Dikisahkan seorang lelaki yang datang kepada Ibrahim ibn Adam untuk meminta nasehat karena kesulitannya untuk meninggalkan dosa dan maksiat. Berikut percakapan mereka: orang itu berkata, “Wahai Imam, aku ingin bertobat dan meninggalkan dosa. Tetapi tiba-tiba aku kembali berbuat dosa. Tunjukkan padaku sesuatu yang bisa melindungiku hingga aku tidak lagi bermaksiat kepada Allah.”
Ibrahim ibn Adam berkata, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan bermaksiat di bumi-Nya.” Orang itu bertanya, "lalu di mana aku bisa bermaksiat?” “Di luar buminya”, jawab Ibrahim. Orang itu berkata lagi, “Bagaimana mungkin, sebab seluruh bumi ini milik Allah?” Maka, Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu bahwa seluruh bumi ini milik Allah tetapi engkau masih berbuat maksiat di atasnya?”
Lalu Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau ingin bermaksiat, jangan memakan rizki-Nya.” Orang itu menjawab, “Bagaimana aku bisa hidup?” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu memakan rizki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?”
Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah lakukanlah di tempat yang tidak dilihat oleh-Nya.” Orang itu menjawab, “Bagaimana mungkin sementara Dia terus bersama kita di mana saja kita berada.” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu bermaksiat kepada-Nya sementara Dia bersamamu dan dekat denganmu?”
Lalu Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau masih tetap ingin bermaksiat, maka apabila malaikat maut datang kepadamu guna mengambil ruhmu, katakan padanya, ‘tunggu sampai aku bertobat!’” Orang itu berkata, Bagaimana mungkin wahai Imam, itu mustahil.” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu malaikat maut datang kepadamu dan mengambil ruhmu sementara engkau dalam kondisi bermaksiat?!”
Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau tetap ingin bermaksiat, maka ketika para Malaikat Zabaniyah yang menjaga neraka Jahannam datang untuk mengantarkanmu menuju neraka, katakan kepada mereka, ‘aku tidak akan pergi bersamamu.’” Orang itu menjawab, “Bagaimana mungkin wahai Imam?!” Ibrahim akhirnya mengatakan, “Setelah ini semua, apakah engkau tidak malu kepada Allah?”
(Akhlaq al-Mu’min)
Ibrahim ibn Adam berkata, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah, jangan bermaksiat di bumi-Nya.” Orang itu bertanya, "lalu di mana aku bisa bermaksiat?” “Di luar buminya”, jawab Ibrahim. Orang itu berkata lagi, “Bagaimana mungkin, sebab seluruh bumi ini milik Allah?” Maka, Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu bahwa seluruh bumi ini milik Allah tetapi engkau masih berbuat maksiat di atasnya?”
Lalu Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau ingin bermaksiat, jangan memakan rizki-Nya.” Orang itu menjawab, “Bagaimana aku bisa hidup?” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu memakan rizki-Nya sementara engkau bermaksiat kepada-Nya?”
Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau ingin bermaksiat kepada Allah lakukanlah di tempat yang tidak dilihat oleh-Nya.” Orang itu menjawab, “Bagaimana mungkin sementara Dia terus bersama kita di mana saja kita berada.” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu bermaksiat kepada-Nya sementara Dia bersamamu dan dekat denganmu?”
Lalu Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau masih tetap ingin bermaksiat, maka apabila malaikat maut datang kepadamu guna mengambil ruhmu, katakan padanya, ‘tunggu sampai aku bertobat!’” Orang itu berkata, Bagaimana mungkin wahai Imam, itu mustahil.” Ibrahim berkata, “Tidakkah engkau malu malaikat maut datang kepadamu dan mengambil ruhmu sementara engkau dalam kondisi bermaksiat?!”
Ibrahim melanjutkan, “Jika engkau tetap ingin bermaksiat, maka ketika para Malaikat Zabaniyah yang menjaga neraka Jahannam datang untuk mengantarkanmu menuju neraka, katakan kepada mereka, ‘aku tidak akan pergi bersamamu.’” Orang itu menjawab, “Bagaimana mungkin wahai Imam?!” Ibrahim akhirnya mengatakan, “Setelah ini semua, apakah engkau tidak malu kepada Allah?”
(Akhlaq al-Mu’min)