad). Akan tetapi orang yang shalat munfarid (sendiri) membaca Bismillahirrahmanirrahim pada Al-Fatihah di setiap raka'at secara samar, sebagaimana menyamarkan pula pada Ta’min (membaca ‘aaamiiin’), maka pembaca membaca Basmalah dan Ta’min secara samar. Adapun Imam maka tidak membaca Basmalah dan tidak menyamarkan bacaannya supaya tidak menyamarkan di antara dua jahr. Ibnu Mas’ud berkata: “Empat hal yang Imam meringankan bacaannya: ta’awudz, tasmiyah (Basmalah), ta’min, dan tahmid (bacaan: Rabbana lakal hamdu)”. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/22).
"Adapun Imam Abu Hanifah dan para ulama’ madzhabnya berkata tentang membaca Basmalah di dalam shalat secara samar. Mereka tidak meriwayatkan membaca Basmalah secara keras bagi Imam maupun bagi orang yang shalat sendirian. (Basmalah dibaca) setelah istifadah dan sebelum Al-Fatihah untuk mencari berkah dengannya di dalam raka'at pertama seperti halnya ta’awudz menurut kesepakatan riwayat-riwayat dari Imam Abu Hanifah. Membaca Basmalah disunnahkan menurut pendapat yang masyhur di kalangan ulama’ madzhab Hanafi. (Al-Mausu’ah Al-Fiqh Al-Islami I/17).
✅ Basmalah menurut Madzhab Maliki (Imam Malik bin Anas)
Menurut Madzhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al-Fatihah dan tidak disunnahkan membacanya di dalam shalat baik keras maupun samar. Adapun membacanya maka hukumnya makruh.
"Dan menurut Madzhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al-Fatihah. Maka tidak dibaca pada shalat maktubah (shalat lima waktu) baik keras maupun samar, tidak pula dibaca pada Al-Fatihah dan pada surat-surat lain". (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
"Ulama’ Madzhab Maliki berkata: Makruh hukumnya membaca Basmalah di dalam shalat fardhu baik dibaca secara keras maupun samar, kecuali jika si mushalli (orang yang shalat) berniat untuk keluar dari khilaf (perbedaan pendapat) ulama’, maka dia membaca Basmalah di awal surat Al-Fatihah secara samar yang hukumnya sunnah, atau dibaca keras yang hukumnya makruh pada tingkah ini. Adapun pada shalat sunnah maka boleh bagi mushalli untuk membaca Basmalah ketika membaca Al-Fatihah". (Fiqh ‘ala Madzahib Arba’ah I/301).
✅ Basmalah menurut Madzhab Syafi’i (Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i)
Menurut Madzhab Syafi’i, Basmalah merupakan bagian dari ayat surat Al-Fatihah sehingga wajib dibaca ketika shalat. Dan dibaca dengan keras ketika menjadi Imam shalat berjama’ah.
"Adapun menurut Madzhab Syafi’i, Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Tarikh-nya bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ menghitung Al-Fatihah sebanyak tujuh ayat dan menghitung ‘Bismillahirrahmanirrahim’ sebagai salah satu ayat daripadanya. Dan diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni dari Abi Hurairah bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika kalian membaca ‘Alhamdulillah’, maka bacalah ‘Bismillahirrahmanirrahim’. Sesungguhnya itu adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab, dan Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Dan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ salah satu ayat daripadanya”. (1) Dan karena sesungguhnya para sahabat radhiyallahu ‘anhum menetapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ ke dalam pengumpulan Al-Qur'an, maka hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya ‘Bismillahirrahmanirrahim’ adalah ayat daripadanya.”
(1) Dan terdapat hadits lain yang membahas Basmalah. Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih dari Ummi Salamah. Adapun hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni (Subulus Salam 1/173). (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/26).
"Menceritakan kepadaku Abu Thahir, menceritakan kepadaku Abu Bakar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Ishaq as-Shan’ani, menceritakan kepadaku Khalid bin Khadasy, menceritakan kepadaku ‘Amr bin Harun, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abi Mulikah, dari Ummi Salamah: “Sesungguhnya Nabi ﷺ membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ di dalam shalatnya, maka beliau menghitungnya sebagai satu ayat, dan ‘Alhamdulillahirabbil’alamin’ dua ayat, dan ‘Iyyakanasta’in’ beliau mengumpulkan lima jarinya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, hadits nomor 493, I/248).
"Menceritakan kepadaku Abu Thahir, menceritakan kepadaku Abu Bakar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam, menceritakan kepadaku ayahku dan Syu’aib - yaitu Ibnu Laits - mereka berdua berkata: menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid, menceritakan kepadaku Muhammad bin Yahya, menceritakan kepadaku Sa’id bin Abi Maryam, menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid bin Yazid, dari Abi Hilal, dari Nu’aim Al-Majmar berkata: “Aku shalat di belakang Abu Hurairah maka beliau membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ kemudian membaca Ummul Kitab sampai ‘wa laddhoolliin’, kemudian beliau berkata ‘aamiin’, dan jama’ah berkata ‘aamiin’. Beliau berkata ketika hendak sujud ‘Allahu Akbar’, dan ketika bangun dari duduk ‘Allahu Akbar’. Dan beliau berkata ketika usai salam: ‘Demi Dzat yang jiwaku ada di genggaman-Nya! Sesungguhnya aku telah mencontohkan kepada kalian shalat bersama Rasulullah ﷺ secara keseluruhan’ dengan satu lafadz.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, hadits nomor 499, I/251).
✅ Basmalah menurut Madzhab Hambali (Imam Ahmad bin Hambal)
Menurut Madzhab Hambali, Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah. Adapun cara membacanya adalah dengan samar.
Berkata ulama Madzhab Hambali: Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah dan wajib membacanya di dalam shalat, tapi dibaca secara samar, dan tidak dikeraskan atas bacaannya. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
Wallahu a'lam bish-shawab
sumber : madinatuliman.com
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa Basmalah bukan merupakan bagian dari Al-Fatihah. Adapun membaca Basmalah pada Al-Fatihah ketika shalat hukumnya sunnah dan dibaca secara sirr (samar).
ليست البسملة آية من الفاتحة ولا من غيرها من السور إلا من سورة النمل في أثنائها ، لحديث أنس رضي الله تعالى عنه قال: صليت مع رسول الله صلّى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان رضي ا لله عنهم، فلم أسمع أحداً منهم يقرأ بسم ا لله الرحمن الرحيم». لكن يقرأ المنفرد بسم الله الرحمن الرحيم مع الفاتحة في كل ركعة سراً، كما أنه يسر بالتأمين، فالتسمية والتأمين يسر بهما القارئ. أما الإمام فلا يقرأ البسملة ولا يسر بها لئلا يقع السر بين جهرين، قال ابن مسعود: أربع يخفيهن الإمام: التعوذ، والتسمية، والتأمين، والتحميد
"Basmalah bukanlah ayat dari Al-Fatihah dan bukan pula ayat dari surat-surat yang lain kecuali di tengah-tengah surat An-Naml. Berdasarkan hadits dari Sayyidina Anas radhiyallahu ‘anhu: “Saya shalat bersama Rasulullah ﷺ Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum, maka aku tidak mendengar satu pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim” (HR. Muslim dan Ahmad). Akan tetapi orang yang shalat munfarid (sendiri) membaca Bismillahirrahmanirrahim pada Al-Fatihah di setiap raka'at secara samar, sebagaimana menyamarkan pula pada Ta’min (membaca ‘aaamiiin’), maka pembaca membaca Basmalah dan Ta’min secara samar. Adapun Imam maka tidak membaca Basmalah dan tidak menyamarkan bacaannya supaya tidak menyamarkan di antara dua jahr. Ibnu Mas’ud berkata: “Empat hal yang Imam meringankan bacaannya: ta’awudz, tasmiyah (Basmalah), ta’min, dan tahmid (bacaan: Rabbana lakal hamdu)”. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/22).
فكان أبو حنيفة وأصحابه يقولون بقراءتها فى الصلاة سرا، لا يرون الجهر بها لامام ولا لمنفرد، بعد الاستفادة وقبل فاتحة الكتاب تبركا بها فى الركعة الأولى كالتعوذ، باتفاق الروايات عن أبى حنيفة، وذلك مسنون فى المشهور عند أهل المذهب
"Adapun Imam Abu Hanifah dan para ulama’ madzhabnya berkata tentang membaca Basmalah di dalam shalat secara samar. Mereka tidak meriwayatkan membaca Basmalah secara keras bagi Imam maupun bagi orang yang shalat sendirian. (Basmalah dibaca) setelah istifadah dan sebelum Al-Fatihah untuk mencari berkah dengannya di dalam raka'at pertama seperti halnya ta’awudz menurut kesepakatan riwayat-riwayat dari Imam Abu Hanifah. Membaca Basmalah disunnahkan menurut pendapat yang masyhur di kalangan ulama’ madzhab Hanafi. (Al-Mausu’ah Al-Fiqh Al-Islami I/17).
✅ Basmalah menurut Madzhab Maliki (Imam Malik bin Anas)
Menurut Madzhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al-Fatihah dan tidak disunnahkan membacanya di dalam shalat baik keras maupun samar. Adapun membacanya maka hukumnya makruh.
وليست البسملة عند المالكية آية من الفاتحة، فلا يقرؤها في الصلاة المكتوبة، جهراً كانت أو سراً، لا في الفاتحة، ولا في غيرها من السور
"Dan menurut Madzhab Maliki, Basmalah bukan ayat dari Al-Fatihah. Maka tidak dibaca pada shalat maktubah (shalat lima waktu) baik keras maupun samar, tidak pula dibaca pada Al-Fatihah dan pada surat-surat lain". (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
المالكية قالوا : يكره الإتيان بالتسمية في الصلاة المفروضة سواء كانت سرية أو جهرية الا إذا نوى المصلي الخروج من الخلاف فيكون الإتيان بها أول الفاتحة سرا مندوبا والجهر بها مكروه في هذه الحالة أما في صلاة النافلة فإنه يجوز للمصلي أن يأتي بالتسمية عند قراءة الفاتحة
"Ulama’ Madzhab Maliki berkata: Makruh hukumnya membaca Basmalah di dalam shalat fardhu baik dibaca secara keras maupun samar, kecuali jika si mushalli (orang yang shalat) berniat untuk keluar dari khilaf (perbedaan pendapat) ulama’, maka dia membaca Basmalah di awal surat Al-Fatihah secara samar yang hukumnya sunnah, atau dibaca keras yang hukumnya makruh pada tingkah ini. Adapun pada shalat sunnah maka boleh bagi mushalli untuk membaca Basmalah ketika membaca Al-Fatihah". (Fiqh ‘ala Madzahib Arba’ah I/301).
✅ Basmalah menurut Madzhab Syafi’i (Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i)
Menurut Madzhab Syafi’i, Basmalah merupakan bagian dari ayat surat Al-Fatihah sehingga wajib dibaca ketika shalat. Dan dibaca dengan keras ketika menjadi Imam shalat berjama’ah.
والبسملة عند الشافعية آية من الفاتحة، لما رواه البخاري في تاريخه أنه صلّى الله عليه وسلم عدّ الفاتحة سبع آيات، وعدّ: بسم ا لله الرحمن الرحيم آية منها. وروى الدارقطني عن أبي هريرة أنه صلّى الله عليه وسلم قال: «إذا قرأتم الحمد لله ، فاقرؤوا بسم ا لله الرحمن الرحيم، إنها أم القرآن، وأم الكتاب، والسبع المثاني، وبسم ا لله الرحمن الرحيم إحدى آياتها» (1) ، ولأن الصحابة رضي ا لله عنهم أثبتوها فيما جمعوا من القرآن، فيدل على أنها آية منها
"Adapun menurut Madzhab Syafi’i, Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Tarikh-nya bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ menghitung Al-Fatihah sebanyak tujuh ayat dan menghitung ‘Bismillahirrahmanirrahim’ sebagai salah satu ayat daripadanya. Dan diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni dari Abi Hurairah bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika kalian membaca ‘Alhamdulillah’, maka bacalah ‘Bismillahirrahmanirrahim’. Sesungguhnya itu adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab, dan Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang). Dan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ salah satu ayat daripadanya”. (1) Dan karena sesungguhnya para sahabat radhiyallahu ‘anhum menetapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ ke dalam pengumpulan Al-Qur'an, maka hal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya ‘Bismillahirrahmanirrahim’ adalah ayat daripadanya.”
(1) وهناك أحاديث أخرى في موضوع البسملة، منها ما رواه البخاري ومسلم وابن خزيمة بإسناد صحيح عن أم سلمة. وهذا الحديث رواه الدارقطني وصوب وقفه
(سبل السلام:173/1)
(سبل السلام:173/1)
(1) Dan terdapat hadits lain yang membahas Basmalah. Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih dari Ummi Salamah. Adapun hadits ini diriwayatkan oleh Imam ad-Daruquthni (Subulus Salam 1/173). (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/26).
أخبرنا أبو طاهر نا أبو بكر نا محمد بن إسحاق الصنعاني أخبرنا خالد بن خداش نا عمرو بن هارون عن ابن جريج عن بن أبي مليكة عن أم سلمة : أن النبي صلى الله عليه و سلم قرأ في الصلاة بسم الله الرحمن الرحيم فعدها آية والحمد لله رب العالمين آيتين وإياك نستعين وجمع خمس أصابعه
"Menceritakan kepadaku Abu Thahir, menceritakan kepadaku Abu Bakar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Ishaq as-Shan’ani, menceritakan kepadaku Khalid bin Khadasy, menceritakan kepadaku ‘Amr bin Harun, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abi Mulikah, dari Ummi Salamah: “Sesungguhnya Nabi ﷺ membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ di dalam shalatnya, maka beliau menghitungnya sebagai satu ayat, dan ‘Alhamdulillahirabbil’alamin’ dua ayat, dan ‘Iyyakanasta’in’ beliau mengumpulkan lima jarinya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, hadits nomor 493, I/248).
أخبرنا أبو طاهر نا أبو بكر نا محمد بن عبد الله بن عبد الحكم أخبرنا أبي و شعيب – يعني ابن الليث – قالا أخبرنا الليث نا خالد ح وحدثنا محمد بن يحيى نا سعيد بن أبي مريم أخبرنا الليث حدثني خالد بن يزيد عن بن أبي هلال عن نعيم المجمر قال : صليت وراء أبي هريرة فقرأ بسم الله الرحمن الرحيم ثم قرأ بأم القرآن حتى بلغ ولا الضالين فقال : آمين وقال الناس : آمين ويقول كلما سجد : الله أكبر وإذا قام من الجلوس قال : الله أكبر ويقول إذا سلم : والذي نفسي بيده إني لأشبهكم صلاة برسول الله صلى الله عليه و سلم جميعها لفظا واحدا
"Menceritakan kepadaku Abu Thahir, menceritakan kepadaku Abu Bakar, menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam, menceritakan kepadaku ayahku dan Syu’aib - yaitu Ibnu Laits - mereka berdua berkata: menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid, menceritakan kepadaku Muhammad bin Yahya, menceritakan kepadaku Sa’id bin Abi Maryam, menceritakan kepadaku Al-Laits, menceritakan kepadaku Khalid bin Yazid, dari Abi Hilal, dari Nu’aim Al-Majmar berkata: “Aku shalat di belakang Abu Hurairah maka beliau membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’ kemudian membaca Ummul Kitab sampai ‘wa laddhoolliin’, kemudian beliau berkata ‘aamiin’, dan jama’ah berkata ‘aamiin’. Beliau berkata ketika hendak sujud ‘Allahu Akbar’, dan ketika bangun dari duduk ‘Allahu Akbar’. Dan beliau berkata ketika usai salam: ‘Demi Dzat yang jiwaku ada di genggaman-Nya! Sesungguhnya aku telah mencontohkan kepada kalian shalat bersama Rasulullah ﷺ secara keseluruhan’ dengan satu lafadz.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, hadits nomor 499, I/251).
✅ Basmalah menurut Madzhab Hambali (Imam Ahmad bin Hambal)
Menurut Madzhab Hambali, Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah. Adapun cara membacanya adalah dengan samar.
وقال الحنابلة: البسملة آية من الفاتحة يجب قراءتها في الصلاة، لكن يقرأ بها سراً، ولا يجهر بها
Berkata ulama Madzhab Hambali: Basmalah merupakan ayat dari Al-Fatihah dan wajib membacanya di dalam shalat, tapi dibaca secara samar, dan tidak dikeraskan atas bacaannya. (Fiqh Islami wa Adillatuhu II/30).
Wallahu a'lam bish-shawab