Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,
“Jika aku punya do'a mustajab maka do'a tersebut akan kupakai untuk mendoakan penguasa.”
“Mengapa demikian wahai Abu Ali?” demikian tanggapan sebagian orang.
Jawaban Al-Fudhail, “Jika do'a mustajab tersebut kupakai untuk diriku sendiri, aku tidak akan mendapatkan balasan. Namun, jika kupakai untuk mendo'akan penguasa maka baiknya penguasa akan berdampak kebaikan bagi rakyat dan negeri.”
(Hilyah Al-Auliya’, 8:91, Abu Nu’aim al-Ashfahani)
لو أن لي دعوةً مستجابةً ما صيرتها إلا في الإمامِ . قيل له : وكيف ذلك يا أبا علي ؟ قال : متى ما صيرتها في نفسي لم تحزني ، ومتى صيرتها في الإمامِ فصلاحُ الإمامِ صلاحٌ العبادِ والبلادِ
“Jika aku punya do'a mustajab maka do'a tersebut akan kupakai untuk mendoakan penguasa.”
“Mengapa demikian wahai Abu Ali?” demikian tanggapan sebagian orang.
Jawaban Al-Fudhail, “Jika do'a mustajab tersebut kupakai untuk diriku sendiri, aku tidak akan mendapatkan balasan. Namun, jika kupakai untuk mendo'akan penguasa maka baiknya penguasa akan berdampak kebaikan bagi rakyat dan negeri.”
(Hilyah Al-Auliya’, 8:91, Abu Nu’aim al-Ashfahani)