Suatu ketika Al-Imam Yusuf an-Nabhani menggubah dua bait syair dalam rangka memuji alas kaki Nabi ﷺ yang berbunyi :
"Di atas alam semesta ini terdapat alas kaki Nabi Muhammad ﷺ yang mulia. Di mana seluruh makhluk berada di bawah naungannya.
- على رأس هذا الكون نعل محمد # علت فجميع الخلق تحت ظلاله
'Alaa ro'si haadzal kauni na'lu Muhammadin # 'alat fajamii'ul kholqi tahta dzilaalihii
- لدى العرش موسى نودي اخلع وأحمد # إلى العرش لم يؤمر بخلع نعاله
Ladal 'arsyi muusa nuudiyakhla' wa Ahmadun # ilal 'arsyi lam yu'mar bikhol'i ni'aalihii"Di atas alam semesta ini terdapat alas kaki Nabi Muhammad ﷺ yang mulia. Di mana seluruh makhluk berada di bawah naungannya.
Nabi Musa ‘alaihissalam di hadapan lembah yang disucikan "Thuwa" diperintah untuk melepas alas kakinya (lihat QS. Thaahaa : 12),
sedangkan Nabi kita Muhammad ﷺ di hadapan 'Arsy (Kerajaan Allah) tidak diperintah untuk melepasnya".
Seorang mufti Hadhramaut, Al-Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah Asseggaf ketika mendengar dua bait syair di atas, beliau merasa kurang setuju dan spontanitas menyanggahnya dengan dua bait syair pula, yaitu :
"Mereka berkata bahwa ketika Rasulullah ﷺ Isra' Mi'raj tidak diperintah untuk melepas alas kakinya di hadapan 'Arsy.
Ketahuilah bahwa hal itu adalah mustahil bagi sosok manusia yang senantiasa tawadhu' (rendah diri) di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala".
Setelah kejadian di atas, Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah didatangi Rasulullah ﷺ dalam mimpi. Rasulullah ﷺ membawa selembar kertas yang bertuliskan dua bait syair milik Imam an-Nabhani, seraya bertanya,
"Wahai cucuku Ibn Ubaidillah! Apakah engkau pernah membaca kitab Al-Bukhari? Coba rujuk kembali di sana tentang dua bait syair ini".
Setelah Habib ibn Ubaidillah bangun dari tidurnya beliau langsung bergegas membuka kitab Al-Bukhari. Sambil dibantu rekan-rekan, beliau dengan penuh rasa penasaran mencari bab yang berkaitan dengan syair Imam an-Nabhani tersebut. Namun hasilnya nihil, beliau tidak mendapat bab yang dimaksud Rasulullah ﷺ itu.
Di hari berikutnya Habib ibn Ubaidillah didatangi kembali oleh Rasulullah ﷺ sambil membawa kitab Al-Bukhari, Rasulullah ﷺ langsung menunjukkan kepada Ibn Ubaidillah (bab shalat Rasulullah memakai alas kaki).
Dari sanalah beliau berkesimpulan, jika Rasulullah ﷺ ketika munajat kepada Allah dalam shalat pernah memakai alas kaki, maka tidak menutup kemungkinan bila beliau memakainya pula ketika munajat kepada Allah di 'Arsy sewaktu Isra' Mi'raj. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan shalat sebagai mi'raj ruhani bagi setiap mukmin. Dan dari itu Habib ibn Ubaidillah taroju' (menarik kembali) sanggahan beliau terhadap Imam an-Nabhani.
Kisah di atas diceritakan oleh Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki, beliau mendengar dari Sayyid Alawi al-Maliki, dan Sayyid Alawi mendengar langsung dari Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah Aseggaf.
Nafa'anallaahu bihim..
sedangkan Nabi kita Muhammad ﷺ di hadapan 'Arsy (Kerajaan Allah) tidak diperintah untuk melepasnya".
Seorang mufti Hadhramaut, Al-Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah Asseggaf ketika mendengar dua bait syair di atas, beliau merasa kurang setuju dan spontanitas menyanggahnya dengan dua bait syair pula, yaitu :
- يقولون إن المصطفى ليلة السرى # إلى العرش لم يؤمر بخلع نعاله
Yaquuluuna innal Musthofa lailatassuroo # ilal 'arsyi lam yu'mar bikhol'i ni'aalihii
- وهذا محال عندنا فى مقام من # تواضعه لله أسنى خلاله
wa haadza muhaalun 'indanaa fii maqoomi man # tawaadluu'uhu lillaahi asnaa khilaalihii"Mereka berkata bahwa ketika Rasulullah ﷺ Isra' Mi'raj tidak diperintah untuk melepas alas kakinya di hadapan 'Arsy.
Ketahuilah bahwa hal itu adalah mustahil bagi sosok manusia yang senantiasa tawadhu' (rendah diri) di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala".
Setelah kejadian di atas, Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah didatangi Rasulullah ﷺ dalam mimpi. Rasulullah ﷺ membawa selembar kertas yang bertuliskan dua bait syair milik Imam an-Nabhani, seraya bertanya,
"Wahai cucuku Ibn Ubaidillah! Apakah engkau pernah membaca kitab Al-Bukhari? Coba rujuk kembali di sana tentang dua bait syair ini".
Setelah Habib ibn Ubaidillah bangun dari tidurnya beliau langsung bergegas membuka kitab Al-Bukhari. Sambil dibantu rekan-rekan, beliau dengan penuh rasa penasaran mencari bab yang berkaitan dengan syair Imam an-Nabhani tersebut. Namun hasilnya nihil, beliau tidak mendapat bab yang dimaksud Rasulullah ﷺ itu.
Di hari berikutnya Habib ibn Ubaidillah didatangi kembali oleh Rasulullah ﷺ sambil membawa kitab Al-Bukhari, Rasulullah ﷺ langsung menunjukkan kepada Ibn Ubaidillah (bab shalat Rasulullah memakai alas kaki).
Dari sanalah beliau berkesimpulan, jika Rasulullah ﷺ ketika munajat kepada Allah dalam shalat pernah memakai alas kaki, maka tidak menutup kemungkinan bila beliau memakainya pula ketika munajat kepada Allah di 'Arsy sewaktu Isra' Mi'raj. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan shalat sebagai mi'raj ruhani bagi setiap mukmin. Dan dari itu Habib ibn Ubaidillah taroju' (menarik kembali) sanggahan beliau terhadap Imam an-Nabhani.
Kisah di atas diceritakan oleh Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki, beliau mendengar dari Sayyid Alawi al-Maliki, dan Sayyid Alawi mendengar langsung dari Habib Abdurrahman ibn Ubaidillah Aseggaf.
Nafa'anallaahu bihim..
[Thariqah Alawiyah
Plus]
آللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم