Diceritakan dari A‘tok bin yasar bahwa ada sekelompok kaum bepergian dan menginap di daerah bariyah,
Kemudian mereka mendengar himar bersuara terus menerus dan menjadikan mereka tidak bisa tidur semalaman yang kemudian mereka sepakat pergi untuk melihat keadaan himar.
Tiba-tiba mereka sampai pada sebuah rumah yang di dalamnya ada seorang perempuan tua. Kemudian kaum berkata pada perempuan tua, ”Kami mendengar suara himar terus menerus sampai kami tidak bisa tidur semalaman dan kamipun juga tidak melihat ada himar di sampingmu.”
Perempuan tua menjawab, ”Suara himar itu sebenarnya adalah anak laki-lakiku, dia telah memanggilku dengan panggilan, Hai himar perempuan, hai himaroh kemarilah lalu pergilah! Kemudian akupun berdo'a kepada Allah agar supaya anakku dirubah wujudnya menjadi seekor himar. Maka karena itulah anakku bersuara tiada henti-hentinya seperti himar setiap waktu malam sampai waktu subuh tiba.”
Kemudian kaum itu berkata kepada perempuan itu, ”Pergilah bersama kami untuk melihat keadaan anakmu.”
Kemudian kaum itupun pergi bersamanya untuk melihat anaknya. Terlihatlah si anak berdiri di atas kuburannya sedangkan kepalanya menyerupai kepala khimar.
Tidak ada daya untuk menghindar dari kemaksiatan dan tiada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Wallahu a'lam.
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-42)
Kemudian mereka mendengar himar bersuara terus menerus dan menjadikan mereka tidak bisa tidur semalaman yang kemudian mereka sepakat pergi untuk melihat keadaan himar.
Tiba-tiba mereka sampai pada sebuah rumah yang di dalamnya ada seorang perempuan tua. Kemudian kaum berkata pada perempuan tua, ”Kami mendengar suara himar terus menerus sampai kami tidak bisa tidur semalaman dan kamipun juga tidak melihat ada himar di sampingmu.”
Perempuan tua menjawab, ”Suara himar itu sebenarnya adalah anak laki-lakiku, dia telah memanggilku dengan panggilan, Hai himar perempuan, hai himaroh kemarilah lalu pergilah! Kemudian akupun berdo'a kepada Allah agar supaya anakku dirubah wujudnya menjadi seekor himar. Maka karena itulah anakku bersuara tiada henti-hentinya seperti himar setiap waktu malam sampai waktu subuh tiba.”
Kemudian kaum itu berkata kepada perempuan itu, ”Pergilah bersama kami untuk melihat keadaan anakmu.”
Kemudian kaum itupun pergi bersamanya untuk melihat anaknya. Terlihatlah si anak berdiri di atas kuburannya sedangkan kepalanya menyerupai kepala khimar.
Tidak ada daya untuk menghindar dari kemaksiatan dan tiada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-42)