Sesungguhnya Allah lah yang menciptakan cinta. Dan Dialah juga yang menghamparkan bahagia. Dia yang mengutuskan duga, dan Dialah juga yang mengirimkan hampa. Namun hakikatnya itu semua adalah bukti kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dan juga tanda menguji keimanan diri manusia terhadap-Nya.
Bukannya Dia tidak tahu betapa sedihnya hatimu, sengsaranya jiwamu, apabila bahagia yang dipinta namun penderitaan yang tiba. Bukannya Dia ingin mendzalimi hamba-hamba-Nya sedangkan kita semua diciptakan untuk mengabdikan kepada-Nya. Namun yang sebenarnya, semua itu ditakdirkan sebegitu karena Dia Maha Mengetahui bahwa hati yang pernah di'ratah' dengan kesedihan, jiwa yang di'baham' dengan penderitaan, akan ada satu masa pasti akan mencari tempat pergantungan, dan disitulah seorang hamba yang benar-benar beriman akan kembali kepada-Nya dalam kehidupan. Dia mengetahui hati dan jiwa sebegini akan lebih dekat dan akrab dengan-Nya dengan merintih dan memohon kepada-Nya.
Terkadang Allah takdirkan ujian dan dugaan untuk menyedarkan kembali jiwa-jiwa yang lalai dan hati yang terleka agar kembali semula kepada-Nya. Adakalanya musibah itu terjadi untuk menyedarkan jiwa dan hati diatas perbuatan-perbuatan kita.
Betapa hebatnya perancangan dan ketentuan Allah Ta'ala, tidak mengira tempat dan juga masa, setiap detik yang Dia ciptakan pasti ada rahmat dan hikmah yang terkandung disebaliknya. Namun hanya orang terbuka hatinya yang mampu mencari hikmat tersebut. Oleh itu, sucikanlah hati dan bersihkan jiwa, agar hati kita sentiasa terbuka dengan hidayah-Nya.
Usahlah berdukacita dengan kesusahan dan penderitaan, kerana disebaliknya ada rahmat dan hikmah yang tersembunyi dalam kehidupan. Dan janganlah juga terlalu bergembira dengan kebahagiaan dan kesenangan, kerana tidak mustahil disebaliknya sedang menanti diakhirnya penderitaan dan kesengsaraan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Rabbku telah memuliakanku.’ Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Rabbku menghinaku.’ Sekali-kali tidak (demikian).” (Al-Fajr: 15-17)
Ingatlah, satu saat di hadapan, tidak mampu kita tafsirkan apa yang bakal berlaku, kerana setiap sesuatu dalam hidup ini, bukanlah satu kepastian di masa depan sebagaimana dalam sangkaan kita. Wallahu'alam.
#bicarahidayah
Bukannya Dia tidak tahu betapa sedihnya hatimu, sengsaranya jiwamu, apabila bahagia yang dipinta namun penderitaan yang tiba. Bukannya Dia ingin mendzalimi hamba-hamba-Nya sedangkan kita semua diciptakan untuk mengabdikan kepada-Nya. Namun yang sebenarnya, semua itu ditakdirkan sebegitu karena Dia Maha Mengetahui bahwa hati yang pernah di'ratah' dengan kesedihan, jiwa yang di'baham' dengan penderitaan, akan ada satu masa pasti akan mencari tempat pergantungan, dan disitulah seorang hamba yang benar-benar beriman akan kembali kepada-Nya dalam kehidupan. Dia mengetahui hati dan jiwa sebegini akan lebih dekat dan akrab dengan-Nya dengan merintih dan memohon kepada-Nya.
Terkadang Allah takdirkan ujian dan dugaan untuk menyedarkan kembali jiwa-jiwa yang lalai dan hati yang terleka agar kembali semula kepada-Nya. Adakalanya musibah itu terjadi untuk menyedarkan jiwa dan hati diatas perbuatan-perbuatan kita.
Betapa hebatnya perancangan dan ketentuan Allah Ta'ala, tidak mengira tempat dan juga masa, setiap detik yang Dia ciptakan pasti ada rahmat dan hikmah yang terkandung disebaliknya. Namun hanya orang terbuka hatinya yang mampu mencari hikmat tersebut. Oleh itu, sucikanlah hati dan bersihkan jiwa, agar hati kita sentiasa terbuka dengan hidayah-Nya.
Usahlah berdukacita dengan kesusahan dan penderitaan, kerana disebaliknya ada rahmat dan hikmah yang tersembunyi dalam kehidupan. Dan janganlah juga terlalu bergembira dengan kebahagiaan dan kesenangan, kerana tidak mustahil disebaliknya sedang menanti diakhirnya penderitaan dan kesengsaraan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, ‘Rabbku telah memuliakanku.’ Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Rabbku menghinaku.’ Sekali-kali tidak (demikian).” (Al-Fajr: 15-17)
Ingatlah, satu saat di hadapan, tidak mampu kita tafsirkan apa yang bakal berlaku, kerana setiap sesuatu dalam hidup ini, bukanlah satu kepastian di masa depan sebagaimana dalam sangkaan kita. Wallahu'alam.
#bicarahidayah