Diceritakan bahwa Mubaroz dari Romawi menawan pasukan muslimin pada masa khalifah Umar bin Khaththab (semoga Allah meridhoinya).
Seorang prajurit yang kuat dan disegani diantara mereka menjulukinya ‘anjing Romawi”
Kemudian “si anjing Romawi” memanggilnya untuk melihatnya. Di depan singgasananya terdapat rantai yang memanjang sehingga orang yang ingin mendatanginya harus membungkukkan badannya seperti posisi orang yang sedang ruku’.
Mengetahui hal tersebut tentara itu menolak untuk menemuinya dengan harus membungkukkan badan seperti orang yang sedang ruku’.
Ia berkata, ”Aku tidak mendapatkan ajaran dari Nabi Muhammad ﷺ untuk mendatangi orang kafir dengan membungkukkan badan.”
Kemudian anjing Romawi memerintahkan untuk mengangkat rantai di depannya sehingga prajurit itu dapat masuk kemudian ia mendatangi Mubaros dan terjadilah percakapan yang panjang.
Mubaroz berkata, ”Masukklah ke agamaku sehingga aku memberikan cincinku kepadamu dan memberimu kekuasaan Romawi, dan berbuatlah sesukamu.”
Prajurit itu menjawab, “Berapakah kekuasaan Romawi di dunia ini?” Anjing Romawi menjawab, “Sekitar sepertiga dunia dikuasai Romawi”.
Prajurit itu berkata, “Andaikan dunia seisinya dipenuhi oleh emas dan permata sebagai ganti dari ……. aku tetap tidak akan menerimanya.”
Mubaroz berkata, “Apakah ……. itu?“ Prajurit itu menjawab, “Yaitu kesaksian aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.”
Berkatalah Mubaroz, “Orang ini begitu kuat cintanya pada Muhammad, maka tidak mungkin baginya untuk kembali saat ini.“
Kemudian ia memerintahkan kepada tentaranya untuk meletakkan ……… di atas api dan menuangkan air ke dalamnya dan ia berkata, ”Ketika sudah benar-benar mendidih masukkan orang ini ke dalamnya!” Maka merekapun melaksanakannya.
Ketika mereka memasukkannya ke dalam air, prajurit itu membaca basmalah dan masuk ke dalamnya dari satu sisi dan keluar melalui sisi yang lain berkat kekuasaan Allah Ta'ala.
Takjublah Mubaroz melihat hal tersebut, kemudian ia memerintahkan untuk memasukkannya ke dalam ruangan yang gelap dan tidak memberinya makan dan minum kecuali hanya memberinya daging babi dan arak selama empatpuluh hari. Merekapun menjalankannya.
Setelah genap empatpuluh hari, mereka membuka ruangan tersebut dan mendapatinya serta daging dan arak yang mereka lemparkan masih utuh tidak dimakannya sama sekali.
Berkatalah mereka, “Mengapa kamu tidak memakannya padahal dalam agama Muhammad diperbolehkan memakannya dalam keaadan terpaksa?”
Prajurit itu menjawab, ”Jika aku memakannya kalian akan senang sedangkan aku ingin membuat kalian marah.“
Mubaroz berkata, ”Sekiranya kamu tak mau memakannya bersujudlah kepadaku! sehngga kamu akan ku bebaskan bersama tawanan yang lain.”
Prajurit itu menjawab, ”Sujud dalam agama Muhammad tidak diperbolahkan kecuali hanya kepada Allah.”
Berkatalah anjing Romawi kepadanya, ”Kalau begitu ciumlah tanganku maka kamu akan kubebaskan bersama teman-temanmu!”
Prajurit itu menjawab, ”Hal itu tidak diperkenankan kecuali kepada orang tua kami, raja yang adil atau kepada guru kami.”
”Maka kalau begitu ciumlah keningku!” Prajurit itu menjawab, ”Baiklah tetapi dangan satu syarat.“
Mubaroz berkata, ”Lakukanlah sesuai dangan keinginamu.”
Kemudian prajurit itu meletakkan lengan bajunya pada kening Mubaroz dan menciumnya dengan niat mencium lengan bajunya maka Mubaroz pun membebaskannya bersama tawanan yang lain dan memberinya harta yang banyak sarta menulis surat kepada Umar bin Khaththab yang berbunyi, ”Andaikan orang ini berada di negara kami dan memeluk agama kami niscaya kami akan menyembahnya.”
Ketika prajurit itu menghadap Umar berkatalah beliau kepadanya, harta ini tidak hanya menjadi miliknya akan tetapi orang tempat bersatunya penduduk Madinah yaitu Rasulallah ﷺ, prajurit itupun melaksanakannya.
Wallahu a'lam.
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-12)
Seorang prajurit yang kuat dan disegani diantara mereka menjulukinya ‘anjing Romawi”
Kemudian “si anjing Romawi” memanggilnya untuk melihatnya. Di depan singgasananya terdapat rantai yang memanjang sehingga orang yang ingin mendatanginya harus membungkukkan badannya seperti posisi orang yang sedang ruku’.
Mengetahui hal tersebut tentara itu menolak untuk menemuinya dengan harus membungkukkan badan seperti orang yang sedang ruku’.
Ia berkata, ”Aku tidak mendapatkan ajaran dari Nabi Muhammad ﷺ untuk mendatangi orang kafir dengan membungkukkan badan.”
Kemudian anjing Romawi memerintahkan untuk mengangkat rantai di depannya sehingga prajurit itu dapat masuk kemudian ia mendatangi Mubaros dan terjadilah percakapan yang panjang.
Mubaroz berkata, ”Masukklah ke agamaku sehingga aku memberikan cincinku kepadamu dan memberimu kekuasaan Romawi, dan berbuatlah sesukamu.”
Prajurit itu menjawab, “Berapakah kekuasaan Romawi di dunia ini?” Anjing Romawi menjawab, “Sekitar sepertiga dunia dikuasai Romawi”.
Prajurit itu berkata, “Andaikan dunia seisinya dipenuhi oleh emas dan permata sebagai ganti dari ……. aku tetap tidak akan menerimanya.”
Mubaroz berkata, “Apakah ……. itu?“ Prajurit itu menjawab, “Yaitu kesaksian aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.”
Berkatalah Mubaroz, “Orang ini begitu kuat cintanya pada Muhammad, maka tidak mungkin baginya untuk kembali saat ini.“
Kemudian ia memerintahkan kepada tentaranya untuk meletakkan ……… di atas api dan menuangkan air ke dalamnya dan ia berkata, ”Ketika sudah benar-benar mendidih masukkan orang ini ke dalamnya!” Maka merekapun melaksanakannya.
Ketika mereka memasukkannya ke dalam air, prajurit itu membaca basmalah dan masuk ke dalamnya dari satu sisi dan keluar melalui sisi yang lain berkat kekuasaan Allah Ta'ala.
Takjublah Mubaroz melihat hal tersebut, kemudian ia memerintahkan untuk memasukkannya ke dalam ruangan yang gelap dan tidak memberinya makan dan minum kecuali hanya memberinya daging babi dan arak selama empatpuluh hari. Merekapun menjalankannya.
Setelah genap empatpuluh hari, mereka membuka ruangan tersebut dan mendapatinya serta daging dan arak yang mereka lemparkan masih utuh tidak dimakannya sama sekali.
Berkatalah mereka, “Mengapa kamu tidak memakannya padahal dalam agama Muhammad diperbolehkan memakannya dalam keaadan terpaksa?”
Prajurit itu menjawab, ”Jika aku memakannya kalian akan senang sedangkan aku ingin membuat kalian marah.“
Mubaroz berkata, ”Sekiranya kamu tak mau memakannya bersujudlah kepadaku! sehngga kamu akan ku bebaskan bersama tawanan yang lain.”
Prajurit itu menjawab, ”Sujud dalam agama Muhammad tidak diperbolahkan kecuali hanya kepada Allah.”
Berkatalah anjing Romawi kepadanya, ”Kalau begitu ciumlah tanganku maka kamu akan kubebaskan bersama teman-temanmu!”
Prajurit itu menjawab, ”Hal itu tidak diperkenankan kecuali kepada orang tua kami, raja yang adil atau kepada guru kami.”
”Maka kalau begitu ciumlah keningku!” Prajurit itu menjawab, ”Baiklah tetapi dangan satu syarat.“
Mubaroz berkata, ”Lakukanlah sesuai dangan keinginamu.”
Kemudian prajurit itu meletakkan lengan bajunya pada kening Mubaroz dan menciumnya dengan niat mencium lengan bajunya maka Mubaroz pun membebaskannya bersama tawanan yang lain dan memberinya harta yang banyak sarta menulis surat kepada Umar bin Khaththab yang berbunyi, ”Andaikan orang ini berada di negara kami dan memeluk agama kami niscaya kami akan menyembahnya.”
Ketika prajurit itu menghadap Umar berkatalah beliau kepadanya, harta ini tidak hanya menjadi miliknya akan tetapi orang tempat bersatunya penduduk Madinah yaitu Rasulallah ﷺ, prajurit itupun melaksanakannya.
Wallahu a'lam.
(Hikayah An-Nawadir, Hikayat Ke-12)