Hadits Ke-1
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ، فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي
(رواه مسلم, وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata; telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri-Nya sendiri, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayang-Ku) mengalahkan murka-Ku’.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Hadits Ke-2
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا، وَأَنَا الْأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفُوًا أَحَدٌ
(رواه البخاري, وكذلك النسائي)
Diriwayatkan dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, “Telah berfirman Allah Ta'ala, 'Ibnu Adam (anak keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakan-Ku, dan mereka tidak berhak untuk itu, dan mereka mencela-Ku padahal mereka tidak berhak untuk itu, adapun kedustaannya pada-Ku adalah perkataanya, 'Dia tidak akan menciptakankan aku kembali sebagaimana Dia pertama kali menciptakanku (tidak dibangkitkan setelah mati)', adapun celaan mereka kepada-Ku adalah ucapannya, 'Allah telah mengambil seorang anak', (padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan tempat memohon segala sesuatu (Ash-Shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada bagi-Ku satupun yang menyerupai'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga oleh an-Nasa'i)
Hadits Ke-3
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ، عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنْ اللَّيْلَةِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ النَّبِيُّ ﷺ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ لَهُمْ، هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ، أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِي، كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي، مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
(رواه البخاري, وكذلك مالك والنسائي)
(رواه البخاري, وكذلك مالك والنسائي)
Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhniy radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyah, di atas bekas hujan(1) yang turun malamnya, tatkala telah selesai, Nabi ﷺ menghadap kepada manusia (jama'ah para shahabat), kemudian beliau bersabda, “Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian?”, (para sahabat) berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”, Rasulullah ﷺ bersabda, “(Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman), 'Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, adapun orang yang mengatakan, kami telah dikaruniai hujan sebab keutamaan Allah (fadhilah Allah) dan kasih sayang-Nya (rahmat-Nya), maka mereka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang'; dan adapun yang berkata, kami telah dikaruniai hujan sebab bintang(2) ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga oleh an-Nasa'i)
“bekas langit”(إِثْرِ سَمَاءٍ) maksudnya bekas/akibat hujan (al-anwa': 28), tingkatan/keadaan; fase bulan setiap malam di tingkatan fasenya. (di tempat lain disebutkan artinya adalah bintang-bintang, serupa dengan yang ada di lanjutan hadits ini)
Hadits Ke-4
Hadits Ke-4
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، قَالَ اللَّهُ: يَسُبُّ بَنِي بَنُو آدَمَ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
(رواه البخاري, وكذلك مسلم)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Allah telah berfirman, 'Anak-anak Adam (umat manusia) mengecam waktu; dan Aku adalah (Pemilik) waktu; dalam kekuasaan-Ku malam dan siang'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga Muslim)
Di dalam Al-Qur'an, Allah 'Azza wa Jalla, menggunakan istilah-istilah yang berbeda untuk menyebutkan waktu, pada ulama mendefinisikannya kurang lebih sebagai berikut:
dahr (دهر) = masa keberadaan alam semesta, mulai dari penciptaan alam semesta sampai masa kiamat. Kata ini misalnya terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Insan ayat 1:
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
ashr (عصر) = masa hidup yang dilalui sesuatu (seseorang), misalnya waktu ashr manusia, yaitu masa hidup manusia mulai dari lahir hingga meninggal. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Ashr ayat:1 :
وَالْعَصْرِ
Demi masa
ajal (أجل) = masa berakhirnya sesuatu, misal: ajal manusia. Seperti dalam surah Yunus ayat 49.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).
Waqt (وقت ) = masa dimana suatu pekerjaan harus selesai, misal waktu shalat, dst. Seperti digunakan dalam surah An-Nisa ayat 103 (dalam bentuk jamak = mauqut)
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Hadits Ke-5
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي(1)، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
(رواه مسلم, وكذلك ابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Telah berfirman Allah Tabaraka wa Ta'ala (Yang Maha Suci dan Maha Luhur), 'Aku adalah Dzat Yang Maha Mandiri, Yang Paling tidak membutuhkan sekutu; Barangsiapa beramal sebuah amal menyekutukan Aku dalam amalan itu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Ibnu Majah)
Adalah juga termasuk syirik jika seseorang beramal dengan amalan disamping ditujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala juga ditujukan kepada yang selain-Nya.
Hadits ke-6
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ، إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ، وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ، فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ
(رواه مسلم, وكذلك الترمذي والنسائي)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya salah seorang yang pertama dihisab di hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid (gugur dalam peperangan); kemudian disebutkan baginya semua kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat itu?', lelaki itu menjawab, 'Aku berperang untuk-Mu hingga aku syahid'; Allah menjawab, 'Kamu berdusta, (akan tetapi sesungguhnya) engkau berperang agar orang menyebutmu pemberani, dan (orang-orang) telah menyebutkan demikian itu, kemudian diperintahkan (malaikat) agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan dilemparkan ke dalamnya'. Dan (selanjutnya adalah) seorang laki-laki yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya serta dia membaca Al-Qur'an, kemudian dia didatangkan, kemudian disebutkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan dia membenarkannya. Kemudian Allah bertanya, 'Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat-nikmat itu?' lelaki itu menjawab, 'Aku mencari ilmu dan mengamalkannya/mengajarkannya, dan aku membaca Al-Qur'an karena-Mu'. Allah berfirman, 'Kamu berdusta, (akan tetapi) kamu mencari ilmu itu agar disebut sebagai 'alim (orang yang berilmu), dan kamu membaca Al-Qur'an agar orang menyebutmu qari', dan kamu telah disebut demikian itu ('alim & qari')', kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya hingga sampai di neraka dan di masukkan ke dalam neraka” Dan (selanjutnya) seorang laki-laki yang diluaskan (rizkinya) oleh Allah. Dan dikaruniai berbagai harta kekayaan. Kemudian dia dihadapkan, dan disebutkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya, dan dia membenarkannya. Kemudia Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Apa yang kamu kerjakan dengan nikmat-nikmat itu?', lelaki itu menjawab, 'Tidaklah aku meninggalkan jalan yang aku cintai selain aku menginfakkan hartaku untuk-Mu'; Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu semua agar orang menyebutmu dermawan, dan kamu telah disebut demikian'. Kemudian diperintahkan (malaikat) kepadanya, agar dia diseret di atas wajahnya, hingga sampai di neraka dan dimasukkan ke dalam neraka.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga at-Tirmidzi dan an-Nasa'i)
Hadits Ke-7
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ، يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ رَاعِي غَنَمٍ، فِي رَأْسِ شَظِيَّةِ الْجَبَلِ، يُؤَذِّنُ بِالصَّلَاةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا، يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلَاةَ، يَخَافُ مِنِّي، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي، وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ
(رواه النسائي بسند صحيح)
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap seorang pengembala kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk shalat dan mengerjakan shalat, kemudian Allah 'Azza wa Jalla (Yang Maha Perkasa dan Maha Luhur) berfirman, 'Lihatlah hamba-Ku ini, dia mengumandangkan adzan dan menegakkan shalat (iqamat) karena takut kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hamba-Ku ini, dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga'.”
(Diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan sanad yang shahih)
Hadits Ke-8
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ، مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ، فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلَاثًا، غَيْرَ تَمَامٍ، فَقِيلَ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الْإِمَامِ، فَقَالَ: اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ النبي ﷺ يَقُولُ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي - وَقَالَ مَرَّةً: فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
(رواه مسلم, وكذلك مالك والترمذي وأبو داود والنسائي وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat dengan tanpa membaca, di dalam shalatnya, Umm Al-Qur'an (surah Al-Fatihah), maka shalatnya kurang (diucapkan beliau tiga kali, sebagai penegasan), tidak sempurnalah shalatnya.” Kemudian disampaikan kepada Abu Hurairah, sesungguhnya kami berada di belakang imam, maka beliau berkata, bacalah dengannya (Ummu Quran) untuk dirimu sendiri (sebagai makmum tetap membaca Al-Fatihah), karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan bagi hamba-Ku apa yang dia mohonkan, maka ketika hamba-Ku berkata {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} (Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam) Allah 'Azza wa Jalla berfirman, Hamba-Ku telah memuji-Ku, dan ketika seorang hamba berkata, {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Hamba-Ku telah memuji-Ku', dan ketika seorang mengucapkan, {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} (Yang Menguasai di Hari Pembalasan), Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah memuliakan Aku' – dan (Abu Hurairah) pernah mengatakan (dengan redaksi), 'Hamba-Ku telah berserah diri kepada-Ku', dan ketika seseorang berkata, {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} (Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan), Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Ini adalah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya', dan ketika seseorang berkata,
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} (Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat), Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Ini adalah bagi hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia pinta'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Malik, at-Tirmidzi, dan Abu Dawud, an-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Hadits Ke-9
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ. فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
(رواه الترمذي(1) وكذلك أبو داود والنسائي وابن ماجه وأحمد)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya perkara/amal seorang hamba yang dihisab pertama kali adalah shalatnya. Seandainya (shalatnya) baik, maka benar-benar paling beruntung dan paling sukses, dan seandainya (shalatnya) buruk, maka dia benar-benar akan kecewa dan merugi, dan seandainya kurang sempurna shalat fardhunya, Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Lihatlah apakah bagi hamba-Ku ini (ada amal) shalat sunnah (mempunyai shalat sunnah) yang bisa menyempurnakan shalat fardhunya,' kemudian begitu juga terhadap amal-amal yang lainnya juga diberlakukan demikian'.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (1), dan begitu juga oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i dan Ibn Majah serta Ahmad)
1. Sunan Tirmidzi hadits no. 413 juz 2 hal. 271, begitu juga dapat dibaca di kitab Misykatul Mashaabiyh, hadits no. 1330-1331 juz 1, halaman 419, dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi
Hadits Ke-10
: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَن النَّبِيِّ ﷺ قَالَ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي، وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ(1)، وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ، وَلَخُلُوفُ(2) فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
(رواه البخاري, وكذلك مسلم ومالك والترمذي النسائي وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, ”Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya dan makannya serta minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagian saat berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya, dan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah, daripada bau minyak misik/kesturi'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga oleh Muslim, dan Malik, dan at-Tirmidzi dan an-Nasa'i serta Ibnu Majah)
Hadits Ke-11
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ، قَالَ اللَّهُ: أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ، أُنْفِقْ عَلَيْكَ
(رواه البخاري, وكذلك مسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Berinfaklah wahai anak Adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga oleh Muslim)
Hadits Ke-12
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنْ الْخَيْرِ شَيْءٌ، إِلَّا أَنَّهُ كَانَ يُخَالِطُ (1) النَّاسَ، وَكَانَ مُوسِرًا، فَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنْ الْمُعْسِرِ، قَالَ قَالَ اللَّهُ : نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْكَ، تَجَاوَزُوا عَنْهُ
(رواه مسلم, وكذلك البخاري والنسائي)
Diriwayatkan dari Abu Mas'ud al-Anshari radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Ada seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang lapang (berkecukupan), serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang yang kesulitan (dari membayar hutang)”, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Kami (Allah) lebih berhak untuk berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh al-Bukhari dan an-Nasa'i)
Hadits Ke-13
:عَنْ عَدِيَّ بْنَ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، فَجَاءَهُ رَجُلَانِ: أَحَدُهُمَا يَشْكُو الْعَيْلَة، وَالْآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ، حَتَّى تَخْرُجَ الْعِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ. وَأَمَّا الْعَيْلَةُ، فَإِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ، لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْ اللَّهِ، لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلَا تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، ثُمَّ لَيَقُولَنَّ: أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى، فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ، فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ، ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ، فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ، فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
(رواه البخاري)
Diriwayatkan dari 'Adiy ibn Hatim radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, ketika aku sedang berada disamping Rasulullah ﷺ, kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah satunya mengadukan tentang kemiskinan, dan lelaki yang lainnya mengadukan tentang perampokan di jalan, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Adapun mengenai perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju Makkah, dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari kiamat, (sehingga datang masa dimana) seorang diantara kalian berdiri untuk mencari orang yang mau menerima sedekah, namun tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerimanya, kemudian (di hari kiamat) setiap orang diantara kalian akan berdiri di hadapan Allah, yang tidak ada diantaranya dan Allah hijab/tabir, dan tidak pula ada penerjemah yang menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Bukankah Aku telah memberimu harta?' Kemudian orang itu menjawab, 'Benar', kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Bukankah telah Aku utus kepadamu seorang Rasul?', lalu orang itu menjawab, 'Benar', kemudian ia melihat ke arah kanannya, maka ia tidak mendapati kecuali neraka, kemudian dia melihat ke arah kirinya, dan tidak mendapati kecuali neraka. Maka jagalah diri-diri kalian dari api neraka, meskipun dengan (bersedekah) separuh buah kurma, dan jika dia tidak mendapatinya (kurma/barang untuk bersedekah) maka (bersedekahlah) dengan perkataan yang baik.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Hadits Ke-14
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ، إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً سَيَّارَةً فُضُلًا، يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ، قَعَدُوا مَعَهُمْ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ، حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِقَالَ، فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ، يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيَسْأَلُونَكَ، قَالَ: وَمَا يَسْأَلُونِي؟ قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: لَا أَيْ رَبِّ، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي! قَالُوا: وَيَسْتَجِيرُونَكَ، قَالَ: وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي؟ قَالُوا: مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي! قَالُوا: وَيَسْتَغْفِرُونَكَ، قَالَ، فَيَقُولُ: قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ، فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا، وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا،
(رواه مسلم وكذلك البخاري والترمذي والنسائي)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta'ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi) memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit”. Beliau melanjutkan: “Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, 'Dari manakah kamu sekalian?' Mereka menjawab, 'Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan [Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau.' Allah bertanya lagi, 'Apa yang mereka mohonkan kepada Aku?' Para malaikat itu menjawab, 'Mereka memohon surga-Mu.' Allah bertanya lagi, 'Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku?' Para malaikat itu menjawab, 'Belum wahai Tuhan kami.' Allah berfirman, 'Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku?' Para malaikat itu berkata lagi, 'Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu.' Allah bertanya, 'Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku?' Para malaikat menjawab, 'Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami.' Allah bertanya, 'Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku?' Para malaikat menjawab, 'Belum.' Allah berfirman, 'Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku.' Para malaikat itu melanjutkan, 'Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu'.” Beliau bersabda, “Kemudian Allah berfirman, 'Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan'.” Beliau melanjutkan lagi, “Lalu para malaikat itu berkata, 'Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka'.” Beliau berkata, “Lalu Allah menjawab, 'Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi dan an-Nasa'i)
Hadits Ke-15
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ، يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
(رواه البخاري, وكذلك مسلم والترمذي وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku, dan jika hamba-Ku mengingat-Ku dalam sendirian, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku sendiri, dan jika dia mengingat-Ku di dalam sebuah kelompok/jama'ah, (maka) Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, dan jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu depa, dan jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, begitu juga oleh Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadits Ke-16
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ، فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ، إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
(رواه البخاري ومسلم)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Nabi ﷺ, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan dan keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Allah menulis di sisi-Nya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu keburukan saja.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Hadits Ke-17
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ فِيمَا يَرْوِيهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ، يَا عِبَادِي: إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا. يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي: كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي: إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ . يَا عِبَادِي: إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي: لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ. يَا عِبَادِي: إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
(رواه مسلم, وكذلك الترمذي وابن ماجه)
Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah ﷺ sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya 'Azza wa Jalla bahwa “Dia berfirman, 'Wahai hamba-Ku, sesungguhya Aku telah mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kedzaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku dzalim. Wahai hamba-Ku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang Aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang Aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang terakhir semunya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikan maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah mencela kecuali dirinya'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh at-Tirmidzi dan Ibn Majah)
Hadits Ke-18
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ. يَا ابْنَ آدَمَ: اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ؟ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي. يَا ابْنَ آدَمَ: اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي، قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ؟ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ، أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي
(رواه مسلم)
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla kelak di hari kiamat akan berfirman, 'Wahai anak cucu Adam, Aku sakit dan kamu tidak menjenguk-Ku', ada yang berkata, 'Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam', Allah berfirman, 'Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hamba-Ku yang bernama fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapati-Ku di dekatnya. Wahai anak cucu Adam, Aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberi-Ku makanan kepada-Ku', ada yang berkata, 'Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?' Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hamba-Ku fulan meminta makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati perbuatan itu di sisi-Ku. Wahai anak cucu Adam, Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum' , ada yang berkata, 'Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?' Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Seorang hamba-Ku yang bernama fulan meminta minum kepadamu, namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberi minum kepadanya, benar-benar akan kau dapati (pahala) amal itu di sisi-Ku'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim)
Hadits Ke-19
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا، قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ
(رواه أبو داود, وكذلك ابن ماجه وأحمد, بأسانيد صحيحة)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Kesombongan adalah seledang-Ku, dan keagungan adalah kain (sarung)-Ku, barangsiapa bersaing (turut memiliki) dalam salah satu dari kedua hal tersebut, maka benar-benar akan Aku lemparkan dia di dalam neraka'.”
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, begitu juga oleh Ibn Majah dan Ahmad, dengan sanad yang shahih)
Hadits Ke-20
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ، تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
(رواه مسلم, وكذلك مالك وأبو داود)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulullah ﷺ telah bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan hari Kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang laki-laki yang diantaranya dan saudaranya bermusuhan, maka dikatakan kepadanya, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh Malik dan Abu Dawud)
Hadits Ke-21
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ
(رواه البخاري, وكذلك ابن ماجه وأحمد)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliu bersabda, “Allah Ta'ala berfirman, 'Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu memakan (uang dari) harganya dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga Ibnu Majah dan Ahmad)
Hadits Ke-22
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، لَا يَحْقِرْ أَحَدُكُمْ نَفْسَهُ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَحْقِرُ أَحَدُنَا نَفْسَهُ؟ قَالَ: يَرَى أَمْرَ اللَّهِ عَلَيْهِ فِيهِ مَقَالٌ، ثُمَّ لَا يَقُولُ فِيهِ، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: مَا مَنَعَكَ أَنْ تَقُولَ فِي كَذَا وَكَذَا؟ فَيَقُولُ: خَشْيَةُ النَّاسِ، فَيَقُولُ: فَإِيَّايَ كُنْتَ أَحَقَّ أَنْ تَخْشَى
(رواه ابن ماجه بسند صحيح)
Diriwayatkan dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda, “Janganlah salah seorang mencela dirinya sendiri.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang mencela dirinya sendiri?” Beliau menjawab, “Dia melihat perkara Allah diperbincangkan, lalu dia tidak mengatakan (pembelaan) kepadanya, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan berkata kepadanya kelak di hari Kiamat, ‘Apa yang mencegahmu untuk mengatakan begini dan begini!‘ lalu ia menjawab, ‘Saya takut terhadap manusia’. Maka Allah pun berfirman, ‘Aku lebih berhak untuk kamu takuti’.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang shahih)
Hadits Ke-23
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بجَلَالِي؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي
(رواه البخاري, وكذلك مالك)
Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman di hari kiamat, 'Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, di hari ini (kiamat) Aku menaungi mereka dalam naungan-Ku, di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Ku'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Malik)
Hadits Ke-24
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ، فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، قَالَ: ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. وَإِذَا اللَّهُ أَبْغَضَ عَبْدًا، دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ
(رواه مسلم, وكذلك البخاري ومالك والترمذي)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, 'Sesunguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia',” Rasulullah selanjutnya bersabda, “Maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru penduduk langit, 'Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia', maka para penghuni langit pun mencintainya,” selanjutnya Rasulullah ﷺ bersabda, “Dan kemudian di bumi diapun menjadi orang yang diterima. Dan ketika Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan kemudian berfirman, 'Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah dia', maka Jibril pun membenci si fulan, kemudia Jibril menyeru penduduk langit, 'Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah dia',” Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Maka penduduk langitpun membenci fulan, kemudian diapun dibenci di bumi.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh al-Bukhari, Malik, dan at-Tirmidzi)
Hadits Ke-25
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ عَبْدِي الْمُؤْمِنِ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ
(رواه البخاري)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Siapa yang memusuhi seorang kekasih-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku, dengan sesuatu yang lebih Ku-sukai daripada melaksanakan kewajibannya, dan selalu hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan melakukan sunnah-sunnah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Akulah yang menjadi pendengarannya, dan penglihatannya, dan sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan apabila ia memohon kepada-Ku pasti Ku-kabulkan dan jika berlindung kepada-Ku pasti Ku-lindungi'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Hadits Ke-26
عَنْ أَبِي أُماَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيّ ﷺ قاَلَ، قاَلَ اللهُ عَزَّوَجَلَّ: إِنَّ أَغْبَطَ أَوْليَائي عِنْدي لَمُؤْمِنُ، خَفِيفُ الْحَاذِ، ذُو حَظ مِنَ الصّلاةِ، أَحْسَنَ عِباَدَةَ رَبِّهِ، وَأَطَاعَهُ فِي السِّرِّ، وَكاَن غاَمضاً في النّاس، لاَ يُشَرُ إِليْهِ بِالأصابِعِ، وكانَ رِزْقُهُ كفافاً فَصَبَرَ عَلَى ذلك ثُمَّ نَفَضَ بِيَدِهِ، ثُمَّ قاَلَ، عُجِّلَة مَنِيَّتُهُ، قَلَّتْ بِوَاكِيهِ، قَلَّ تُرَاثُهُ
(رواهُ التِّرمذي, وكذلك أحمد وإبن ماجه, وإسناده حسن)
Diriwayatkan dari Abi Umamah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Sesungguhnya wali-wali (para kekasih) yang terbaik menurut-Ku adalah seorang mukmin yang ringan kondisinya, punya bagian dari shalat, menyembah Tuhannya dengan baik, menaati-Nya saat sepi (dalam keadaan sirri/tersembunyi), tidak dikenali orang dan tidak ditunjuk dengan jari, rizkinya pas-pasan (hanya cukup bagi dirinya sendiri) lalu ia bersabar atas hal itu'.” Setelah itu beliau ﷺ mengetuk-ngetukkan tangan beliau, kemudian beliau bersabda, “Kematiannya dipercepat, sedikit wanita yang menangisi dan sedikit harta peninggalannya.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan begitu juga Ahmad dan Ibnu Majah, dengan sanad hasan)
Hadits Ke-27
: عَنْ مَسْرُوْقٍ، قاَلَ، سَأَلْناَ -أَوْ سَأَلْتُ- عَبْدُ اللهِ -أَيْ ابْنَ مَسْعُوْدٍ- عَنْ هَذِهِ الآيةِ }وَلاَتَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ { - قاَلَ: أَمَا إِنَّا قَدْ سَأَلْناَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ، أَرْوَاحُهُمْ فِى جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ، لَهَا قَناَدِيلُ مُعَلَّقَةُ بِالْعَرْشِ، تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلى تِلْكَ القَنَادِيلِ، فَٱطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمُ ٱطَّلاَعَةً فَقَالَ: "هَلْ تَشْتَهُوْنَ شَيْئاً؟" قَالُوا "أَيَّ شَيْءٍ نَشْتَهِي وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْناَ؟" فَفَعَلَ ذَلِكَ بِهِمْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوْا مِنْ أَنْ يَسْأَلُوا، قَالُوا: "يَارَبِّ، نُرِيْدُ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحُناَ فِى أَجْساَدِناَ، حَتَّى نُقْتَلَ فِىْ سَبِيْلِكَ مَرَّةً أُخْرَى" فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوا
(رواه مسلم وكذلك الترمذى والنسائي وابن ماجه)
Dari Masyruq, beliau berkata: kami bertanya – atau aku bertanya – kepada Abdullah – maksudnya adalah Abdullah ibn Mas'ud – mengenai ayat berikut:
وَلاَتَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Ali Imran:169)
Ibnu Abbas berkata, Ketahuilah sesunguhnya aku benar-benar telah menanyakan ayat tersebut (kepada Rasulullah ﷺ), maka beliau bersabda, “Ruh-ruh mereka di dalam burung-burung berwarna hijau yang memiliki pelita-pelita yang tergantung di 'Arasy, (ruh mereka) terbang ke surga sesuai kehendak mereka, dan kemudian kembali ke pelita, kemudian Tuhan mereka mendatangi mereka dan berfirman, 'Apakah ada sesuatu yang kalian inginkan?', mereka menjawab, 'Adakah lagi yang kami inginkan, sedangkan kami bebas terbang ke surga sekehendak kami', dan hal tersebut ditanyakan kepada mereka tiga kali, dan ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak akan ditinggalkan (tidak ditanya lagi) hingga mereka meminta sesuatu, mereka selanjutnya berkata, 'Wahai Tuhan kami, kami berharap kiranya Engkau kembalikan ruh kami ke dalam jasad kami, hingga kami terbunuh kembali di jalan-Mu untuk kedua kalinya', tatkala Allah melihat bahwa mereka tidak memiliki hajat/keinginan lain lagi, maka mereka ditinggalkan (tidak ditanya lagi)”.
(Diriwayatkan oleh Muslim, begitu juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Hadits Ke-28
عَنْ جُنْدُبٍ بنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ الله ﷺ، كاَنَ فِيْمَنْ كاَنَ قَبْلَكُمْ رَجِلٌ، بِهِ جُرْحٌ فَجَزِعَ، فَأَخَذَ سِكِّيْناً فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ، فَماَ رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى ماَتَ قَالَ اللهُ تَعاَلَى: باَدَرَنِي عَبْدِى بِنَفْسِهِ، حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ
(رواه البخاري)
Dari Jundub ibn Abdillah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Terdapat seseorang laki-laki dari orang-orang sebelummu yang memiliki luka, kemudian dia mengambil pisau dan melukai tanganya, maka darahnya pun terus mengalir keluar hingga dia meninggal, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku telah bergegas menemui-Ku karena ulahnya, maka Aku haramkan baginya surga'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Hadits Ke-29
: عن أبي هريرة رضي الله عنه، أَنَّ رسول الله ﷺ قال، يقول الله تعالي: ماَ لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ، إِذاَ قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْياَ، ثُمَّ احْتَسَبَهُ، إِلَّا الْجَنَّةُ
(رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasululah ﷺ bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman, 'Tidak ada bagi hamba-Ku yang beriman balasan dari-Ku, ketika Aku ambil orang yang paling dia sayangi (kekasihnya) dari penduduk dunia, kemudian dia mengharapkan keridhaan Allah (balasan pahala dari Alah), kecuali (pasti akan Ku balas dengan) surga'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari)
Hadits Ke-30
:عن أبي هريرة، رضي الله عنه، أن رسول الله ﷺ قال، قال الله عز وجل: إِذَا أَحَبَّ عَبْدِي لِقَائِي أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ وَإِذَا كَرِهَ لِقَائِي، كَرِهْتُ لِقَاءَهُ
(رواه البخاري ومالك)
(رواه البخاري ومالك)
وفى رواية لمسلم، توضح معني الحديث: عَن عَائِشَةَ رضي الله عنها قاَلَتْ: قاَلَ رسول الله، ﷺ : مَنْ أَحَبَّ لِقاَءَ اللهِ، أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ فَقُلْتُ ياَ نَبِيَّ الله، أَكْراهِيةَ الْمَوْتِ؟ فَكُلُّناَ نَكْرَهُ الْمَوْتَ" قَالَ: لَيْسَ كَذَلِكَ، وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذاَ بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ لِقاَءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَإِنّ الكاَفِرَ إِذاَ بُشِّرَ بِعَذاَبِ اللهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Ketika hambaku menyukai untuk bertemu dengan-Ku, Akupun senang untuk bertemu dengannya, dan ketika hamba-Ku benci untuk bertemu dengan-Ku, Akupun benci bertemu dengannya'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Malik)
Dan di dalam riwayat Muslim, yang menjelaskan makna hadits tersebut: dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, Allah pun juga senang bertemu dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun juga benci bertemu dengannya”. Aku ('Aisyah) pun bertanya, “Wahai Nabi Allah, aku membenci mati? Kita semua membenci kematian”, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak demikian (maksudnya), akan tetapi, seorang mukmin ketika diberikan kabar gembira dengan rahmat Allah, keridhoan-Nya dan surga-Nya, maka dia pun senang bertemu dengan Allah, dan Allah pun senang bertemu dengannya, sedangkan orang kafir, ketika diberitakan kepada mereka dengan adzab Allah, dan murka-Nya maka mereka benci bertemu dengan Allah, dan Allah pun juga benci bertemu dengan mereka”.
Hadits Ke-31
عَنْ جُنْدُبٍ رضي اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ، حدَّث أَن رجُلا قال واللهِ لا يَغْفِرُ اللهُ لِفُلانٍ، وإِنَّ اللهَ تَعالَى قالَ: مَنْ ذاَ الَّذِي يَتَأَلَى عَلَيَّ أَن لاَ أَغفِرَ لِفُلانٍ، فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلانٍ، وأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ أَوْكَمَاقالَ
(رواه مسلم)
Diriwayatkan dari Jundub radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ, diberitakan bahwa seseorang berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni fulan”, dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, “Siapakah yang telah bersumpah dengan nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni fulan, sesungguhnya Aku benar-benar mengampuni fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu”, atau seperti perkataan/sabda yang serupa kalimat tersebut.
(Diriwayatkan oleh Muslim)
Hadits Ke-32
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ رضي اللهُ عَنْهُ، عن النَّبيَّ ﷺ، قالَ، أَسْرَفَ رَجُلٌ علَى نَفْسِهِ، فَلَمَّا حَضَرَهُ الْمَوتُ أَوْصَى بَنيهِ، فقال: إِذا أَناَ مُتُّ فَاحْرِقُوْنِى، ثُمَّ اسْحَقُوْنِى، ثُمَّ اذْرُوْنِى فِى الْبَحْرِ فَوَاللهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّ رَبِّي لَيُعَذِّبُنِى عَذَابًا مَاعَذَّبَهُ بِهِ أَحَدًا قَالَ فَفَعَلُوْا ذَلِكَ بِهِ فَقَالَ لِلْأَرْضِ: أَدِّى مَاأَخَذْتِ، فَإِذَاهُوَ قَائِمٌ، فَقَالَ لَهُ مَاحَمَلَكَ عَلَى مَاصَنَعْتَ؟ فَقَالَ: خَشْيَتُكَ يَارَبِّ،أَمَخاَفَتُكَ. فَغَفَرَلَهُ بِذَلِكَ
(رواه مسلم, وكذلك البخاري والنسائي وإبن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Seorang laki-laki yang telah berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan datang, dia berwasiat kepada anaknya, kemudian dia berwasiat: 'Ketika aku telah mati, bakarlah (jasad) aku, kemudian hancurkanlah sampai halus, selanjutnya sebarkanlah abu (jasad) ku di udara di laut, karena, demi Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun (selainku)." Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan kepadanya. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, 'Kumpulkanlah apa yang telah kamu ambil', maka ketika lelaki itu berdiri (dibangkitkan kembali), selanjutnya Allah berfirman, 'Apa yang mendorongmu untuk melakukan perbuatan tersebut?', lelaki itu menjawab, 'Karena aku takut (خشي) kepada-Mu wahai Tuhanku', (dalam kalimat lain: karenat aku takut kepada-Mu dengan menggunakan خائف )”. Maka Allah pun mengampuni laki-laki tersebut disebabkan hal tersebut (karena rasa takut kepada Allah).”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa'i dan Ibn Majah)
Hadits Ke-33
عَنْ أبي هُريرة، رضي اللهُ عنه، عن النّبي ﷺ، فيما يَحكي عن ربِّهِ عزَّ وجَلَّ،قال: أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِه. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ .اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
(رواه مسلم, وكذلك البخري)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, salah satu dari yang diwahyukan dari Tuhannya 'Azza wa Jalla, adalah sabdanya, “Telah berbuat dosa seorang hamba dengan suatu perbuatan maksiat/dosa, kemudian dia berkata, 'Ya Tuhanku ampunilah bagiku dosaku'. Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya Maha Mengampuni dosa dan menghukum perbuatan dosa', kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdo'a (lagi) yaitu: 'Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku'. Maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku melakukan perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa'. Kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdo'a kembali yaitu: 'Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku', maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan dia tahu, dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa. Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, karena Aku benar-benar telah mengampunimu'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh al-Bukhari)
Hadits Ke-34
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
(رواهُ الترمذي, وكذلك احمد, وسنده حسن)
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang kamu pintakan kepada-Ku dan kamu mohonkan kepada-Ku, Aku mengampunimu atas apa yang ada padamu dan Aku tidak memperdulikannya (berapa besar dan banyak dosa yang ada padamu), wahai anak Adam, seandainya engkau datang denga dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon ampunan-Ku, maka Aku mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dengan tanpa menyekutukan_Ku sama sekali, maka Ku-temui engkau dengan ampunan sejumlah itu pula'.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan begitu juga oleh Ahmad, dan sanadnya Hasan)
Hadits Ke-35
عن ابي هُريرة رضي اللهُ عنه، أَنَّ رَسُولَ الله ﷺ قال، يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلُّ لَيْلَةٍ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقىَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ فَيَقُوْلُ : مَنْ يَدْعُوْنِي فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيهِ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرُ لَهُ
(رواه البخاري, وكذلك مسلم ومالك والترمذي وأبوداود, وفي روارة المسلم زيادة: فلا يزالُ كذلك حتَى يُضيء الفَجْرُ)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tuhan kita Subhanahu wa Ta'ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, kemudian berfirman, 'Barangsiapa berdo'a kepada-Ku, akan Aku kabulkan, dan barangsiapa meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri, dan barangsiapa memohon ampunan-Ku, maka Aku ampuni'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, begitu juga oleh Muslim, Malik, at-Tirmidzi dan Abu Dawud, dan dalam riwayat Muslim, dengan tambahan: Allah turun (di langit dunia) hingga terbitnya fajar)
Hadits Ke-36
: عن أنس رضي اللهُ عنه، عن النّبي ﷺ، قال «يَجْتَمِعُ الْمُؤمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا إِلَى رَبِّنَا فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ وَعَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُريحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذا، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ ذَنْبَهُ فَيَسْتَحْيِي ائْتُوا نُوحًا فإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَيَأْتُونَه، فَيَقُولُ: لَسْتُ هُناكُمْ وَيَذْكُر سُؤَالَه رَبَّه مَا لَيْسَ لَهُ بِه عِلْم فَيَسْتَحْيِي فَيَقُولُ: ائْتُوا خَلِيلَ الرَّحْمن فَيَأْتُونَهُ فَيقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ فَيَقُولُ: ائْتُوا مُوسَى عَبْدًا كَلَّمَهُ اللهُ وَأعْطَاهُ التَّوْرَاةَ, فَيَأْتُونَهُ ، فَيقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُم فَيَذْكُرُ قَتْلَ النَّفْسِ بِغَيْرِ نَفْسٍ فَيَسْتَحْيِي مِنْ رَبِّهِ فَيَقُولُ: ائْتُوا عِيسى عَبْدَاللهِ وَرَسُولَهُ وَكَلِمَةَ اللهِ ورُوحَهُ، فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ ائْتُوا مُحَمَّدًا عَبْدًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّم مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَأْتُونِّي فأَنْطَلِقُ حَتَّى أَسْتأذِنَ عَلَى رَبِّي فيَأْذَنُ لِي، فإِذَا رأَيْتُ رَبِّي وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُقَالُ: ارْفَعْ رَأْسَكَ وَسَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ، فأَرْفَعُ رَأْسِي فأَحْمَدُهُ بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيُحَدُّ لِي حَدًّا فأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ إلَيْهِ فَإذَا رَأَيْتُ رَبِّي مِثْلَهُ ثُمَّ أَشْفَعُ فَيُحَدُّ لِي حدًّا فأُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ الثَّالِثَةَ ثُمَّ أعُودُ الرَّابِعَةَ فَأَقُولُ:مَا بَقِيَ فِي النَّار إلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَوَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُود
رواه البخاري (وكذلك مسلم والترمذي وابن ماجه) وفي رواية أخرى للبخاري زيادة هي: قال النّبيّ ﷺ. يَخرُجُ منَ النَّار مَنْ قاَلَ: لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ، وَكاَنَ فِي قَلبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيْرَةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النّاَرِ مَنْ قَالَ: لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ. وَكاَنَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ ماَيَزِنُ بُرَّةً، ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قالَ: لاَ إله إلّا اللهُ، وَكاَنَ فِي قَلْبِهِ مَا يَزِنُ مِنَ الْخَيْرِ ذَرَّةً
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Orang-orang yang beriman berkumpul pada hari kiamat, kemudian berkata, 'Hendaknya kita memohon pertolongan kepada Tuhan kita', kemudian mereka mendatangi Nabi Adam dan berkata, 'Engkau adalah ayah umat manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptamu dengan Tangan-Nya, dan telah bersujud kepadamu para Malaikat, dan engkau telah diajarkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala) nama-nama segala sesuatu, maka mintakanlah pertolongan bagi kita kepada Tuhanmu, sehingga kita bisa beristirahat dari tempat kita ini', Nabi Adam menjawab, 'Aku tidak bisa menolong kalian (memintakan pertolongan kepada Allah)', dan kemudian Nabi Adam menyebutkan kesalahan-kesalahannya, dan diapun merasa malu (kepada Allah, untuk memintakan pertolongan), kemudian dia berkata, 'Pergilah menemui Nuh, karena sesungguhnya dia adalah Rasul pertama yang diutus Allah kepada penduduk bumi', kemudian mereka pun mendatangi Nabi Nuh, maka Nuh 'alaihissalam pun menjawab, 'Aku tidak bisa menolong kalian', kemudian dia menyebutkan kesalahannya yang mempertanyakan sesuatu yang dia tidak ada pengetahuan tentangnya, karena itu dia merasa malu (untuk memintakan pertolongan), kemudian Nabi Nuh berkata, 'Temuilah kekasih Allah Yang Maha Pengasih (Khalilullah/Khalilurrahman, Nabi Ibrahim 'alaihissalam)', merekapun menemuinya. Nabi Ibrahim pun menjawab, “Aku tidak bisa menolong kalian', kemudian beliau berkata, 'Temuilah Musa, seorang hamba yang Allah bercakap dengan-Nya, dan diturunkan kepadanya Taurat', merekapun menemui Nabi Musa 'alaihissalam, dan beliaupun menjawab, 'Aku tidak bisa menolong kalian', kemudian beliau menyebutkan kesalahannya yang telah membunuh seorang manusia untuk menyelamatkan diri yang lain. Dan beliau merasa malu kepada Tuahnnya. Kemudian Nabi Musa berkata, 'Temuilah 'Isa, hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat Allah dan Ruhullah', kemudian mereka pun menemui Nabi 'Isa 'alaihissalam, Nabi 'Isa pun menjawab, 'Aku tidak bisa menolong kalian, temuilah Muhammad, seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang', maka merekapun menemuiku (Nabi Muhammad ﷺ), maka akupun berangkat (menemui Allah) sehingga meminta izin kepada Tuhanku maka Dia memberikan izin kepadaku. Dan ketika aku melihat Tuhanku, akupun jatuh bersujud, dan Dia pun membiarkanku selama yang dikehendaki-Nya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Angkatlah kepalamu, dan mintalah, Aku akan berikan (yang kau pinta), dan berkatalah, maka perkataanmu akan didengarkan, dan mintakanlah syafa'at dan syafa'atmu akan dikabulkan', maka akupun mengangkat kepalaku, dan aku memuji Allah dengan segenap pujian yang telah Allah beritahu kepadaku, kemudian aku memberikan syafa'at dan Allah menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang dapat diberi syafa'at), kemudian mereka semua dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan ketika aku melihat Tuhanku (aku pun jatuh bersujud) sebagaimana sebelumnya. Kemudian aku memberikan syafa'at dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkan bagiku batasan (jumlah orang yang diberi syafa'at), maka mereka semua kemudian dimasukkan ke dalam surga. Kemudian aku kembali menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk ketiga, keempat, hingga aku berkata, “Tidak tersisa di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur'an, dan orang-orang yang ditetapkan kekal di dalamnya.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (dan begitu juga Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah), dan di dalam riwayat yang lain oleh al-Bukhari, dengan tambahan: Nabi ﷺ bersabda: dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata: لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ , dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji jagung, dan kemudian juga dikeluarkan dari api neraka, seseorang yang pernah berkata لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ dan di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum, dan juga dikeluarkan dari neraka seseorang yang pernah berucap لَاإِلٰهَ إلَّا اللهُ dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atau seberat atom/dzarrah).
Hadits Ke-37
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، قَالَ اللَّه تَعالَى: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَأُوا إنْ شِئْتُم : فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مّاَ أُخْفِيَ لَهُم مِن قُرَّةِ أَعْيُنٍ
(رَوَاهُ البخاري ومسلم والترمذي وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala, 'Aku telah mempersiapkan bagi hamba-Ku yang shalih, surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di benak manusia',” Abu Hurairah selanjutnya berkata, Maka bacalah jika kamu kehendaki: {فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مّاَ أُخْفِيَ لَهُم مِن قُرَّةِ أَعْيُنٍ} seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. [QS. As-Sajdah:17]
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim serta at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadits Ke-38
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عَنْهُ، عَنْ رَسُول الله ﷺ قال، لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْجَنَّةَ وَ النَّارَ، أَرْسَلَ ِجِبْرِيلَ إِلَى الجنَّةِ ،فَقَالَ: انْظُرْ إِلَيْهَا، وإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَ هْلِها فِيها. قال: فجَاءَ هاَ وَنَظَرَ إِلَيهَا وإلَى ماَ أَعَدَّ اللهُ لِأَهْلِهاَ فِيهاَ، قال: فَرَجَعَ إِلَيْهِ. قاَلَ، فَوَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِها أَحَدٌ إِلّاَ دَخَلَها. فَأَمَرَ بِها فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فقاَلَ، أَرْجِع إِلَيْهَا، فانظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيْهاَ، قالَ، فَرَجَعَ إِلَيْهاَ، فإِذا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ، فَرَجَعَ إِليه، فَقاَلَ، وعِزَّتِكَ لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لاَ يَدْخُلَهاَ أَحَدٌ قَالَ: اذْهَبْ إِلَى النَّارِ فَانْظُرْ إِليها، وإِلَى ما أعدَدْتُ لِأَهْلِهَا. فَإِذا هِيَ يَرْكَبُ بَعضُهاَ بَعْضاً، فَرَجَعَ إِلَيْهِ، فَقاَلَ، وَعِزَّتِكَ لاَ يَسْمَعُ بِها أَحَدُ فَيَدْخُلَهاَ. فَأَمَرَ بِها فحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ. فَقَالَ، ارْجِعْ إِليْهاَ، فَرَجَعَ إِلَيْهَا، فَقاَلَ: وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيْتُ أَنْ لاَ يَنْجُوَ مِنهاَ أَحَدٌ إلّاَ دخَلَها
(رَوَاه الترمذي وقال حديث حسن صحيح,.وكذلك أبوداود والنسائي)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, Dia mengutus Jibril untuk melihat neraka, dan kemudian berfirman, 'Lihatlah apa yang ada di dalamnya, dan kenikmatan yang Aku janjikan kepada penghuninya di dalamnya'.” Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Kemudian Jibril datang ke surga dan melihat di dalamnya dan pada kenikmatan yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada para penghuninya di dalamnya,” kemudian Rasulullah ﷺ mengatakan, “Kemudian Jibril kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berkata, 'Demi kemuliaan-Mu, tidak seorangpun yang mendengar tentangnya, kecuali akan memasukinya'. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi surga dengan perkara-perkara yang dibenci (berbagai kesulitan), kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (kepada Jibril), 'Kembalilah ke surga, dan lihatlah apa yang telah aku persiapkan untuk para penghuninya di dalamnya'.” Rasulullah ﷺ melanjutkan, “Kemudian kembalilah Jibril ke surga, maka ketika dia sampai di sana, benar-benar (surga) telah terlingkupi dengan berbagai kesulitan, kemudian Jibril kembali menemui Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berkata, 'Demi Kemuliaan-Mu, aku benar-benar kuatir, bahwa tidak akan seorangpun masuk ke dalamnya'. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Pergilah ke neraka, dan lihatlah di dalamnya, dan perhatikan terhadap apa yang aku persiapkan bagi para penghuninya'. Kemudian ketika Jibril sampai di neraka, dia melihat neraka terdiri dari beberapa tingkatan, yang satu di bawah yang lain, kemudian dia kembali menemui Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berkata, 'Demi Kemuliaan-Mu, tidak seorangpun yang mendengar tentangnya akan memasukinya'. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk menyelimuti/melingkupi neraka dengan syahwat/kesenangan, dan kemudian berfirman kepada Jibril, 'Kembalilah ke neraka', kemudian Jibril pun kembali ke neraka, dan kemudian berkata, 'Demi Kemuliaan-Mu, hamba benar-benar kuatir, tidak seorangpun terbebas kecuali akan memasukinya'.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau berpendapat hadits ini berdrajat hasan shahih, begitu juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn Majah)
Hadits Ke-39
عنَ أَبي سَعِيد الْخُذري رضي اللهُ عَنهُ، عن النَّبِيّ ﷺ قالَ، احتجَّتِ الجنَّةُ وَالنّارُ، فقالت النّارُ : فِيَّ الْجَبَّارُونَ والمُتَكَبِّرُونَ ، وقَالتِ الجَنَّةُ : فِيَّ ضُعفَاءُ النَّاسِ وَمَسَاكِينُهُم فَقَضَى اللهُ بَيْنَهُما : إِنَّكِ الجنَّةُ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَـنْ أَشَاءُ ، وَإِنَّكِ النَّارُ عَذابِي أُعذِّب بِكِ مَــنْ أَشَاءُ ، ولِكِلَيكُمَا عَلَيَّ مِلؤُها
(رواه مسلم, وكذلك البخاري والترمذي)
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Surga dan neraka berdebat, kemudian neraka berkata, 'bagianku (aku dimasuki) orang-orang yang suka menindas dan sombong', dan surga berkata, 'bagianku orang-orang yang lemah (dhu'afa) dan orang-orang miskin', maka Allah memberi keputusan diantara mereka, 'Sesungguhnya engkau surga adalah kasih sayang-Ku, denganmu Aku kasihi siapa saja yang Aku kehendaki, dan engkau neraka adalah adzab-Ku, dengamu Aku mengadzab siapa saja yang Aku kehendaki, dan bagi kamu berdua, Akulah yang menentukan isinya'.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dan juga oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi)
Hadits Ke-40
عنَ أَبي سَعِيد الْخُذري رضي اللهُ عَنهُ، قَلا، قاَلَ النَّبِيّ ﷺ، إِنَّ اللهَ يَقُوْلُ لِأَ هْلِ الجَنَّةِ: ياَ أَهلَ الجَنَّةِ. يَقُوْلُونَ: لَبَّيكَ رَبَّنا وسَعْدَيْكَ، والخَيْرُ فِي يَديكَ، فيَقُولُ: هَلْ رَضِيْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ:وَماَ لَناَ لاَ نَرْضَى ياَ رَبِّ، وَ قَدْ أَعْطَيْتَناَ ماَ لَم تُعطِ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ. فَيَقُولُ: أَلا أُعطِيكُمْ أَفضَلَ مِنْذلِكَ ؟ فَيَقُولُونَ: يَارَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟ فَيَقُولُ: أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضوانِي، فلا أَسخَطُ عَلَيكُمْ بَعْدَهُ أَبداً
(رواه البخاري, وكذلك مسلم والترمذي)
Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, telah bersabda Nabi ﷺ, “Sesungguhnya Allah berfirman (kepada semua penduduk surga), 'Wahai para penghuni surga', mereka menjawab, 'Kami datang memenuhi panggilan-Mu wahai Tuhan kami dan kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu', Allah berfirman, 'Apakah kalian ridho/puas (terhadap segala nikmat-Ku)?', mereka menjawab, 'Apakah lagi yang membuat kami tidak ridho wahai Tuhanku, sedangkan Engkau benar-benar telah memberikan nikmat yang tidak Engkau berikan kepada seorang lainpun dari makhluk-Mu', kemudian Allah berfirman, 'Maukah kalian Aku berikan nikmat yang lebih baik dari itu semua?', mereka menjawab, 'Wahai Tuhanku, nikmat yang mana lagikah yang lebih utama dari nikmat itu semua?', Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Aku melimpahkan kepadamu keridhoan-Ku, maka tidak akan ada lagi kemurkaan-Ku pada kalian setelah ini, selamanya'.”
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan begitu juga oleh Muslim dan at-Tirmidzi)