Telah datang dalam hadits bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, maka Allah menanamkan keyakinan dan kejujuran di dalam hatinya dan jika Allah menghendaki keburukan kepada seorang hamba, maka Allah menanamkan keraguan di dalam hatinya.”
Allah Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am : 125).
Ulama' Ahlussunnah mulai dari ahli hadits, ahli fiqih dan ahli ilmu kalam telah sepakat bahwa orang beriman yang dihukumi sebagai ahlul qiblat dan tidak abadi di neraka adalah orang yang berkeyakinan agama Islam di dalam hatinya dengan keyakinan yang mantab tiada keraguan dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dikisahkan dari Abdul Wahid bin Zaid berkata: Suatu kali aku berjalan di pegunungan dan bertemu dengan orang tua yang buta, kedua tangan dan kakinya terpotong. Tubuh orang tua tersebut lumpuh separuh dan terkadang ia pingsan. kecoa menggigitinya sedangkan banyak belatung yang berjatuhan dari kedua lambungnya. meskipun begitu ia masih mengucapkan, "Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Dzat yang telah menyelamatkanku dari ujian yang banyak menimpa makhluk-Nya."
Kemudian aku mendekatinya dan berkata, "Wahai saudaraku, Allah menyelamatkanmu dari apa? Demi Allah, tidaklah ku menemukan ujian kecuali semuanya sudah berada pada dirimu."
Orang tua tersebut menengadahkan pandangannya dan berkata kepadaku, "Wahai orang yang bathil, menjauhlah dariku, sesungguhnya Allah telah menyelamatkanku ketika lisanku masih bisa mengucapkan kalimat tauhid, hatiku masih bisa ma'rifat kepada-Nya dan setiap waktu aku berdzikir kepada-Nya."
Lalu ia bersyair, Aku memuji Allah ketika Ia memberiku petunjuk # kepada agama Islam agama yang dicondongi.
Maka lisanku berdzikir kepada-Nya setiap waktu # dan hatiku ma'rifat kepada-Nya atas pertolongan Allah yang Maha Lembut.
Wallahu a'lam.
(Al Majaalisus Saniyyah)
Allah Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am : 125).
Ulama' Ahlussunnah mulai dari ahli hadits, ahli fiqih dan ahli ilmu kalam telah sepakat bahwa orang beriman yang dihukumi sebagai ahlul qiblat dan tidak abadi di neraka adalah orang yang berkeyakinan agama Islam di dalam hatinya dengan keyakinan yang mantab tiada keraguan dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dikisahkan dari Abdul Wahid bin Zaid berkata: Suatu kali aku berjalan di pegunungan dan bertemu dengan orang tua yang buta, kedua tangan dan kakinya terpotong. Tubuh orang tua tersebut lumpuh separuh dan terkadang ia pingsan. kecoa menggigitinya sedangkan banyak belatung yang berjatuhan dari kedua lambungnya. meskipun begitu ia masih mengucapkan, "Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Dzat yang telah menyelamatkanku dari ujian yang banyak menimpa makhluk-Nya."
Kemudian aku mendekatinya dan berkata, "Wahai saudaraku, Allah menyelamatkanmu dari apa? Demi Allah, tidaklah ku menemukan ujian kecuali semuanya sudah berada pada dirimu."
Orang tua tersebut menengadahkan pandangannya dan berkata kepadaku, "Wahai orang yang bathil, menjauhlah dariku, sesungguhnya Allah telah menyelamatkanku ketika lisanku masih bisa mengucapkan kalimat tauhid, hatiku masih bisa ma'rifat kepada-Nya dan setiap waktu aku berdzikir kepada-Nya."
Lalu ia bersyair, Aku memuji Allah ketika Ia memberiku petunjuk # kepada agama Islam agama yang dicondongi.
Maka lisanku berdzikir kepada-Nya setiap waktu # dan hatiku ma'rifat kepada-Nya atas pertolongan Allah yang Maha Lembut.
Wallahu a'lam.
(Al Majaalisus Saniyyah)