Ta’lim Muta’allim
(Pelita Penuntut Ilmu)
وأما تفسير العلم: فهو صفة يتجلى بها المذكور لمن قامت هى به كما هو. والفقه: معرفة دقائق العلم مع نوع علاج. قال أبو حنيفة رحمة الله عليه: الفقه معرفة النفس ما لها وما عليها. وقال: ما العلم إلا للعمل به، والعمل به ترك العاجل الآجل
Ilmu ditafsiri dengan : Sifat yang dimiliki seseorang, maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya. Fiqih adalah: Pengetahuan tentang kelembutan-kelebutan ilmu. Ujar Abu Hanifah : Fiqih adalah pengetahuan tentang hal-hal yang berguna, yang berbahaya bagi diri seseorang. Ujarnya lagi : Ilmu itu hanya untuk diamalkannya, sedang mengamalkan di sini berarti meninggalkan orientasi demi akherat.
فينبغى للإنسان أن لايغفل عن نفسه، ما ينفعها وما يضرها، فى أولها وآخرها، ويستجلب ما ينفعها ويجتنب عما يضرها، كى لايكون عقله وعمله حجة فيزداد عقوبة، نعوذ بالله من سخطه وعقوبه
Maka seyogyanya manusia jangan sampai lengah diri dari hal-hal yang bermanfaat dan berbahaya di dunia dan akherat. Dengan demikian dia akan mengambil mana yang bermanfaat dan menjauhi mana yang berbahaya, agar supaya baik akal dan ilmunya tidak menjadi beban pemberat atas dirinya dan menambah siksanya. Kita berlindung kepada Allah dari murka dan siksa-Nya.
وقد ورد فى مناقب العلم وفضائله، آيات وأخبار صحيحة مشهورة لم نشتغل بذكرها كى لايطول الكتاب
Dalam masalah kebaikan keistimewaan dan keutamaan ilmu itu, banyaklah ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih dan masyhur yang mengemukakannya. Namun kali ini tidak kami kedepankan, agarlah uraian kitab ini tidak terlalu berkepanjangan.
(Ta'lim Muta'alim, Pasal 01 : Pengertian Ilmu dan Fiqih Serta Keutamaannya)
<< Pasal 02 Sebelumnya >>
Related Post
- Kewajiban Belajar
- Keutamaan Ilmu
- Belajar Ilmu Akhlaq
- Ilmu Yang Fardhu Kifayah dan Yang Haram Dipelajari