Beberapa Amalan Ketika Turun Hujan
✔ Pertama: Takut datangnya adzab ketika mendung
Ketika muncul mendung, Nabi ﷺ begitu khawatir, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah.
✔ Kedua: Do’a ketika turun hujan sebagai rasa syukur pada Allah
’Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, ”Nabi ﷺ ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat).”(HR. Bukhari no. 1032, Ahmad no. 24190, dan An-Nasa'i no. 1523)
✔ Ketiga: Turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al-Umm dan Al-Baihaqi dalam Al-Ma’rifah dari Makhul secara mursal)
✔ Keempat: Do’a ketika terjadi hujan lebat
Nabi ﷺ suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi ﷺ berdo’a,
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan).” (HR. Bukhari no. 1014)
✔ Kelima: Do’a ketika terjadi angin kencang
Dianjurkan bagi seorang muslim ketika terjadi angin kencang untuk membaca do’a berikut sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasulullah ﷺ mengucapkan ketika itu,
“Allahumma inni as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’udzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi (Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya).” (HR. Muslim no. 899)
✔ Keenam: Do’a ketika mendengar suara petir
Apabila ’Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu 'anhu mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,
“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).”
✔ Ketujuh: Mengambil berkah dari air hujan
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah ﷺ. Lalu Rasulullah ﷺ menyingkap bajunya hingga tersiram hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim no. 898)
An-Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi ﷺ bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.” (Syarh Muslim, Yahya bin Syarf an-Nawawi, 6/195, Dar Ihya’ At-Turots Al-‘Arobiy, cetakan kedua, 1392 H)
✔ Kelapan: Dianjurkan berwudhu dengan air hujan
Dalilnya, “Apabila air mengalir di lembah, Nabi ﷺ mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Al Baihaqi, dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Gholil no. 679)
✔ Kesembilan: Tidak boleh mencela hujan
Sebagian orang sering keluar dari mulutnya celaan, “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”. Ketahuilah, Nabi ﷺ telah menasihatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.”" (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246)
Rasulullah ﷺ juga bersabda, "Janganlah kamu mencaci maki angin." (HR. Tirmidzi no. 2252)
Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.
✔ Kesepuluh: Do’a setelah turun hujan
Do’anya adalah, “Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah).” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71)
Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ
#bicarahidayah
✔ Pertama: Takut datangnya adzab ketika mendung
Ketika muncul mendung, Nabi ﷺ begitu khawatir, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah.
✔ Kedua: Do’a ketika turun hujan sebagai rasa syukur pada Allah
’Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, ”Nabi ﷺ ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat).”(HR. Bukhari no. 1032, Ahmad no. 24190, dan An-Nasa'i no. 1523)
✔ Ketiga: Turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al-Umm dan Al-Baihaqi dalam Al-Ma’rifah dari Makhul secara mursal)
✔ Keempat: Do’a ketika terjadi hujan lebat
Nabi ﷺ suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi ﷺ berdo’a,
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan).” (HR. Bukhari no. 1014)
✔ Kelima: Do’a ketika terjadi angin kencang
Dianjurkan bagi seorang muslim ketika terjadi angin kencang untuk membaca do’a berikut sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasulullah ﷺ mengucapkan ketika itu,
“Allahumma inni as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’udzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi (Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya).” (HR. Muslim no. 899)
✔ Keenam: Do’a ketika mendengar suara petir
Apabila ’Abdullah bin az-Zubair radhiyallahu 'anhu mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,
“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).”
✔ Ketujuh: Mengambil berkah dari air hujan
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah ﷺ. Lalu Rasulullah ﷺ menyingkap bajunya hingga tersiram hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim no. 898)
An-Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi ﷺ bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.” (Syarh Muslim, Yahya bin Syarf an-Nawawi, 6/195, Dar Ihya’ At-Turots Al-‘Arobiy, cetakan kedua, 1392 H)
✔ Kelapan: Dianjurkan berwudhu dengan air hujan
Dalilnya, “Apabila air mengalir di lembah, Nabi ﷺ mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Al Baihaqi, dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Gholil no. 679)
✔ Kesembilan: Tidak boleh mencela hujan
Sebagian orang sering keluar dari mulutnya celaan, “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”. Ketahuilah, Nabi ﷺ telah menasihatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.”" (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246)
Rasulullah ﷺ juga bersabda, "Janganlah kamu mencaci maki angin." (HR. Tirmidzi no. 2252)
Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.
✔ Kesepuluh: Do’a setelah turun hujan
Do’anya adalah, “Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah).” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71)
Shared by ⓑⓘⓒⓐⓡⓐ ღ ⓗⓘⓓⓐⓨⓐⓗ
#bicarahidayah