Guru kita Al-Habib Umar bin Hafidz, beliau hafidz Qur'an, namun beliau tetap membaca Al-Qur'an.
Ketika Habibana Munzir menanyakan pada beliau, "Kenapa masih membaca Al-Qur'an dalam shalat dan juga sering di luar shalat padahal beliau hafal Al-Qur'an?", Beliau menjawab, "Jika aku memakai hafalanku saja, maka kedua mataku tak terlibat pahalanya, juga kedua tanganku."
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
“Membaca Al-Qur’an di Mushaf itu lebih utama dari membacanya secara hafalan karena ketika melihatnya terdapat nilai ibadah tersendiri yang dicari.”
Rasulullah ﷺ bersabda, "Bacaan Al-Qur'an seseorang tanpa melihat Mushaf adalah seribu derajat (pahalanya), dan bacaannya dengan melihat Mushaf adalah dilipatkan sampai duaribu derajat." (HR. Baihaqi fi Syu'abul Iman).
Ketika Habibana Munzir menanyakan pada beliau, "Kenapa masih membaca Al-Qur'an dalam shalat dan juga sering di luar shalat padahal beliau hafal Al-Qur'an?", Beliau menjawab, "Jika aku memakai hafalanku saja, maka kedua mataku tak terlibat pahalanya, juga kedua tanganku."
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
قال السيوطي في الإتقان 1 / 287
الْقِرَاءَةُ فِي الْمُصْحَفِ أَفْضَلُ مِنَ الْقِرَاءَةِ مِنْ حِفْظِهِ لِأَنَّ النَّظَرَ فِيهِ عِبَادَةٌ مَطْلُوبَةٌ
“Membaca Al-Qur’an di Mushaf itu lebih utama dari membacanya secara hafalan karena ketika melihatnya terdapat nilai ibadah tersendiri yang dicari.”
ورد مرفوعا: قراءة الرجل في غير المصحف ألف درجة وقراءته في المصحف تضاعف ألفي درجة
Rasulullah ﷺ bersabda, "Bacaan Al-Qur'an seseorang tanpa melihat Mushaf adalah seribu derajat (pahalanya), dan bacaannya dengan melihat Mushaf adalah dilipatkan sampai duaribu derajat." (HR. Baihaqi fi Syu'abul Iman).
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين