Bagi sebagian orang, Nabi
Muhammad ﷺ hanya mempunyai satu nama, namun pada kenyataannya beliau
memiliki nama lebih dari satu. Adapun jumlah nama-nama Rasulullah ﷺ,
terdapat beragam pendapat di kalangan Ulama.
Ibnu Abbas radhiyallahuma ‘anhu mengatakan, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda “Namaku di dalam Al-Qur’an adalah Muhammad, di dalam Injil disebutkan Ahmad, sedangkan di Taurat disebutkan Ahyid. Untuk yang akhir ini karena aku menjauhkan umatku dari api neraka”.
Al-Imam al-Hafidz Abul Qashim bin Hassan bin Hibbatullah, Ulama Syafi’iyah terkemuka dalam Ilmu Tarikh Islam, yang masyhur dengan sebutan Ibnu Asakir rahimahullah. Beliau menyebutkan dalam kitab Tarikhnya, pada bab Tarikh ad-Dimisqa, dengan penyebutan yang sangat banyak, diantaranya penyebutannya terdapat dijelaskan juga dalam Shahih Bukhari-Muslim (shahihain). Diantaranya, beliau menyebutkan; Muhammad, Ahmad, Al-Hasyir, Al-‘Aqib, Al-Muqffiy, Al-Mahiy, Khatimul Anbiya’, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyul Mulhamah (dalam sebagian riwayat disebutkan Nabiyyul Malahim), Nabiyyut Tawbah, Al-Fatih, Thaha, Yasin, dan ‘Abdullah.
Al-Imam al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin ‘Ali, yang masyhur dengan sebutan Al-Baihaqi. Beliau mengatakan “Allah Ta’ala menganugrahkan keagungan nama khusus untuk Nabi Muhammad ﷺ dalam kiat Al-Qur’anul Karim dengan sebutan; Rasul, Nabi, Ummiy, Syahid, Mubasysyir, Nadzir, Pengajak ke jalan Allah dengan izin ridala-Nya, Siraj, Munir, Ra’uf, Rahim, Ahli berdzikir, Kejadiannya memercikkan rahmat, pemberi nikmat, dan pemberi pituduh (hidayah)”.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan “Sebagian dari Nama Agung Nabi Muhammad ﷺ adalah mutlak pada penyebutan yang bersifat majazy.”
Lebih jauh Al-Imam al-Hafidz al-Qadli Abu Bakar, yang masyhur dengan sebutan Ibnul Arabi, Ulama Madzah Malikiyah, dalam kitabnya Al-Ahwadzi atau Syarh-penjelasan Shahih Tirmidzi mengatakan “Sebagian Ulama as-Suffiyun memiki seribu nama kebesaran, begitu juga Nabi Muhammad ﷺ juga memiliki seribu nama kebesaran.”
Ibnul A’rabi (bedakan dengan Ibnul Arabi) rahimahullah mengatakan “Nama Keagungan Allah Ta’ala, dalam jumlah hitungan seribu nama adalah merendahkan Keagungan Allah Ta’ala, sedangkan nama kebesaran Nabi Muhammad ﷺ tidak bertepi jumlah hitungannya, kecuali aku hanya menyebutkan yang berlaku dalam penjelasannya secara rinci, hanya enampuluh empat nama”. Kemudian beliau menuturkan nama-nama tersebut secara detail dan rinci syarh-penjelasannya.
Banyaknya nama beliau ini menandakan keistimewaan dan keagungannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan seluruh makhluk-Nya.
Nama-Nama Rasulullah ﷺ Yang Disebutkan Secara Jelas Dalam Nash
1) Muhammad
Nama Muhammad adalah nama beliau yang paling utama dan yang paling terkenal. Allah menyebut nama ini di dalam 4 tempat di dalam Al-Qur'an. Yaitu dalam ayat-ayat berikut:
“Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul yang sudah didahului oleh beberapa orang Rasul sebelumnya.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 144)
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi” (QS. Al-Ahzab [33] : 40)
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad yang itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (QS. Muhammad [47] : 2)
Muhammad adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang orang kafir dan bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama mereka.” (QS. Al-Fath [48] : 29)
Menurut As-Suhaili dalam kitabnya Ar-Raudh al-Unuf, syarh Sirah Ibnu Hisyam, yang memberi nama Muhammad adalah kakek beliau sendiri; Abdul Mutthalib. Abdul Mutthalib ingin cucunya dipuji oleh seluruh penduduk bumi karena mimpi yang dilihatnya. Berikut nukilan mimpi Abdul Mutthalib dalam kitab tersebut;
Abdul Mutthalib melihat dalam mimpinya seakan-akan ada sebuah rantai yang terbuat dari perak keluar dari punggungnya. Santai itu salah satu ujungnya berada di langit ujung yang lain berada di bumi. Ujung yang lain berada d timur, ujung lain berada di barat. Kemudian rantai itu kembali seakan-akan dia berubah menjadi pohon, yang mana setiap daunnya ada cahayanya. Tiba-tiba penduduk timur dan barat bergelantungan padanya.. lalu Abdul Mutthalib menceritakan mimpi itu maka ditafsirkan akan ada bayi yang akan keluar dari keturunannya yang akan diikuti penduduk timur dan barat dan akan dipuji penduduk langit dan bumi. Karena itulah dia menamai cucunya Muhammad. Hal ini menguatkan yang diceritakan ibu Rasulullah ﷺ ketika mengandungnya, yakni saat ada suara; Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Jika engkau telah melahirkannya namailah Muhammad. (Ar-Raudh Al-Unuf vol.1, hlm 276)
2) Ahmad
Nama Ahmad hanya disebutkan sekali oleh Allah di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surat Ash-Shaff ayat 6:
“Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad“.
3) Al-Mahiy
4) Al-Hasyir
5) Al-‘Aqib
Nama beliau Al-Mahiy, Al-Hasyir, dan Al-‘Aqib disebutkan sendiri oleh beliau dalam sebuah hadits:
“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al-Mahiy karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al-Hasyir karena manusia dikumpulkan di atas kakiku; dan aku adalah Al-‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (HR. Bukhari 2354 dan Muslim 4896).
6) Al-Muqaffi
7) Nabiyyur Rahmah
8) Nabiyyut Tawbah
Tiga nama ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa al-Asy'ari:
“Rasulullah ﷺ memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: "Aku Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi, Al-Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Tawbah'". (HR. Muslim 2355).
Beliau bernama Al-Muqaffi karena inti ajaran yang beliau sampaikan sama dengan ajaran para Rasul sebelumnya yang mengajarkan tauhid dan memperingatkan kesyirikan.
Sedangkan makna Nabiyut Tawbah dan Nabiyur Rahmah dijelaskan oleh Imam an-Nawawi adalah karena Nabi ﷺ datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah ﷺ, Allah membukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun bertaubat dengan taubat yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi ﷺ juga adalah orang yang paling banyak istighfarnya.
9) Al-Mutawakkil
Nama Al-Mutawakkil terdapat dalam sebuah hadits :
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu 'anhuma, lalu aku berkata, "Kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah ﷺ yang ada di dalam Taurat!’
Dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam Al-Qur'an, (yaitu), ’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku. Namamu Al-Mutawakkil, bukan keras dan bukan pula kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan agama yang telah bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. (HR. Bukhari)
10) Abul Qosim
Nama Abul Qosim adalah nama kunyah Rasulullah ﷺ. Sebagaimana beliau pernah bersabda :
“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan berkunyah dengan kunyahku. Kunyahku adalah Abul Qasim" (HR. Bukhari 3114, Muslim 2133)
Nama Yang Merupakan Deskripsi Sifat Beliau
Selain nama-nama yang disebutkan secara jelas dan tegas di dalam Al-Qur'an dan Hadits, ada juga nama yang pada hakikatnya adalah deskripsi sifat yang melekat pada Rasulullah ﷺ yang juga disebutkan di dalam banyak tempat pada Al-Qur'an dan Hadits, seperti :
11) Asy-Syahid
12) Al-Mubasyyir
13) An-Nadzir
14) Ad-Da’i
15) Sirajul Munir
Kelima sifat tersebut terdapat dalam surat Al-Ahzab [33] ayat 45-46, dimana Allah ﷻ berfirman :
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi (Asy-Syahid), Pembawa kabar gembira (Al-Mubassyir), dan Pemberi peringatan (An-Nadzir). Dan juga sebagai Penyeru (Ad-Da’i) kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Sirajul Munir).”
16) Khatam al-Anbiya'
Sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab [33] ayat 40 yang telah disampaikan di atas:
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan Khatamun Nabiyyin (Penutup para Nabi)”
Wallahu a’lam bish-shawab
Ibnu Abbas radhiyallahuma ‘anhu mengatakan, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda “Namaku di dalam Al-Qur’an adalah Muhammad, di dalam Injil disebutkan Ahmad, sedangkan di Taurat disebutkan Ahyid. Untuk yang akhir ini karena aku menjauhkan umatku dari api neraka”.
Al-Imam al-Hafidz Abul Qashim bin Hassan bin Hibbatullah, Ulama Syafi’iyah terkemuka dalam Ilmu Tarikh Islam, yang masyhur dengan sebutan Ibnu Asakir rahimahullah. Beliau menyebutkan dalam kitab Tarikhnya, pada bab Tarikh ad-Dimisqa, dengan penyebutan yang sangat banyak, diantaranya penyebutannya terdapat dijelaskan juga dalam Shahih Bukhari-Muslim (shahihain). Diantaranya, beliau menyebutkan; Muhammad, Ahmad, Al-Hasyir, Al-‘Aqib, Al-Muqffiy, Al-Mahiy, Khatimul Anbiya’, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyul Mulhamah (dalam sebagian riwayat disebutkan Nabiyyul Malahim), Nabiyyut Tawbah, Al-Fatih, Thaha, Yasin, dan ‘Abdullah.
Al-Imam al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin ‘Ali, yang masyhur dengan sebutan Al-Baihaqi. Beliau mengatakan “Allah Ta’ala menganugrahkan keagungan nama khusus untuk Nabi Muhammad ﷺ dalam kiat Al-Qur’anul Karim dengan sebutan; Rasul, Nabi, Ummiy, Syahid, Mubasysyir, Nadzir, Pengajak ke jalan Allah dengan izin ridala-Nya, Siraj, Munir, Ra’uf, Rahim, Ahli berdzikir, Kejadiannya memercikkan rahmat, pemberi nikmat, dan pemberi pituduh (hidayah)”.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan “Sebagian dari Nama Agung Nabi Muhammad ﷺ adalah mutlak pada penyebutan yang bersifat majazy.”
Lebih jauh Al-Imam al-Hafidz al-Qadli Abu Bakar, yang masyhur dengan sebutan Ibnul Arabi, Ulama Madzah Malikiyah, dalam kitabnya Al-Ahwadzi atau Syarh-penjelasan Shahih Tirmidzi mengatakan “Sebagian Ulama as-Suffiyun memiki seribu nama kebesaran, begitu juga Nabi Muhammad ﷺ juga memiliki seribu nama kebesaran.”
Ibnul A’rabi (bedakan dengan Ibnul Arabi) rahimahullah mengatakan “Nama Keagungan Allah Ta’ala, dalam jumlah hitungan seribu nama adalah merendahkan Keagungan Allah Ta’ala, sedangkan nama kebesaran Nabi Muhammad ﷺ tidak bertepi jumlah hitungannya, kecuali aku hanya menyebutkan yang berlaku dalam penjelasannya secara rinci, hanya enampuluh empat nama”. Kemudian beliau menuturkan nama-nama tersebut secara detail dan rinci syarh-penjelasannya.
Banyaknya nama beliau ini menandakan keistimewaan dan keagungannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan seluruh makhluk-Nya.
Nama-Nama Rasulullah ﷺ Yang Disebutkan Secara Jelas Dalam Nash
1) Muhammad
Nama Muhammad adalah nama beliau yang paling utama dan yang paling terkenal. Allah menyebut nama ini di dalam 4 tempat di dalam Al-Qur'an. Yaitu dalam ayat-ayat berikut:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
“Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul yang sudah didahului oleh beberapa orang Rasul sebelumnya.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 144)
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi” (QS. Al-Ahzab [33] : 40)
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ
وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad yang itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (QS. Muhammad [47] : 2)
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang orang kafir dan bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama mereka.” (QS. Al-Fath [48] : 29)
Menurut As-Suhaili dalam kitabnya Ar-Raudh al-Unuf, syarh Sirah Ibnu Hisyam, yang memberi nama Muhammad adalah kakek beliau sendiri; Abdul Mutthalib. Abdul Mutthalib ingin cucunya dipuji oleh seluruh penduduk bumi karena mimpi yang dilihatnya. Berikut nukilan mimpi Abdul Mutthalib dalam kitab tersebut;
الروض الأنف - 1/ 276
كَانَ
عَبْدُ الْمُطّلِبِ قَدْ رَأَى فِي مَنَامِهِ كَأَنّ سِلْسِلَةً مِنْ
فِضّةٍ خَرَجَتْ مِنْ ظَهْرِهِ لَهَا طَرَفٌ فِي السّمَاءِ وَطَرَفٌ فِي
الْأَرْضِ وَطَرَفٌ فِي الْمَشْرِقِ وَطَرَفٌ فِي الْمَغْرِبِ ثُمّ عَادَتْ
كَأَنّهَا شَجَرَةٌ عَلَى كُلّ وَرَقَةٍ مِنْهَا نُورٌ وَإِذَا أَهْلُ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ كَأَنّهُمْ يَتَعَلّقُونَ بِهَا ، فَقَصّهَا ،
فَعُبّرَتْ لَهُ بِمَوْلُودِ يَكُونُ مِنْ صُلْبِهِ يَتْبَعُهُ أَهْلُ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَيَحْمَدُهُ أَهْلُ السّمَاءِ وَالْأَرْضِ
فَلِذَلِكَ سَمّاهُ مُحَمّدًا مَعَ مَا حَدّثَتْهُ بِهِ أُمّهُ حِينَ قِيلَ
لَهَا : إنّك حَمَلْت بِسَيّدِ هَذِهِ الْأُمّةِ فَإِذَا وَضَعْته
فَسَمّيهِ مُحَمّدًا
Abdul Mutthalib melihat dalam mimpinya seakan-akan ada sebuah rantai yang terbuat dari perak keluar dari punggungnya. Santai itu salah satu ujungnya berada di langit ujung yang lain berada di bumi. Ujung yang lain berada d timur, ujung lain berada di barat. Kemudian rantai itu kembali seakan-akan dia berubah menjadi pohon, yang mana setiap daunnya ada cahayanya. Tiba-tiba penduduk timur dan barat bergelantungan padanya.. lalu Abdul Mutthalib menceritakan mimpi itu maka ditafsirkan akan ada bayi yang akan keluar dari keturunannya yang akan diikuti penduduk timur dan barat dan akan dipuji penduduk langit dan bumi. Karena itulah dia menamai cucunya Muhammad. Hal ini menguatkan yang diceritakan ibu Rasulullah ﷺ ketika mengandungnya, yakni saat ada suara; Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Jika engkau telah melahirkannya namailah Muhammad. (Ar-Raudh Al-Unuf vol.1, hlm 276)
2) Ahmad
Nama Ahmad hanya disebutkan sekali oleh Allah di dalam Al-Qur'an, yaitu dalam surat Ash-Shaff ayat 6:
وَإِذْ
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ
إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ
وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad“.
3) Al-Mahiy
4) Al-Hasyir
5) Al-‘Aqib
Nama beliau Al-Mahiy, Al-Hasyir, dan Al-‘Aqib disebutkan sendiri oleh beliau dalam sebuah hadits:
إِنَّ
لِي أَسْمَاءً : أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَأَنَا الْمَاحِي
الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي
يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ ، وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ
بَعْدَهُ أَحَدٌ
“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al-Mahiy karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al-Hasyir karena manusia dikumpulkan di atas kakiku; dan aku adalah Al-‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (HR. Bukhari 2354 dan Muslim 4896).
6) Al-Muqaffi
7) Nabiyyur Rahmah
8) Nabiyyut Tawbah
Tiga nama ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa al-Asy'ari:
كان رسول الله ﷺ يسمي لنا أسماء . فقال : أنا محمد ، وأحمد ، والمقفي ، والحاشر ، ونبي التوبة ، ونبي الرحمة
“Rasulullah ﷺ memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: "Aku Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi, Al-Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Tawbah'". (HR. Muslim 2355).
Beliau bernama Al-Muqaffi karena inti ajaran yang beliau sampaikan sama dengan ajaran para Rasul sebelumnya yang mengajarkan tauhid dan memperingatkan kesyirikan.
Sedangkan makna Nabiyut Tawbah dan Nabiyur Rahmah dijelaskan oleh Imam an-Nawawi adalah karena Nabi ﷺ datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah ﷺ, Allah membukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun bertaubat dengan taubat yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi ﷺ juga adalah orang yang paling banyak istighfarnya.
9) Al-Mutawakkil
Nama Al-Mutawakkil terdapat dalam sebuah hadits :
عَنْ
عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ
الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ
اللَّهِ ﷺ فِي التَّوْرَاةِ قَالَ أَجَلْ
وَاللَّهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِبَعْضِ صِفَتِهِ فِي
الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا
وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ أَنْتَ عَبْدِي
وَرَسُولِي سَمَّيْتُكَ المتَوَكِّلَ لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ وَلَا
سَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ
وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ
بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu 'anhuma, lalu aku berkata, "Kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah ﷺ yang ada di dalam Taurat!’
Dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam Al-Qur'an, (yaitu), ’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku. Namamu Al-Mutawakkil, bukan keras dan bukan pula kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan agama yang telah bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. (HR. Bukhari)
10) Abul Qosim
Nama Abul Qosim adalah nama kunyah Rasulullah ﷺ. Sebagaimana beliau pernah bersabda :
سَمُّوْا باسمي ولا تَكَنَّوْا بكنيتي ، فإني أنا أبو القاس
“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan berkunyah dengan kunyahku. Kunyahku adalah Abul Qasim" (HR. Bukhari 3114, Muslim 2133)
Nama Yang Merupakan Deskripsi Sifat Beliau
Selain nama-nama yang disebutkan secara jelas dan tegas di dalam Al-Qur'an dan Hadits, ada juga nama yang pada hakikatnya adalah deskripsi sifat yang melekat pada Rasulullah ﷺ yang juga disebutkan di dalam banyak tempat pada Al-Qur'an dan Hadits, seperti :
11) Asy-Syahid
12) Al-Mubasyyir
13) An-Nadzir
14) Ad-Da’i
15) Sirajul Munir
Kelima sifat tersebut terdapat dalam surat Al-Ahzab [33] ayat 45-46, dimana Allah ﷻ berfirman :
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا
وَنَذِيرًا . وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi (Asy-Syahid), Pembawa kabar gembira (Al-Mubassyir), dan Pemberi peringatan (An-Nadzir). Dan juga sebagai Penyeru (Ad-Da’i) kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Sirajul Munir).”
16) Khatam al-Anbiya'
Sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab [33] ayat 40 yang telah disampaikan di atas:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan Khatamun Nabiyyin (Penutup para Nabi)”
Wallahu a’lam bish-shawab
اللهم صلّ على سيدنا محمد • وعلى أل سيدنا محمد