Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Mutiara Hikmah » Waktu Disyari'atkannya Wudhu


Waktu Disyari'atkannya Wudhu

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

Di beberapa kitab fikih, seperti Fathul Mu’in, syari’at wudhu itu diperintahkan bersamaan dengan diperintahkannya shalat. Artinya, perintah wudhu itu bersamaan dengan pertama kalinya Nabi ﷺ melaksanakan shalat Dzuhur sebagai shalat 5 waktu. Dengan kata lain, shalat Dzuhur itu disyari’atkan sebelum Nabi ﷺ hijrah ke Madinah, tepatnya pada tahun ke-10 kenabian Muhammad ﷺ.

Sementara itu, Imam al-Qalyubi, penulis Hasyiyah Qalyubi ‘alal Mahalli, memberikan sejumlah pendapat lain. Beliau menyampaikan pendapat bahwa wudhu itu baru disyari’atkan pada tahun 16 kenabian. Artinya, wudhu itu disyari’atkan setelah Nabi ﷺ hijrah ke Madinah. Namun demikian, al-Qalyubi juga menghadirkan pendapat yang menyatakan bahwa syari’at wudhu merupakan syari’at umat sebelum Islam datang.

Riwayat al-Baihaqi dalam Al-Dalail al-Nubuwwah menyebutkan bahwa wudhu itu disyari’atkan bersamaan dengan pengajaran shalat. Saat itu, malaikat Jibril langsung mengajari Nabi ﷺ mengenai wudhu dan shalat.

عن محمد بن إسحاق قال وكانت خديجة أول من آمن بالله ورسوله وصدق بما جاء به قال ثم أن جبريل عليه السلام أتى رسول الله حين افترضت عليه الصلاة فهمز له بعقبه في ناحية الوادي فانفجرت له عين من ماء مزن فتوضأ جبريل ومحمد عليهما السلام ثم صليا ركعتين وسجدا أربع سجدات ثم رجع النبي قد أقر الله عينه وطابت نفسه وجاءه ما يحب من الله فأخذ بيد خديجة حتى أتى بها العين فتوضأ كما توضأ جبريل ثم ركع ركعتين وأربع سجدات هو وخديجة ثم كان هو وخديجة يصليان سرا 

“Dari Muhammad ibn Ishaq berkata: bahwa Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya dan meyakini kebenaran ajarannya. Kemudian, Jibril ‘alaihissalam mendatangi Rasulullah ﷺ ketika sudah (diturunkan perintah) diwajibkan shalat. Lalu, Malaikat Jibril menekan tumitnya di salah satu sisi lembah, lalu memanucurlah mata air dingin dan digunakan oleh malaikat Jibril dan Nabi Muhammad ﷺ berwudhu, kemudian mereka berdua shalat dua raka’at dan empat sujud. Setelahnya, Rasulullah ﷺ pulang dan mata airnya itu dijadikan oleh Allah tetap memancur, senanglah perasaan Rasulullah dan kembali ke mata air itu bersama Khadijah untuk melakukan shalat. Keduanya berwudhu seperti yang dilakukan Jibril, kemudia shalat dua raka’at dan empat sujud secara sembunyi-sembunyi” (HR. Al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah).

Sementara itu, pendapat yang mengatakan bahwa wudhu itu baru disyari’atkan setelah Nabi ﷺ hijrah ke Madinah, berdasarakan asbab al-nuzul ayat 5 surah Al-Maidah ini, wa idza qumtum ilas shalati fagsilu wujuhakum dan seterusnya. Tahir bin ‘Asyur, mufasir asal Tunisia, memaparkan bahwa surah Al-Maidah adalah di antara surat yang turun paling akhir. Karenanya, ayat ini tidak menunjukkan bahwa wudhu itu baru disyari’atkan ketika Nabi sudah hijrah ke Madinah.

Tahir bin ‘Asyur mendukung pendapat yang menyatakan bahwa wudhu itu sudah diajarkan bersamaan dengan diajarkannya shalat. Artinya, pendapat ini mendukung hadits riwayat al-Baihaqi di atas. Sementara itu, kedudukan ayat ini, menurut Ibnu ‘Asyur, lebih menekankan paparan tentang beberapa nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada umat manusia yang bertakwa.

Selain itu, Ibnu Hazm dalam As-Sirah al-Halbiyah, seperti dikutip Jawwad Ali, juga menyatakan bahwa perintah wudhu itu makiyyun fi al-fardh, wa madaniyyun fi al-tilawah (diwajibkan di Mekkah, namun diturunkan nash Qur’annya di Madinah).

Wallahu a’lam.

Dikutip dari bincangsyariah


Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse