Ta’lim Muta’allim
(Pelita Penuntut Ilmu)
ثم لا بد لطالب العلم من التوكل فى طالب العلم ولا يهتم لأمر الرزق ولا يشغل قلبه بذلك. روى أبو حنيفة رحمه الله عن عبد الله بن الحارث الزبيدى صاحب رسل الله صلى الله عليه و سلم: من تفقه فى دين الله كفى همه الله تعالى ورزقه من حيث لا يحتسب
Pelajar harus bertawakal dalam menuntut ilmu. Jangan goncang karena masalah rizki, dan hatinya pun jangan terbawa ke sana. Abu Hanifah meriwayatkan dari Abdullah Ibnul Hasan az-Zubaidiy sahabat Rasulullah ﷺ : “Barangsiapa mempelajari agama Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dan memberinya rizki dari jalan yang tidak dikira sebelumnya.”
فإن من اشتغل قلبه بأمر الرزق من القوت والكسوة قل ما يتفرغ لتحصيل مكارم الأخلاق ومعالى الأمور
قيل: دع المكـــــارم لا ترحل لبغيتها واقعد فإنك انت الطاعم الكاسى
قال رجل [لابن] منصور الحلاج : أوصنى, فقال [ابن] المنصور : هي نفسك, إن لم تشغلها شغلتك
Karena orang yang hatinya telah terpengaruh urusan rizki baik makanan atau pakaian, maka jarang sekali yang dapat menghapus pengaruh tersebut untuk mencapai budi luhur dan perkara-perkara yang mulia. Syi’ir menyebutkan :
Tinggalkan kemuliaan, jangan kau mencari
Duduklah dengan tenang, kau akan disuapi dan dipakaiani
Ada seorang lelaki berkata kepada Manshur al-Hallaj, “Berilah aku wasiat!” Iapun berkata, “Wasiatku adalah hawa nafsumu. Kalau tidak kau tundukkan, engkaulah yang dikalahkan.”
فينبغى لكل أحد أن يشغل نفسه بأعمال الخير حتى لا يشغل نفسه بهواها
Bagi setiap orang, hendaknya membuat kesibukan dirinya dengan berbuat kebaikan, dan jangan terpengaruh oleh bujukan hawa nafsunya.
(Ta'lim Muta'alim, Pasal 07 : Bertawakal)
<< Selanjutnya Pasal 06 >>
Related Post