Diceritakan dari Sufyan ats-Tsauri -Semoga Allah meridhoinya- beliau berkata, ”Aku berdiam di Makkah selama empat tahun, terdapatlah di sana Abdullah bin 'Umar seorang laki-laki yang mendatangi Masjidil Haram setiap hari, berthawaf dan shalat sebanyak dua raka’at kemudian mengucapkan salam kepadaku dan pulang ke rumahnya. Hal itu membuatku tertarik, suka dan menaruh perhatian kepadanya.
Pada suatu saat dia menderita suatu penyakit kemudian memanggilku dan berkata kepadaku, ”Jika aku mati mandikanlah aku, shalati, kafani, dan kuburkan aku. Kemudian janganlah kau tinggalkan aku pada malam harinya sendirian di kuburku, talkinlah aku dengan kalimat tauhid ketika Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku”.
Aku pun menjaga pesan tersebut. Kemudian saat ia mati akupun memenuhi pesan-pesannya, aku pun bermalam di kuburnya.
Tiba-tiba antara terjaga dan tidur aku mendengar sebuah suara tanpa rupa memanggilku, “Hai Sufyan tidak dibutuhkan lagi kamu menunggunya, menalkinnya, mengirim do'a untuk menyenangkannya di alam kubur, karena Aku telah menyenangkannya dan menalkinnya.”
Aku kemudian bertanya, ”Dengan apa dia mendapat hal itu?”
Kemudian dijawab, ”Dengan puasanya pada bulan Ramadhan serta enam hari di bulan Syawwal.”
Kemudian aku benar-benar terjaga, tak terlihat seorang pun di sekitarku, kemudian aku berwudlu dan shalat hingga aku tertidur kembali. Kemudian aku bermimpi sama sampai tiga kali sehingga aku yakin bahwa hal terebut berasal dari Allah, bukan bisikan syaitan, kemudian aku pergi dari kuburan dan berdo'a, Ya Allah berilah aku pertolongan dalam mengerjakan puasa seperti itu dengan kemurahan dan kemuliaan-Mu.
Pada suatu saat dia menderita suatu penyakit kemudian memanggilku dan berkata kepadaku, ”Jika aku mati mandikanlah aku, shalati, kafani, dan kuburkan aku. Kemudian janganlah kau tinggalkan aku pada malam harinya sendirian di kuburku, talkinlah aku dengan kalimat tauhid ketika Malaikat Munkar dan Nakir menanyaiku”.
Aku pun menjaga pesan tersebut. Kemudian saat ia mati akupun memenuhi pesan-pesannya, aku pun bermalam di kuburnya.
Tiba-tiba antara terjaga dan tidur aku mendengar sebuah suara tanpa rupa memanggilku, “Hai Sufyan tidak dibutuhkan lagi kamu menunggunya, menalkinnya, mengirim do'a untuk menyenangkannya di alam kubur, karena Aku telah menyenangkannya dan menalkinnya.”
Aku kemudian bertanya, ”Dengan apa dia mendapat hal itu?”
Kemudian dijawab, ”Dengan puasanya pada bulan Ramadhan serta enam hari di bulan Syawwal.”
Kemudian aku benar-benar terjaga, tak terlihat seorang pun di sekitarku, kemudian aku berwudlu dan shalat hingga aku tertidur kembali. Kemudian aku bermimpi sama sampai tiga kali sehingga aku yakin bahwa hal terebut berasal dari Allah, bukan bisikan syaitan, kemudian aku pergi dari kuburan dan berdo'a, Ya Allah berilah aku pertolongan dalam mengerjakan puasa seperti itu dengan kemurahan dan kemuliaan-Mu.
Wallahu a'lam.
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-15)
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-15)