Nabi Muhammad ﷺ berkata kepada Mu’adz -radhiyallahu 'anhu- ketika beliau pergi ke Yaman, “Bersikaplah lemah lembut terhadap mereka, jangan menyerang, jangan berbicara buruk, berbicaralah hal-hal yang baik karena mereka mempunyai hati yang lembut.” Jadi Mu’adz dan dan umat Muslim membangun tenda di luar kota dan setiap kali waktu shalat tiba, mereka berdiri, mengambil wudhu, membersihkan diri mereka, kemudian shalat. Orang-orang Yaman mengamati mereka dan dari luar kota utusan Nabi ﷺ itu membantu mereka dan melakukan hal-hal yang baik bagi mereka dari tenda-tendanya sehingga orang-orang mulai menyukai mereka dan bertanya, “Bolehkah kami berdo'a bersamamu?”
Dengan cara inilah perlakuan terhadap hati mereka dimulai, yaitu dengan kelembutan dan keringanan, mereka mampu menarik hati orang-orang, sehingga ketika mereka berkata, “Dapakah kami berdo'a bersamamu?” itu semakin berkembang dan setelah enam bulan mereka mengucapkan Syahadat dan menjadi Muslim. Nabi ﷺ menasihati Mu`adz agar bersikap lunak dan lemah lembut karena dengan demikian setiap orang akan mencintai kita. Islam adalah lemah lembut, bukan kekerasan.
Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani
Nazimiyya Indonesia
Dengan cara inilah perlakuan terhadap hati mereka dimulai, yaitu dengan kelembutan dan keringanan, mereka mampu menarik hati orang-orang, sehingga ketika mereka berkata, “Dapakah kami berdo'a bersamamu?” itu semakin berkembang dan setelah enam bulan mereka mengucapkan Syahadat dan menjadi Muslim. Nabi ﷺ menasihati Mu`adz agar bersikap lunak dan lemah lembut karena dengan demikian setiap orang akan mencintai kita. Islam adalah lemah lembut, bukan kekerasan.
Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani ar-Rabbani
Nazimiyya Indonesia