Semakin kuat iman seseorang, maka semakin mudah ia untuk selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebaliknya, semakin lemah imannya, maka akan semakin jauh dia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita perlu mengukur kadar keimanan kita. Mengukurnya bukan dengan pengakuan lisan, tapi dengan kejujuran hati.
Ada orang yang ingat kepada Allah hanya ketika ditanya saja. Jika tidak ditanya, maka dia lupa. Semakin seseorang ingat terus kepada Allah, dalam setiap keadaan, maka itu tanda iman yang bagus. Semakin imannya bagus, yakin kepada Allah, maka dunia ini baginya semakin tidak menarik. Mengapa? Karena yang menarik baginya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semakin imannya bagus, maka semakin tidak tertarik ia untuk bergantung kepada makhluk. Mengapa? Karena satu-satunya tempat bergantung baginya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Semakin kuat iman seseorang, maka pangkat dan jabatan baginya tak berarti lagi. Karena ia akan fokus pada tanggungjawab menjalankannya. Ia ingat bahwa itu adalah amanah dan akan diperhitungkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala di Yaumil Hisab. Ia tidak akan membangga-banggakan pangkat, jabatan itu, karena yang terbayang olehnya adalah pertanggungjawaban atas amanah itu. Ia tidak akan membangga-banggakan harta kekayaan, karena yang terbayang olehnya adalah hisabnya, setiap satu sen yang ia gunakan akan dipertanggungjawabkan. Masya Allah.
Maka dari itu saudaraku, penting bagi kita mengupayakan agar iman kita selalu meningkat. Iman kita memang akan naik turun, namun penting bagi kita berikhtiar agar setelah turun, selalu naik lagi lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Kuncinya adalah dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. di setiap waktu kita, selalu menghadirkan Allah di dalam hati dan pikiran kita.
Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’du [13]: 28)
Semoga kita tergolong orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam keadaan apapun. Sehingga kita memiliki iman yang kuat dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
#bicarahidayah
Ada orang yang ingat kepada Allah hanya ketika ditanya saja. Jika tidak ditanya, maka dia lupa. Semakin seseorang ingat terus kepada Allah, dalam setiap keadaan, maka itu tanda iman yang bagus. Semakin imannya bagus, yakin kepada Allah, maka dunia ini baginya semakin tidak menarik. Mengapa? Karena yang menarik baginya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semakin imannya bagus, maka semakin tidak tertarik ia untuk bergantung kepada makhluk. Mengapa? Karena satu-satunya tempat bergantung baginya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Semakin kuat iman seseorang, maka pangkat dan jabatan baginya tak berarti lagi. Karena ia akan fokus pada tanggungjawab menjalankannya. Ia ingat bahwa itu adalah amanah dan akan diperhitungkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala di Yaumil Hisab. Ia tidak akan membangga-banggakan pangkat, jabatan itu, karena yang terbayang olehnya adalah pertanggungjawaban atas amanah itu. Ia tidak akan membangga-banggakan harta kekayaan, karena yang terbayang olehnya adalah hisabnya, setiap satu sen yang ia gunakan akan dipertanggungjawabkan. Masya Allah.
Maka dari itu saudaraku, penting bagi kita mengupayakan agar iman kita selalu meningkat. Iman kita memang akan naik turun, namun penting bagi kita berikhtiar agar setelah turun, selalu naik lagi lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Kuncinya adalah dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. di setiap waktu kita, selalu menghadirkan Allah di dalam hati dan pikiran kita.
Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’du [13]: 28)
Semoga kita tergolong orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam keadaan apapun. Sehingga kita memiliki iman yang kuat dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
#bicarahidayah