Suatu ketika datanglah sekelompok jamaah
kepada Imam asy-Syibli. Tatkala di depan rumah Asy-Syibli mereka
mengucapkan salam dan memanggilnya.
“Siapa kalian?” tanya Asy-Syibli dari dalam rumah. “Kami adalah golongan yang mencintai Tuan,” jawab salah seorang dari mereka.
Syahdan Asy-Syibli melempari mereka dengan batu yang dibawanya. Spontan tamu-tamu tadi lari terbirit-birit. “Kalian ini kok malah lari? Kalau betul-betul cinta kepadaku kalian tidak akan pergi dari ujian dariku,” kata Asy-Syibli.
“Orang mabuk cinta akan minum dengan gelas rindunya dan merasa dunia sempit. Ia tahu akan cinta sejati dan tenggelam di laut cinta. Ia akan tenang dan senang mencurahkan isi hati,” imbuhnya.
[Mukasyafatul-Qulub]
“Siapa kalian?” tanya Asy-Syibli dari dalam rumah. “Kami adalah golongan yang mencintai Tuan,” jawab salah seorang dari mereka.
Syahdan Asy-Syibli melempari mereka dengan batu yang dibawanya. Spontan tamu-tamu tadi lari terbirit-birit. “Kalian ini kok malah lari? Kalau betul-betul cinta kepadaku kalian tidak akan pergi dari ujian dariku,” kata Asy-Syibli.
“Orang mabuk cinta akan minum dengan gelas rindunya dan merasa dunia sempit. Ia tahu akan cinta sejati dan tenggelam di laut cinta. Ia akan tenang dan senang mencurahkan isi hati,” imbuhnya.
[Mukasyafatul-Qulub]
آللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم