Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Wisata Religi » Ziarah Wali » Kompleks Pemakaman Ki Ageng Pandanaran


Kompleks Pemakaman Ki Ageng Pandanaran

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn


Makam Tembayat adalah makam dari Sunan Bayat yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, yang terletak di atas perbukitan Gunung Jabalkat. Lokasi makam yang berada di ketinggian 860 meter dpl ini dapat dicapai dengan terlebih dahulu menaiki 250 anak tangga dengan membayar tiket masuk seharga Rp 2.000.

Sunan Bayat adalah seorang tokoh religius penyebar agama Islam di kawasan Jawa Tengah pada abad 16. Sunan Bayat berjuang menyebarkan agama Islam pada waktu yang sama dengan Wali Sanga. Dan karena kebesaran nama dan pengaruhnya, Sunan Bayat bahkan dianggap sebagai Wali yang kesepuluh dari Wali Songo. Sunan Bayat yang memiliki banyak nama dan sebutan adalah murid dari Sunan Kalijaga. Setelah mendapatkan pencerahan dan menyebarkan agama Islam dari kawasan Bayat, sosoknya mendapatkan julukan Sunan Bayat. Namun ada juga yang menamainya sebagai Sunan Tembayat, Sunan Padang Aran, Sunan Pandanaran, atau Ki Ageng Pandanaran.

Kompleks pemakaman Sunan Bayat dibangun pada tahun 1620 M oleh raja besar Mataram, Sultan Agung. Sebelum dijadikan kompleks pemakaman oleh Sultan Agung, makam Sunan Bayat diperkirakan sudah dibangun sejak tahun 1526 M, seperti yang tertera pada Gapura Segara Muncar (1448 Saka) yang terdapat di bawah bukit dan berfungsi sebagai pintu gerbang pertama pemakaman. Kompleks pemakaman yang pernah dianggap sebagai salah satu kompleks pemakaman termegah di era Kerajaan Mataram ini memiliki bagian-bagian yang menunjukan budaya peralihan dari Hindu ke Islam. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan gapura-gapura Hindu di dalam kompleks pemakaman. Namun yang membuat gapura ini berbeda adalah tidak adanya ornamen binatang seperti yang biasa ada dalam gapura Hindu. Dan memang masa perjuangan Sunan Bayat dalam menyebarkan agama Islam adalah pada masa transisi kekuasaan dan kebudayaan dari kerajaan Hindu Buddha Majapahit ke kerajaan Islam Mataram.

Sunan Bayat yang dipercaya sebagai seorang Bupati Semarang sebelum dirinya menjadi seorang pemimpin agama adalah tokoh utama dalam kompleks pemakaman Tembayat. Kompleks pemakaman yang berada di Gunung Cokro Kembang (bagian dari perbukitan Gunung Jabalkat) terbagi dalam beberapa bagian penting sebelum peziarah mencapai makam Sunan Bayat yang berada pada bagian paling atas. Dimulai dari pintu gerbang pertama adalah Gapura Segara Muncar, lalu Gapura Dhuda, dan pintu ketiga yaitu Gapura Pangrantungan. Gapura Pangrantungan berada di “garis finis” dari 250 anak tangga menuju makam. Di kompleks gapura ini terdapat Bangsal Nglebet (untuk tamu wanita) dan Bangsal Jawi (untuk pria) sebagai lokasi beristirahat dan menghela nafas setelah lelah menapaki anak tangga. Di bangsal ini pula, pengunjung wajib mendaftarkan diri sebelum masuk ke area pemakaman. Pengunjung kembali harus mengeluarkan “uang donasi” di bangsal ini untuk biaya tiket. Dari bangsal ini pengunjung kemudian mengarah ke kompleks pemakaman sahabat Sunan dan kembali akan menemukan Gapura Panemut yang juga memiliki gaya bangunan Hindu.

Masuk lebih dalam lagi kita akan melewati Gapura Pamuncar, Gapura Balekencur, dan Gapura Prabayeksa, gapura terakhir sebelum memasuki makam Sunan. Dari gapura terakhir tadi pengunjung akan bertemu dengan seorang juru doa yang duduk di depan sebuah perapian yang terletak di bawah Regol Sinaga. Juru doa ini adalah seseorang yang dapat dimintai bantuan untuk memintakan izin dan mendoakan peziarah yang datang mengunjungi makam Sunan Bayat.

Di kanan dan kiri Regol Sinaga yang berpintu tiga diletakan masing-masing sebuah gentong yang diberi nama Gentong Sinaga, yang dipercaya sebagai padasan atau tempat air wudhu Sunan Bayat. Dari Regol Sinaga pengunjung dapat langsung masuk ke dalam bangunan utama yang terdapat di puncak bukit ini. Di dalam bangunan inilah Sunan Bayat dimakamkan. Makam Sunan Bayat terdapat di tengah bangunan tersembunyi dalam bilik kayu berbentuk persegi mirip seperti Ka’bah di Mekah. Banyak peziarah yang masuk, akan mengantri di samping makam untuk dapat mendekati makam Sunan.

Di samping makam Sunan Bayat terdapat dua makam istri Sunan Bayat yaitu Nyi Ageng Kali Wungu dan Nyi Ageng Krakitan. Sementara (bagian dalam) di depan pintu masuk bangunan utama terdapat beberapa makam sahabat-sahabat Sunan Bayat. Dari dalam makam Sunan Bayat pengunjung kemudian dapat mengunjungi dua makam sahabat Sunan yang berada di bagian luar bangunan utama. Dua makam itu adalah makam Dampu Awang dan Ki Pawilangan. Dampu Awang dipercaya sebagai seorang pedagang dari Semarang dan dia adalah seorang keturunan Tionghoa. Makam Dampu Awang tampak berbeda dengan makam lainnya karena ukuran panjang yang tidak biasa. Ukuran makam Dampu Awang tampak sangat panjang dari pada makam-makam lain yang ada didekatnya termasuk milik Ki Pawilangan.

Kebanyakan pengunjung yang datang ke kompleks pemakaman Sunan Bayat adalah para peziarah yang datang dari Jawa Tengah terutama Semarang. Hal ini bisa jadi karena latar belakang asal-usul Sunan yang datang dari Semarang sebelum menjalani hidup religius di bawah bimbingan Sunan Kalijaga. Selain makam Sunan Bayat, pengunjung juga dapat mengunjungi Masjid Golo, dengan bedugnya, yang dibangun oleh Sunan Bayat. Ada juga makam Syeh Domba di Gunung Cakaran, pengikut setia Sunan, yang diceritakan pernah berkepala domba karena merampok istri Sunan. Atau makam Syeh Kewel di Makam Sentana, pengikut setia Sunan, yang diceritakan pernah berkepala Ular karena juga turut merampok istri Sunan.

Dan seperti halnya kawasan sakral lainnya di Jawa, lokasi ini juga menggelar sebuah acara budaya yang sudah menjadi tradisi. Upacara Ruwatan atau Jodangan digelar oleh warga di sana setiap tanggal 27 pada hari Jum’at Kliwon di bulan Ruwah. Upacara ini adalah upacara peringatan jasa besar Sunan Bayat yang digelar dengan rangkaian upacara bersih makam, mengganti kain penutup makam, selamatan, serta pertunjukan Reog.

Sumber : pariwisataklaten



Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse