Ketika Nabi Musa ‘alaihissalam mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimanannya kepada Allah itu sendiri itu sebenarnya sudah lama tertanam di dalam hatinya, dan ia tidak menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun semakin jelas mengetahui keimanan istrinya, maka ia menjatuhkan hukuman kepadanya.
Kedua tangan dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan di atas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan ke sinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar ke dada Asiyah.
Manakala Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala :
Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, (QS. At-Tahriim : 11)
Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya sehingga beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.
(Dinukil dari kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujaini)
Kedua tangan dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan di atas tanah yang panas, wajahnya dihadapkan ke sinar matahari. Manakala para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar matahari sehingga siksaan itu tidak terasa. Belum cukup siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali memerintahkan algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu besar ke dada Asiyah.
Manakala Asiyah melihat batu besar itu hendak dijatuhkan padanya, beliau berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala :
رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
.Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, (QS. At-Tahriim : 11)
Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berwarna mengkilat. Asiyah sangat bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian barulah sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya sehingga beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah tidak mempunyai nyawa.
(Dinukil dari kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujaini)
آللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم