Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Archive for April 2018

RUMUS MENCARI ISTERI DENGAN ILMU MATEMATIKA



Al-Khawarizimi, siapa yang tidak kenal beliau. Ilmuwan muslim penemu angka NOL, nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Beliau lahir di Khawarizm (Khiva, Uzbekistan) sekitar tahun 780, selain ahli matematika, Al-Khawarizmi juga ahli astronomi dan astrologi.

Suatu hari, Al-Khawarizmi ditanya tentang calon istri terbaik. Penemu bilangan nol ini kemudian menjawab dengan menggunakan rumusnya.

Agama itu nilainya 1, sedangkan hal lain nilainya 0.
Jika wanita itu shalihah dan baik agamanya, maka nilainya 1.
Jika dia cantik, tambahkan 0 di belakangnya. Jadi nilainya 10.
Jika dia kaya, tambahkan 0 lagi di belakangnya. Jadi nilainya 100.
Jika dia keturunan orang baik-baik dan terhormat, tambahkan 0 lagi. Jadi nilainya 1000.
Sebaliknya jika dia cantik, kaya dan nasabnya baik tetapi tidak punya agama, nilainya hanya 0.
Berapapun 0 dihimpun, ia tetap 0.

Demikianlah jawaban hebat dengan matematika. Al-Khawarizmi mengajarkan kepada kita, mencari istri hendaklah menjadikan agama sebagai pertimbangan utama. Jika agamanya baik, maka kelebihan-kelebihan yang lain akan menjadi kebaikan yang berlipat ganda. Namun jika agamanya tidak ada, tidak berguna segala kelebihan wanita.

Yang dimaksud dengan agama bukanlah sekedar pengetahuan. Bukan pula latar belakang pendidikan jurusan agama. Tetapi pemahaman dan pengamalannya. Agamanya baik, artinya ia memahami agama dan mengamalkannya. Agamanya baik, artinya akhlaknya baik. Agamanya baik, artinya karakternya baik.

Wanita cantik dan agamanya baik, ia akan menggunakan kecantikannya untuk melayani suami. Persis seperti gambaran istri membahagiakan dalam hadits Nabi; jika dipandang ia menyenangkan. Maka ketenangan dan kebahagiaan pun memenuhi kehidupan pernikahan.

Wanita kaya dan agamanya baik, ia akan menggunakan kekayaannya di jalan kebaikan. Seperti bunda Khadijah radhiyallahu 'anha, beliau membantu suami berdakwah, beliau menggunakan hartanya untuk perjuangan Rasulullah ﷺ.

Wanita dari nasab terhormat dan agamanya baik, ia menjadi kehormatan tersendiri bagi suami. Dan juga menjadi saham yang baik bagi anak-anaknya nanti.

Maka jika engkau bertanya wanita manakah yang terbaik untuk menjadi istri, sesuai rumus Al-Khawarizmi, jawabannya adalah pertama-tama carilah wanita shalihah barulah engkau perhitungkan kelebihan-kelebihan lainnya.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعِ خِصَالٍ : لِمَالِهَا وَجَمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَدِينِهَا 

Rasulullah ﷺ bersabda, Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya.

Dalam hadits lanjutannya beliau ﷺ bersabda,

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.

Wallahu a'lam.

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Do'a Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani di Malam Nisfu Sya'ban


اَللَّهُم َّإِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْعَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِّرْلَنَا مِنْ فََضْلِكَ، وَوَسِِّعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُوْمُ لَكَ فِيْهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ.اَللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيْهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُوْلَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لاَتَبْلُغُ اْلآمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ اْلأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِخَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Ya Allah, jika Engkau telah memunculkan malam Nisfu Sya’ban pada makhluk-Mu maka curahkan atas kami anugerah dan pembebasan-Mu (dari neraka), takdirkanlah untuk kami kebaikan dari keutamaan-Mu, perluaslah curahan rizki-Mu untuk kami, jadikanlah kami di malam itu termasuk orang yang bangkit melaksanakan hak-Mu.
Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmat-Mu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmat-Mu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh di hadapan-Nya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Pengasih.
Semoga shalawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya, aamiin.

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Sahabat Abu Hurairah (Bapaknya Kucing Kecil)


Beliau salah satu dari sahabat Nabi Muhammad ﷺ, nama aslinya adalah Abdurrahman bin Shakhr al-Azdiy, beliau berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Beliau kemudian lebih dikenal (lebih familiar) dengan nama Abu Hurairah.

حدثنا أحمد بن سعيد المرابطي حدثنا روح بن عبادة حدثنا أسامة بن زيد عن عبد الله بن رافع قال قلت لأبي هريرة لم كنيت أبا هريرة قال أما تفرق مني قلت بلى والله إني لأهابك قال كنت أرعى غنم أهلي وكانت لي هريرة صغيرة فكنت أضعها بالليل في شجرة فإذا كان النهار ذهبت بها معي فلعبت بها فكنوني أبا هريرة قال أبو عيسى هذا حديث حسن غريب 

... dari Abdullah bin Raafi' berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil)."

Wallahu a'lam

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

10 KEISTIMEWAAN BERSHALAWAT ATAS NABI MUHAMMAD ﷺ



واعلم ان في الصلاة علي النبي صلي الله عليه وسلم عشر كرامات

Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam kita bershalawat itu ada 10 kemuliaan

احداهن صلاة الملك الجبار

Adapun yang pertama adalah kita mendapatkan shalawat balik dari Allah
yang Maha Merajai dan Maha Memaksa

والثانية شفاعة النبي المختار

Adapun yang kedua kita mendapatkan syafa'at dari nabi yang terpilih
sebagai manusia yang paling utama

والثالثة الاقتداع بالملائكة الابرار

Adapun yang ketiga kita telah menteladani para malaikatul abrar

والرابعة مخالفة المنا فقين والكفار

Adapun yang keempat adalah kita selamat dari kemunafikan dan perilaku
kekufuran

والخا مسة مخوى الخطا يا والاوزار

Adapun yang kelima kita dihapuskan dari kesalahan dan dosa-dosa

والسا دسة عون علي قضاء الحوائج والاوطار

Adapun yang keenam kita akan dikabulkan kebutuhan dan keinginan kita

والسا بعة تنوير الظواهر والاسرار

Adapun yang ketujuh adalah membuat zhawahiriyah dan asrar bathiniyyah
kita semakin bersinar peka

الثامنة النجاة من دارالبوار

Yang kedelapan kita akan selalu diberikan keselamatan di dunia fana ini

والتا سعة دخول دارالقرار

Yang kesembilan kelak kita akan ditempatkan di surga tempat kekekalan

والعاشرة سلام الرحيم الغفار

Yang kesepuluh kita akan mendapatkan keselamatan dari Allah yang Maha
Penyayang dan Maha Pengampun

________

مطالع المسرات بشرح دلائل الخيرات : ١٥

Wallahu a'lam

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Empat Do'a Syukur Di Pagi Hari


Syeikh Ibrahim bin Adham menuturkan: Barangsiapa berada di pagi hari, maka hendaklah ia berdo'a mensyukuri empat perkara :

Pertama

الحمد لله الذى نور قلبى بنور الهدى وجعلنى من المؤمنين
Alhamdulillahi alladzi nawwaro qolbi bi nuril huda wa ja'alani minal mu'minin

Segala puji bagi Allah yang telah memberi cahaya pada hatiku dengan cahaya petunjuk dan menjadikan aku seorang yang beriman.

Kedua

الحمد لله الذى جعلنى من أمة محمد صلى الله عليه وسلم
Alhamdulillahi alladzi ja'alani min ummati Muhammadin ﷺ

Segala puji bagi Allah yang menjadikan aku sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ..

Ketiga

الحمد لله الذى لم يجعل رزقى بيد غيره
Alhamdulillahi alladzi lam yaj'al rizqi bi yadi ghoirihi

Segala puji bagi Allah yang tidak menjadikan rizkiku di tangan selain Allah.

Keempat

الحمد لله الذى ستر عيوبى
Alhamdulillahi alladzi sataro 'uyubi

Segala puji bagi Allah yang (terus) menutupi aib dan cela ku.

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

WANITA IBARAT TULANG RUSUK (BENGKOK)


Rasulullah ﷺ bersabda,

المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ
(رواه بخاري و مسلم)

“Wanita itu ibarat tulang rusuk (yang bengkok). Sekiranya kamu meluruskannya pasti akan patah. Tetapi sekiranya kamu menggunakannya tetap akan ada manfaatnya dalam keadaan bengkok itu”.

حدثنا إسحاق بن نصر حدثنا حسين الجعفي عن زائدة عن ميسرة عن أبي حازم عن أبي هريرة عن النبي ﷺ قال من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا فإنهن خلقن من ضلع وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه فإن ذهبت تقيمه كسرته وإن تركته لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء خيرا

Nabi ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia tidak menyakiti tetangganya dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, dia akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan." [Fath al-Baari]
\
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Syeikh Ibn Malik dalam Alfiyah-nya:

وسَكِّنْ التالي غيرَ الفتحِ أوْ  خفِّفْهُ بالفتح فكُلًّا قد رَوَوْا

Karena wanita diibaratkan pohon yang bengkok, maka ajaklah istrimu untuk hidup dalam ketentraman dengan cara meluruskan segala perilaku yang salah dan selalu memaafkan segala kesalahan serta menuntunnya ke jalan yang benar.

MAKNA PENGULANGAN KALIMAT DALAM HADITS DI ATAS

Dalam hadits di atas, ada pengulangan lafadz (2x), yaitu (واستوصوابالنساء خيرا), artinya: "berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan."
Pensyarah kitab Mirqoh al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashobih (Muhammad al-Qoori) mengutip keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah:

(لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء) : كرر للمبالغة ، وإشارة إلى النتيجة
والفذلكة ، قال النووي : فيه الحث على الرفق بالنساء والإحسان إليهن والصبر
على عوج أخلاقهن واحتمال ضعف عقولهن وكراهة طلاقهن بلا سبب ، وأنه لا مطمع
في استقامتهن (متفق عليه)

Faidahnya untuk Mubalaghoh

Berkata Imam an-Nawawi : Ada maksud dalam tikror/pengulangan kalimat tersebut, diantaranya:
- Himbauan dan anjuran untuk tetap mempergauli isteri dengan lemah lembut/toleran, murah hati, kehalusan, keramahan, kelembutan, kesejukan.
- Berbuat baik kepadanya.
- Sabar atas akhlaq dan perangainya.
- Menanggung/mengerti lemah akalnya.
- Membenci untuk men'thalaq'nya, jika tanpa sebab (syar'iyyah).
- Jangan sekali kali suami mendambakan dan menginginkan ke'istiqomah'an isteri.

Wallahu a'lam.

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Do'a Ketika Bercermin Dan Anjuran Tidak Bercermin Di Malam Hari


Sebuah Faidah : Berkata Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu : Apabila Nabi ﷺ melihat dalam cermin, beliau berdo'a : "ALHAMDULILLAHI ROBBIL 'AALAMIN ALLADZI AHSANA KHULUQI WA SAWIYA KHOLQI WA JA'ALANI BASYARON SAWIYYA, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL 'ALIYYIL 'AZHIIM." Ibn Abbas berkata : semenjak aku mendengar (do'a ini) dari Nabi, aku tidak pernah meninggalkannya (ketika aku bercermin), dan Nabi berkata pula "Tidak akan terkena keburukan selamanya orang yang membaca do'a ini".

Dari Abi Hurairah, dari Nabi ﷺ : "Jangan bercermin di malam hari, karena hal itu mewariskan mata juling."

Keterangan ini disebutkan Abdurrahman dalam kitab Nuzhatul Majalis.

فائدة قال ابن عباس رضي الله عنهما كان النبي ﷺ إذا نظر فى المرآة يقول : الحمد لله رب العالمين الذى أحسن خلقى وسوي خلقى وجعلنى بشرا سويا ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم. قال إبن عباس ماتركتها منذ سمعتها منه ﷺ وكان يقول لايمس وجه من قالها سوء أبدا.
وعن أبى هريرة عن النبى ﷺ لا ينظر فى المرآة بالليل فإنه يورث حول العينين . ذكر ذلك عبد الرحمن الصفورى فى نزهة المجالس 
(بهجة الوسائل بشرح مسائل , صحيفة ٣١ (كاريا أمباه محمد نووى البنتانى الشافعى القادرى


Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Kisah Abu Hanifah Kecil Menumbangkan Hujjah Dan Kesombongan Tokoh Atheis


Ketika Abu Hanifah masih anak-anak dan belajar pada Syeikh Hamad, saat itu ada seorang tokoh dahriyyah/atheis yang dengan hujjahnya banyak mengalahkan hujjah para ulama saat itu, ia berkeyakinan "Allah itu tidak ada".

Ia (dahriyyah/atheis) bahkan mengajukan tantangan pada khalifah yang berkuasa saat itu.

Atheis : "Apakah masih tersisa ulama kalian untuk berdebat denganku?"
Khalifah : "Ya ... beliau Syeikh Hamad".
Atheis : "Datangkan ia untuk berdebat denganku".

Khalifah pun menyampaikan undangan debat terbuka tersebut kepada Syeikh Hamad, dan Syeikh Hamad berkata : "Tunggulah satu malam".

Maka ketika pagi hari, datanglah Abu Hanifah yang usianya memang masih anak-anak menemui Syeikh Hamad, dan Abu Hanifah melihat mimik muka gurunya yang sedang kebingungan, ia pun bertanya : "Ada apa Syeikh, hingga Anda seperti orang yang kebingungan?"

Syeikh Hamad : "Bagaimana aku tak bingung, aku mendapat undangan debat terbuka dengan seorang atheis yang telah banyak mengalahkan hujjah ulama kita. Namun tadi malam aku bermimpi".

Abu Hanifah : "Mimpi apakah itu Syeikh?"

Syeikh Hamad : "Aku bermimpi sebuah rumah yang luas dan besar serta penuh hiasan dan dalamnya ada sebuah pohon yang berbuah, namun datanglah seekor babi yang memakan seluruh buah, daun dan dahan pohon tersebut hingga hanya tersisa batang pohonnya saja, kemudian keluarlah seekor macan dari pohon tersebut dan membunuh babi itu".

Abu Hanifah : "Allah memberiku pengetahuan tentang ta'bir mimpi, dan mimpi Syeikh pertanda baik buat kita dan buruk bagi musuh kita, jika Syeikh berkenan aku akan menerangkan ta'bir mimpi itu".

Syeikh Hamad : "Silahkan...sampaikanlah wahai Nu'man...".

Abu Hanifah : "Rumah besar penuh perhiasan itu adalah agama Islam, Pohon yang berbuah itu adalah ulama, Batang pohon yang tersisa itu adalah anda wahai Syeikh, Babi itu adalah tokoh atheis dan macan yang membinasakan babi itu adalah aku. Bawa sertalah aku bersamamu, dengan berkah darimu aku akan melayani tantangan debat itu".

Syeikh Hamad gembira mendengar hal itu dan mereka berdua pun berangkat ke masjid jami' dan khalifah serta manusia telah berkumpul di majlis Syeikh Hamad dalam masjid itu. Abu Hanifah berdiri di samping gurunya sambil mengangkat sandalnya dan sandal gurunya. Tak lama datanglah Atheis dan dengan sombongnya ia langsung naik mimbar dan berkata : "Siapa yang akan menjawab pertanyaanku?"

Abu Hanifah : "Ajukan saja pertanyaanmu dan orang yang mengetahui akan menjawabnya".

Atheis : "Siapakah engkau wahai anak kecil? Berani berkata denganku ... banyak orang yang telah berumur dan menjadi pembesar menggunakan imamah besar memgenakan pakaian keagungan, tumbang menghadapiku. Engkau hanya bocah kecil yang belum cukup umur".
Abu Hanifah : "Allah tidak meletakkan kemuliaan dan derajat yang tinggi pada imamah yang besar dan pada pakaian yang mentereng, namun ia meletakkannya pada ULAMA".

Atheis : "Apakah engkau akan menjawab pertanyaanku".
Abu Hanifah : "Iya ... dengan taufiq Allah aku akan menjawabnya".

Atheis : "Apakah Allah ada?"
Abu Hanifah : "Iya, ada !!!".
Atheis : "Di mana Ia berada?"
Abu Hanifah : "Ia tidak bertempat".

Atheis : "Bagaimana mungkin sesuatu yang ada tidak mempunyai tempat/bertempat?"
Abu Hanifah : "Dalilnya ada pada dirimu".
Atheis :"Apakah itu?"

Abu Hanifah : "Apakah dalam jasadmu ada ruh?"
Atheis : "Iya!"

Abu Hanifah : "Di mana RUH mu berada? Apakah dalam kepalamu atau dalam perutmu atau diam di kakimu?"
Atheis bingung dan diam seribu bahasa karena tidak bisa menjawab pertanyaan balik Abu Hanifah.
Kemudian Abu Hanifah meminta agar didatangkan padanya segelas susu.

Kembali Abu Hanifah bertanya kepada Atheis.
Abu Hanifah : "Apakah dalam susu ini ada lemak?"
Atheis : "Iya!"

Abu Hanifah : "Di manakah letak lemak dalam susu ini, apakah di bagian atasnya atau di bagian bawahnya?"
Kembali si Atheis dibuat kebingungan oleh Abu Hanifah.
Abu Hanifah : "Seperti itulah, tidak di temukan tempat bagi Allah".

Atheis : "Ada apa sebelum Allah dan ada apa setelah Allah?"
Abu Hanifah : "Tidak ada sesuatu pun sebelum Allah dan setelah-Nya".

Atheis : "Bagaimana penjelasannya. sesuatu yang ada tidak ada sesuatu yang mendahuluinya dan tidak ada sesuatu setelahnya?"
Abu Hanifah : "Dalilnya ada pada dirimu".
Atheis : "Apakah itu?"

Abu Hanifah : "Ada apa sebelum ibu jarimu, dan ada apa setelah jari kelingkingmu?"
Atheis : "Tidak ada sesuatupun sebelum ibu jariku dan setelah jari kelingkingku!"
Abu Hanifah : "Seperti itu bagi Allah, tiada yang mendahului-Nya, tiada pula setelah-Nya".

Atheis : "Tersisa satu pertanyaan lagi".
Abu Hanifah : "Katakanlah, aku akan menjawabnya, insya Allah!"

Atheis : "Sedang apa Allah sekarang?"
Abu Hanifah : "Sebenarnya, engkau telah membalikkah perkara, biasanya yang di atas mimbar yang menjawab pertanyaan dan yang bertanya orang di bawah mimbar. Aku akan menjawab pertanyaanmu jika engkau turun dari mimbar itu!"
Atheis pun turun dan Abu Hanifah naik mimbar dan menjawab pertanyaan Atheis tersebut.

Abu Hanifah : "Yang Allah lakukan sekarang adalah menjatuhkan orang yang bathil seperti anda dari atas ke bawah dan mengangkat yang haq sepertiku dari bawah ke atas!!!"

Semoga dapat dipetik hikmahnya.

Disarikan dari kitab FATHUL MAJID halaman 7, karya Syeikh Nawawi al-Bantani

حكي ان دهريا جاء فى زمان حماد شيخ ابى حنيفة ولزم جميع العلماء من جهة وجود الله بلا مكان وقال هل بقي من علمائكم احد، قالوا بقي حماد فقال الدهري للخليفة اخضره ايها الخليفة ليتكلم معى فدعاه فقال امهلونى الليلة فلما اصبح الصباح جاء ابو حنيفة وكان صغيرا ليتكلم معه فرآه مغموما فسأله عن ذلك فقال كيف لا اغتم وقد دعيت الى التكلم مع الدهرى وقد لزم جميع العلماء ورأيت البارخة رؤيا منكرة ، فقال ما هي ؟ قال رايت دارا واسعة مزينة وفيها شجرة مثمرة فخرج من ركن الدار خنزير فأكل الثمر  والورقوالاغصان حتى لا يبقى الا اصل تلك الشجرة فخرج من اصلها أسد فقتل الخنزير ، فقال ابو خنيفة ان الله علمنى علم التعبير فهذه الرؤية خير لنا ، شر لأعدائنا فلو أذنت لى فى تعبيرها لعبرتها ، فقال حماد عبر يا نعمان. فقال الدار الواسعة المزينة دار الاسلام والشجرة المثمرة العلماء واصلها الباقى أنت والخنزير الدهري والاسد الذى يهلكه أنا، فأذهب انا معك فببركة همتك وحضرتك أتكلم معه وألزمه ففرح حماد ثم قاما من ساعتهما الى مسجد الجامع فجاء الخليفة واجتمع الناس بمجلس حماد فى ذلك المسجد ووقف ابو حنيفة بحذائه تحت سريره رافعا نعله ونعل شيخه فحضر الدهري وصعد المنبر وقال من المجيب لسؤالى ؟ وقال ابو حنيفة ما هذا القول سل فمن يعلم يجيبك ، قال ومن انت يا صبي تتكلم معى كم من ذوى الأسنان الكبار والعمائم العظيمة وأصحاب الثياب الفاخرة والأكمام الواسعة قد عجزوا فكيف انت تتكلم معى مع صغؤ سنك وحقارة نفسك . فقال ما وضع الله العز والرفعة للعمائم العظيمة والثياب الفاخرة والأكمام الواسعة ولكن وضعها للعلماء . قال هل انت تجيب سؤالى قال نعم اجيبك بتوفيق الله ، فقال هل الله موجود ؟ قال نعم قال أين هو؟ قال لا مكان له ، قال وكيف يكون موجود بلا مكان له ، قال لهذا دليل فى بدنك قال ما هو؟
قال هل فى جسدك روح قال نعم قال اين روحك أفى رأسك ام فى بطنك ام فى رجلك فتحير الدهرى. ثم دعا ابو حنيفة بلبن وقال أفى هذا اللبن سمن قال نعم قال اين مكان سمنه أفى أعلاه ام فى اسفله فتحير الدهرى . فقال ابو حنيفة كما لا يوجد للروح مكان ولا للسمن مكان فى اللبن كذلك لا يوجد لله فى الكون مكان ، ثم قال الدهرى فما كان قبل الله وما بعده ؟ قال ابو حنيفة لاشيء قبله ولا شيء بعده ، قال كيف يتصور موجود لا شيء قبله ولا شيء بعده ، قال لهذا دليل فى بدنك أيضا ، قال فما هو ؟ قال فما قبل ابهامك وما بعد خنصرك قال لا شيء قبل ابهامى ولا شيء بعد خنصرى ، قال كذلك الله لا شيء قيله ولاشيء بعده . قال بقيت مسئلة واحدة قال أجيب عنها ان شآء الله تعالى قال ما شأن الله الآن قال انك عكست الامر ينبغى ان يكون المجيب فوق المنبر والسائل تحت المنبر فأجيب سؤالك ان نزلت فنزل الدهرى وصعد ابو حنيفة على المنبر فلما جلس عليه سأله فأجابه بقوله شأن الله الآن اسقاط المبطل مثلك من الأعلى الى الادنى واصعاد المحق مثلى من الادنى الى الأعلى

فتح المجيد شرح الدر الفريد فى عقائد أهل التوحيد المؤلف الشيخ محمد نووى بن عمر الجاوى البنتنى صحيفة ٧

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Sejarah Perpindahan Kiblat Pada Bulan Sya’ban



Ketika Nabi ﷺ masih di Mekkah, beliau dan kaum muslim menghadap ke Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha pada saat melaksanakan shalat. Hal itu dimaksudkan agar Nabi ﷺ dan kaum muslim menghadap ke tempat yang suci, bebas dari berbagai macam berhala dan sesembahan.

Dalam beberapa keterangan disebutkan, ketika Nabi ﷺ masih di Mekkah dan belum hijrah ke Madinah, kondisi Masjid al-Haram dipenuhi berbagai macam berhala yang jumlahnya mencapai 309 jenis. Berhala-berhala ini senantiasa disembah oleh orang-orang Arab sebelum kedatangan Islam. Sehingga waktu itu Nabi ﷺ belum bisa melaksanakan shalat menghadap Masjid al-Haram.

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi ﷺ masih tetap menghadap ke Baitul al-Maqdis ketika melaksanakan shalat selama 17 bulan. Seperti dinukil Sayyid Muhammad Abbas al-Maliki dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban dari kitab Al-Jami’ li Ahkam al-Qu’an karya Al-Imam al-Qurthubi, Abu Hatim al-Busti berkata, “Ketika di Madinah kaum muslim melaksanakan shalat menghadap ke Bait al-Maqdis selama 17 bulan 3 hari. Hal ini karena kedatangan Nabi ﷺ ke Madinah terjadi pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabi’ul Awal. Kemudian pada hari Selasa pertengahan bulan Sya’ban tahun kedua hijrah, Nabi ﷺ melaksanakan shalat menghadap Ka’bah atas perintah dari Allah.”

Sebelum Nabi ﷺ, ada kaum Yahudi yang sudah terlebih dahulu menghadap ke Bait al-Maqdis ketika melaksanakan ritual ibadah. Dalam sejarah disebutkan, ketika kaum Yahudi mengetahui bahwa Nabi ﷺ juga sama-sama beribadah menghadap ke Bait al-Maqdis, mereka menyambut kedatangan Nabi ﷺ dengan baik. Mereka mengira bahwa agama yang dibawa Nabi ﷺ mengikuti cara ibadah dan kiblat mereka. Berdasar anggapan ini, mereka mengajak Nabi ﷺ untuk bergabung bersama mereka.

Berangkat dari kejadian ini, Nabi ﷺ sangat berharap agar kiblat kaum muslim diubah ke arah Ka’bah, masjid pertama yang dibangun di muka bumi untuk mentauhidkan Allah. Berulang-ulang Nabi ﷺ menghadapkan wajahnya ke arah langit seraya berharap ada wahyu yang turun mengenai kiblat ini. Akhirnya harapan ini dikabulkan Allah melalui firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 144,

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي الَّسمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ المَسْجِدِ اْلحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَه

”Sungguh Kami melihat wajahmu menengadah ke langit. Maka Kami sungguh akan memalingkan wajahmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka palingkan wajahmu ke arah Masjid al-Haram dan di mana pun kamu berada palingkan wajahmu ke arahnya”.

Perpindahan kiblat ini memberikan kegembiraan di hati Nabi ﷺ karena Allah mengabulkan harapan yang selama ini telah dinantikannya. Meski demikian, perpindahan kiblat ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari sebagian umatnya. Bahkan sebagian lain ada yang menentangnya, sehingga Allah menurunkan jawaban untuk merespons pertanyaan dan penentangan ini dalam surat Al-Baqarah ayat 143;

وَمَا جَعَلْنَا الِقبْلَةَ التِيْ كُنْتَ عَلَيْهَا اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتبِعَ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلا عَلَى الذِّيْنَ هَدَى اللهُ

“dan Kami tidak menjadikan kiblatmu yang sekarang melainkan supaya Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (perpindahan kiblat ini) amat sangat berat kecuali bagi orang yang mendapat petunjuk dari Allah”.

Demikian sebagian proses perpindahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Masjid al-Haram yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Dimulai dari harapan Nabi ﷺ yang sangat menginginkan perpindahan kiblat, dan baru Allah mengabulkan harapan ini pada hari Selasa pertengahan bulan Sya’ban. Ini menunjukan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan istimewa yang patut untuk dikenang dan dirayakan oleh segenap kaum muslim.

Wallahu a'lam.

Sumber: bincangsyariah.com

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Kriteria Wanita Shalihah


Seperti apa kriteria seorang wanita shalihah?
Simak video berikut...

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Luasnya Ampunan Allah


HADITS KE-42

  عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَرَجَوتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلا أُبَالِيْ. يَا ابْنَ آَدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ استَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ. يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِيْ بِقِرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِك بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغفِرَةً
[رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحَيْحٌ]

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah Tabarak wa Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung sepenuh langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni dan aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku akan menemuimu dengan sepenuh bumi pula ampunan.”

[Riwayat at-Tirmidzi dan berkata, “hadits hasan shahih.”]

[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no. 3540)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

                                                                                                                    Hadits ke-41 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

Istri Shalihah


Rasulullah ﷺ bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
.
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.”

(HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim”)

Alangkah indahnya jika setiap Muslimah menjadi wanita shalihah, idaman setiap suami. Oleh karena itu setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang shalihah.



Related Post
  • Bidadari Mengancam Istri Yang Durhaka
  • Istri Shalihah Anugerah Terindah
  • 6 Macam Wanita Yang Dianjurkan Untuk Tidak Dinikahi

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Kekuatan Iman


Syumaith pernah berkata,
“ Sesungguhnya Allah meletakkan kekuatan orang beriman di dalam hatinya, bukan pada anggota tubuhnya. Tidakkah engkau memperhatikan orang tua yang sudah lemah fisiknya namun mampu berpuasa di siang hari yang sangat panas dan bangun di malam hari untuk melakukan shalat malam? Padahal banyak orang-orang yang masih muda lagi kuat fisiknya tidak sanggup untuk melaksanakannya."

(Hilyatul Auliya, karya Abu Nu'aim al-Ashbahani)

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Do’a Nabi Yunus ‘alaihissalam


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

لَّا إِلٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ الظّٰلِمِينَ
Lailaha illa anta subhaanaka inni kuntum minadh dholimiin..

Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.

(QS. Al-Anbiya : 87)

Aamiin...



Related Post
  • Do'a Nabi Adam 'alaihissalam
  • Do'a Nabi Nuh 'alaihissalam
  • Do'a Nabi Sulaiman 'alaihissalam

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Demi Masa


Hidup ini diliputi oleh masa,,,,
di belakang adalah masa yang telah berlalu,,, di tengah adalah masa yang sedang berlangsung,,, dan di depan adalah masa yang akan datang,,,

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-'Ashr)

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Niat Menyambut Bulan Suci Ramadhan


(Oleh Al-Habib Abubakar al-Adni al-Masyhur)

نَوَيْنَا مَانَوَاهُ النَّبِيُ ﷺ وَالسَلَفُ الصَّالِحُ مِنْ آلِ البَيْتِ الكِرَامِ وَالصَّحَابَه الأَعْلَام

Kami niat sebagaimana niat Nabi ﷺ dan para salafuna shalih dari para ahlulbait nabi yang mulia dan para sahabat yang agung.

وَنَوَيْنَا القِيَامَ بِحَقِّ الصِيَامِ عَلَى الوَجْهِ الَّذِيْ يُرْضِي المَلِكُ العَلاَّم

Kami niat melaksanakan puasa dengan sesempurna mungkin yang membuat ridho Raja semesta alam Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَنَوَيْنَا المُحَافَظَةَ عَلَى القِيَامِ وَحِفْظِ الجَوَارِحِ عَنِ المَعَاصِي وَالآثَام

Kami niat menjaga shalat Tarawih dan menjaga anggota badan dari segala maksiat dan dosa.

وَنَوَيْنَا تِلَاوَةَ القُرْآنِ وَكَثْرَة الذِكْرِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الأَنَامِ وَنَوَيْنَا تَجَنُّبَ الغِيْبَةِ وَالنَمِيْمَةِ وَالكَذِبِ وَأَسْبَابِ الحَرَام

Kami niat rutin membaca Al-Qur'an dan banyak berdzikir serta shalawat pada Nabi Muhammad pemimpin manusia dan menjauhi ghibah, adu domba, berdusta dan segala hal yang menyebabkan perkara yang haram dan dosa.

وَنَوَيْنَا كَثْرَةَ الصَّدَقَاتِ وَمُوَاسَاةِ الأَرَامِلِ وَالفُقَرَاءِ وَالأَيْتَامِ

Kami niat banyak bershadaqah dan menyantuni para janda-janda, orang-orang fakir juga anak anak yatim.

وَنَوَيْنَا كَمَالَ الإِلْتِزَامِ بِآدَابِ الإِسْلَامِ وَالصَّلاةِ فِي الجَمَاعَةِ فِي أَوْقَاتِهَا بِانْتِظَام

Kami niat menjaga dengan sebaik-baiknya akhlak-akhlak yang diajarkan dalam agama Islam serta menjaga shalat jama'ah tepat pada waktunya dengan sempurna.

وَنَوَيْنَا كُلَّ نِيَّةِ صَالِحَةٍ نَوَاهَا عِبَادُ اللهِ الصَّالِحُوْنَ فِي العَشْرِ الأَوَائِلِ وَالأَوَاسِطِ وَالأَوَاخِرِ وَلَيْلَةِ القَدْرِ فِي سَائِرِ اللَيَالِي وَالأَيَّام

Kami niat dengan semua niat niat baik yang telah diniatkan para shalihin di 10 pertama, 10 kedua serta 10 terakhir dan malam Lailatul Qodar juga di setiap malam dan harinya.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلّم
....بِسِرِّ الفَاتِحَةِ

Baca Selengkapnya »



Newer Posts Older Posts

Allah Telah Menentukan Rizki Tiap Makhluk-Nya


Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata,

وَرِزْقُكَ لَيْسَ يُنْقِصُهُ التَأَنِّي ** وليسَ يزيدُ في الرزقِ العناءُ
.
“ Rizkimu telah terjamin dalam ketentuan Allah, tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mencarinya. Tidak pula rizkimu itu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja.”

(kitab Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i)

۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Sawang Sinawang...


Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat,,, ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah
Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan,,, ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri
Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,,, ternyata ia begitu menikmati badai ujian dalam kehidupannya
Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna,,, ternyata ia hanya berbahagia "menjadi apa adanya"
Aku melihat hidup tetanggaku beruntung,,, ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain,,,
Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku,,, tapi rezekiku tahu dimana diriku

Dari lautan biru, bumi dan gunung, Tuhan telah memerintahkannya menuju kepadaku
Tuhan yang Maha Pengasih menjamin rezekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku
Amatlah keliru bila berkeyakinan rezeki dimaknai dari hasil bekerja,,, karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya
Melalaikan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda
Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati
Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya
Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya,,,

Ikhtiar itu perbuatan,,,
Rezeki itu kejutan

Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak,,,
"Darimana dan digunakan untuk apa" karena rezeki hanyalah "Hak Pakai", bukan "Hak Milik"...

#ayat2suci

‎۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

Mengikuti Syari'at adalah Tiang Keimanan


HADITS KE-41

  عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ
[حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ]

Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak beriman (secara sempurna) seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”

[Hadits hasan shahih, kami meriwayatkannya dari kitab al-Hujjah dengan sanad shahih]

[Dha’if: Syarhus Sunnah lil Baihaqi (no. 104) dan as-Sunnah lilbi Abil Ashim (no. 15). Dinilai dha’if oleh Imam Ibnu Rajab dan Syaikh al-Albani]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-42                                                                                           Hadits ke-40 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

Masjid Menara Kudus



Masjid Menara Kudus merupakan salah satu peninggalan sejarah, sebagai bukti proses penyebaran Islam di Tanah Jawa. Masjid ini tergolong unik karena desain bangunannya, yang merupakan penggabungan antara Budaya Hindu dan Budaya Islam. Sebagaimana kita ketahui, sebelum Islam, Di Jawa telah berkembang agama Budha dan Hindu dengan peninggalannya berupa Candi dan Pura. Selain itu ada penyembahan terhadap Roh Nenek Moyang (Animisme) dan kepercayaan terhadap benda-benda (Dinamisme). Masjid Menara Kudus menjadi bukti, bagaimana sebuah perpaduan antara Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Hindu telah menghasilkan sebuah bangunan yang tergolong unik dan bergaya arsitektur tinggi. Sebuah bangunan masjid, namun dengan menara dalam bentuk candi dan berbagai ornamen lain yang bergaya Hindu.

Menurut sejarah, Masjid Menara Kudus didirikan oleh Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq ialah putera dari R. Usman Haji yang bergelar dengan Sunan Ngudung di Jipang Panolan (ada yang mengatakan tempat tersebut terletak di sebelah utara Blora). Sunan Kudus kawin dengan Dewi Rukhil, puteri dari R. Makhdum Ibrahim, Kanjeng Sunan Bonan di Tuban. R. Makhdum Ibrahim adalah putera R. Rachmad (Sunan Ampel) putera Maulana Ibrahim. Dengan demikian Sunan Kudus adalah menantunya Kanjeng Sunan Bonang. Sunan Kudus selain dikenal seorang ahli agama juga dikenal sebagai ahli ilmu tauhid, ilmu hadits dan ilmu fiqh. Karena itu, diantara kesembilan wali, hanya beliau yang terkenal sebagai “Waliyil Ilmi”. Adapun cara Sunan Kudus menyebarkan agama Islam adalah dengan jalan kebijaksanaan, sehingga mendapat simpati dari penduduk yang saat itu masih memeluk agama Hindu. Salah satu contohnya adalah, Sapi merupakan hewan yang sangat dihormati oleh agama Hindu, suatu ketika kanjeng Sunan mengikat sapi di pekarangan masjid, setelah mereka datang Kanjeng Sunan bertabligh, sehingga diantara mereka banyak yang memeluk Islam. Dan sampai sekarang pun di wilayah Kudus, khususnya Kudus Kulon dilarang menyembelih sapi sebagai penghormatan terhadap agama Hindu sampai dengan saat ini.

Penghormatan lain adalah diwujudkan dalam bentuk bangunan menara masjid yang bercorak Hindu. Menurut sejarah, masjid Kudus dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 956 H/1549 M. Hal ini terlihat dari batu tulis yang terletak di Pengimaman masjid, yang bertuliskan dan berbentuk bahasa Arab, yang sukar dibaca karena telah banyak huruf-huruf yang rusak. Batu itu berperisai, dan ukuran perisai tersebut adalah dengan panjang 46 cm, lebar 30 cm. Konon kabarnya batu tersebut berasal dari Baitulmaqdis/Al-Quds di Yerussalem – Palestina. Dari kata Baitulmaqdis itulah muncul nama Kudus yang artinya suci, sehingga masjid tersebut dinamakan masjid Kudus dan kotanya dinamakan dengan kota Kudus.

Masjid Menara Kudus ini terdiri dari 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari semula karena pada tahun 1918 – an telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang berbentuk “padasan” tersebut merupakan peninggalan jaman purba dan dijadikan sebagai tempat wudhu. Masih menjadi pertanyaan sampai sekarang, apakah kolam tersebut peninggalan jaman Hindu atau sengaja dibuat oleh Sunan Kudus untuk mengadopsi budaya Hindu. Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai “Lawang kembar”, konon kabarnya gapura tersebut berasal dari bekas kerajaan Majapahit dahulu, gapura tersebut dulu dipakai sebagai pintu spion.

Baca juga : Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia 

Cerita mengenai Menara Kudus pun ada berbagai versi, ada pendapat yang mengatakan,” bahwa Menara Kudus adalah bekas candi orang Hindu,”. Buktinya bentuknya hampir mirip dengan Candi Kidal yang terdapat di Jawa Timur yang didirikan kira-kira tahun 1250 atau mirip dengan Candi Singosari. Pendapat lain mengatakan kalau di bawah menara Kudus, dulunya terdapat sebuah sumber mata air kehidupan. Kenapa? karena mahluk hidup yang telah mati kalau dimasukkan dalam mata air tersebut menjadi hidup kembali. Karena dikhawatirkan akan dikultuskan, ditutuplah mata air tersebut dengan bangunan menara. Menara Kudus itu tingginya kira-kira 17 meter, di sekelilingnya dihias dengan piringan-piringan bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah banyaknya. 20 buah diantaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Dalam menara ada tangganya yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Tentang bangunannya dan hiasannya jelas menunjukkan hubungannya dengan kesenian Hindu Jawa. Karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian : (1) Kaki (2) Badan dan (3) Puncak bangunan. Dihiasi pula dengan seni hias, atau artefix (hiasan yang menyerupai bukit kecil).

Tampak dari depan sekilas memang masjid Menara Kudus ini kelihatan kecil, namun setelah masuk ke dalam luas sekali. Selain masjid, ternyata di belakang masjid adalah komplek makam Kanjeng Sunan Kudus dan para keluarganya. Pintu masuk makam terletak di sebelah kanan masjid, kemudian setelah melalui jalan kecil kita akan melalui pintu kedua memasuki komplek yang di dalamnya ada pondokan-pondokan. Di tengah-tengah pondokan tersebut ada sebuah bangunan paling besar, konon kabarnya bangunan tersebut adalah tempat pertemuan para Walisongo sekaligus tempat Sunan Kudus memberikan wejangan kepada para muridnya. Di sebelah utara sebuah komplek ini ada sebuah pintu kecil menuju ke komplek pemakaman Kanjeng Sunan. Komplek-komplek makam tersebut terbagi-bagi dalam beberapa blok, dan tiap blok merupakan bagian tersendiri dari hubungannya terhadap Kanjeng Sunan. Ada blok para putera dan puteri Kanjeng Sunan, ada blok para Panglima perang dan blok paling besar adalah makam Kanjeng Sunan sendiri. Uniknya adalah semua pintu penghubung antar blok berbentuk gapura candi-candi. Tembok-tembok yang mengitarinya pun dari bata merah yang disusun berjenjang, ada yang menjorok ke dalam dan ke luar seperti layaknya bangunan candi. Panorama yang nampak adalah komplek pemakaman Islam namun bercorak Hindu.

Kesan unik dan historis inilah yang sangat menarik para wisatawan religi maupun wisatawan biasa. Setiap hari tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan, wisatawan yang berasal dari sekitar kota Kudus biasanya berkunjung pada hari biasa, hari Sabtu dan Minggu biasanya lebih banyak pengunjung dari luar kota. Tanggal 10 Syura’ merupakan puncak keramaian di komplek masjid ini, dalam rangka khaul wafatnya Kanjeng Sunan Kudus. Walaupun mengandung keunikan yang khas, namun tata ruang sekitar masjid nampak amburadul. Karena terletak di pusat kota Kudus, hanya 5 menit dari alun-alun kota Kudus, masjid ini dikepung oleh perumahan penduduk yang cukup padat. Sehingga, mengurangi keindahan komplek bangunan Masjid Menara Kudus ini yang sekarang masuk sebagai salah satu cagar budaya. Selain itu, banyaknya pengemis yang berada di sekitar masjid, juga dapat mengganggu para pengunjung yang datang. Agar terus terjaga kelestariannya, penataan ruang sekitar masjid harus diperbaiki kembali untuk mempertahankan kesan indah dan unik Masjid Menara Kudus ini.

Sumber: duniamasjid.islamic-center

Baca Selengkapnya »


Newer Posts Older Posts

Hiduplah Laksana Pengembara


الحديث الأربعون
HADITS KE-40

عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
 وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
[رواه البخاري]

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah ﷺ memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara.“
Ibnu Umar berkata, “Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.“

[Riwayat Bukhari]

[Shahih: Shahih al-Bukhari (no. 6416), Sunan at-Tirmidzi (no. 2333), Sunan Ibnu Majah (no. 4114), dan Musnad Ahmad (II/24, 41)]

(Hadits Arba’in an-Nawawi : Matan dan Terjemah)

 << Hadits ke-41                                                                                           Hadits ke-39 >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

Hikmah Ilahi Di Balik Siang dan Malam


Alam semesta ini penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga. Sayangnya manusia terlalu sibuk dengan ambisi dan keinginannya sehingga lalai dengan tanda-tanda Allah yang amat luarbiasa.

Kali ini kita akan merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang berbunyi,

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً

“Dan Dia-lah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.” (QS. Al-Furqan:47)

Dan pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah :

1. Pergantian siang dan malam bukanlah sesuatu yang kebetulan. Semua aturan di alam ini memiliki tujuan dan hikmah yang dahsyat. “Dan Dia-lah yang menjadikan malam untukmu…”
2. Fenomena malam adalah nikmat yang besar dari Allah untuk umat manusia. Sayangnya, nikmat ini hanya berlalu tanpa disadari dan disyukuri.
3. Gelapnya malam membantu untuk menciptakan ketenangan agar terwujud suasana yang nyaman untuk beristirahat. “Dia-lah yang Menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat…”
Begitupula cahaya di siang hari sangat berpengaruh pada aktifitas manusia pekerjaannya. “Dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.”
4. Waktu malam ini melindungi tubuh dan kesehatan manusia seperti pakaian melindungi badan. “yang Menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian..”
5. Pergantian siang dan malam, waktu istirahat dimalam hari dan waktu bekerja disiang hari adalah tanda dari kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Semoga renungan ini dapat menjadikan kita semakin sadar bahwa setiap fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita adalah wujud dari rahmat dan kasih sayang-Nya. Sehingga kita selalu mensyukuri segala kenikmatan yang agung ini.

Wallahu a'lam.

#khazanahalquran

Baca Selengkapnya »

Newer Posts Older Posts

TENTANG MANUSIA DI AKHIR ZAMAN


HADITS KE-40


الحديث الأربعون : خصال من يكونون في آخر الزمان

عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال، قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم يخرج في آخر الزمان أقوام وجوههم وجوه الآدميين وقلوبهم قلوب الشياطين وأمثالهم كأمثال الذئاب الضواري ليس في قلوبهم شيء من الرحمة سفاكون للدماء لايرغبون عن القبيح إن شايعتهم قربوك وإن توانيت عنهم اغتابوك وإن أمنتهم خانوك صبيانهم غارمون وشبانهم شاطرون وشيوخهم فاجرون لايأمرون بالمعروف ولاينهون عن المنكر والإعتزاز بهم ذل وطلب مافي أيديهم فقرالجكم فيهم بدعة والبدعة فيهم سنة فعند ذلك يسلط الله عليهم شرارهم ثم يدعو خيارهم فلايستجاب لهم دعاء قال الشيخ مسلم العباد إني فدم علينا صالح المرى وعبد الواحد بن زيد وعتبة الغلام وسلمة الأسود فنزلوا على الساحل فهيأت لهم ذات ليلة طعاما ودعوتهم إليه فجاؤا فلما بلغوا وطعت الطعام بين أيديهم فإذا قائل يقول وهو على الساحل رافعا صوته ويلكم شغلكم عن دار الخلود مطاعم ولذة نفس هما غير نافع فصاح عتبة صيحة فسقط مغشيا عليه وبكى القوم ورفعنا الطعام فما ذاقوا منه لقمة قال معاذ بن جبل رضي الله تعالى عنه قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم سيأتي على الناس زمان يخلقون فيه سنتي ويجددون البدعة فمن اتبع سنتي يومئذ صار غريبا وبقي وحيدا ومن اتبع بدعة الناس وجد خمسين صاحبا أو أكثر قالت أصحاب رسول الله هل بعدنا أحد يكون أفضل منا قال نعم قالوا فهل يرونك قال النبي عليه الصلاة والسلام لا قالوا فهل ينزل عليهم الوحي قال لا قالوا كيف يكونون قال كالملح في الماء تذوب قلوبهم كما يذوب الملح في الماء فقالوا كيف يعيشون في ذلك الزمان قال كالدود في الخل قالوا يارسول الله كيف يحفظون دينهم قال كالجمر في اليدين إن وضعته طفئ وإن أخذته باليد أحرق.

Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts

ANJURAN MENCARI SURGA DAN MENJAUHI NERAKA


الحديث العاشر : الحث على طلب الجنة والهرب من النار

عن كليب بن حازم رضي الله تعالى عنه قال، سمعت رسول الله ﷺ يقول, يا قوم اطلبوا الجنة بجهدكم واهربوا من النار بجهدكم فإن الجنة لاينام طالبها وإن النار لاينام هاربها وإن الجنة محفوفة بالمكار وإن النار محفوفة باللذات والشهوات فلا تلهينكم عن الآخرة

Dari Kalib bin Hazim radhiyallahu 'anhu berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai kaumku, carilah surga dengan kesungguhanmu, dan jauhilah neraka dengan kesungguhanmu, karena orang yang mencari surga itu tidak tidur, dan orang yang menjauhi neraka tidak tidur, sesungguhnya surga itu penuh dengan siasat, dan neraka itu penuh dengan kelezatan dan syahwat, maka janganlah kalian berpaling dari akhirat”.

وجاء في حديث آخر عن أبي سعيد الخدري رضي الله تعالى عنه عن النبي ﷺ أنه قال، ينادي مناد إذا دخل أهل الجنة في الجنة آن لكم أن تحيوا ولا تموتوا أبدا وآن لكم أن تصحوا ولا تسقموا أبدا وآن لكم أن تشبوا ولا تهرموا أبدا وآن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا وذلك
"قوله تعالى "ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون

Pada hadits yang lain, dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ bahwasannya beliau ﷺ bersabda, “Bila penduduk surga telah masuk surga, ada suara memanggil: telah tiba waktu bagi kalian untuk hidup dan tidak mati selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk sehat dan tidak sakit selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk menjadi muda dan tidak menjadi tua selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk hidup nikmat dan tidak hidup sulit selamanya, dan hal tersebut sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala “Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan” (Al-A’raf : 43)

وعن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال، قال رسول الله ﷺ، يقول الله تعالى أعددت لعبادي الصالحين في الجنة مالا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر اقرؤوا إن شئتم قوله تعالى “وظل ممدود، وماء مسكوب، وفاكهة كثيرة، لامقطوعة ولا ممنوعة، وفرش مرفوعة، إنا أنشأناهن إنشاء” الآية

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih di surga sesuatu yang tidak pernah dilihat, sesuatu yang tidak pernah didengar dan tidak terlintas di hati manusia, bacalah semau kalian firman-Nya “Dan naungan yang terbentang luas. Dan air yang tercurah. Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung” (Al-Waqiah : 30-35).

وروي عن المغيرة بن شعبة رضي الله تعالى عنه أن النبي صلى الله تعالى عليه وسلم قال، ناجي موسى ربه قال: يا رب اخبرني عن آخر من يدخل الجنة كم يكون له من الجنة، قال الله تعالى: يا موسى لا يبقى في النار مسلم إلا رجل واحد أخرجه برحمتي فيقف على باب الجنة فأقول له: ادخل الجنة، فيقول: كيف أدخل الجنة وقد أخذ الناس منازلهم ودرجاتهم فلم يبقى لي شيء ولامكان، فأقول: يا عبدي أترضني في الجنة من المكان مقدار مملكة ملكين من الدنيا، فيقول: قد رضيت، فأقول له: ادخل الجنة ولك أضعاف ذلك فأعطاه بقدر مملكة أربعة من ملوك الدنيا. قال المصنف رحمة الله عليه: يكون مثل خرسان وعراق ويمن وشام، قال صفة الجنة أكثر مما يحصى ولكن لابد من ذكر النار عنده

Diriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah bahwasannya Nabi ﷺ bersabda, “Musa 'alaihissalam bermunajat kepada Tuhannya, dia berkata “Wahai Tuhan, kabarilah aku tentang orang yang terakhir masuk surga? Apa yang dia dapat baginya dari surga?”, Allah Ta’ala berfirman “Wahai Musa, tidaklah tersisa seorang muslim di neraka kecuali satu orang, Aku keluarkan dia dengan rahmat-Ku, lalu dia berhenti di pintu surga dan Aku berfirman kepadanya “Masuklah surga!”, dia menjawab “Bagaimana aku akan masuk surga sedangkan orang-orang telah mengambil tempat dan kedudukan mereka, hingga tidak tersisa sesuatu dan tempat bagiku”, Allah berfirman “Wahai hamba-Ku, apakah kau rela di surga dengan tempat seukuran dua kerajaan di dunia?”, dia menjawab “Aku rela”, Allah berfirman kepadanya “Masuklah surga dan kamu mendapat lipatan ganda dari itu”, lalu Allah memberinya seukuran empat kerajaan dari kerajaan bunia. Berkatalah Al-Mushanif semoga Allah merahmatinya: seukuran Khurasan, Iraq, Yaman dan Syam, beliau berkata “Sifat surga lebih banyak dari apa yang dihitung tetapi harus menyebut neraka pula.

قال أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه لما نزلت هذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” بكى رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم بكاء شديدا وبكى أصحابه لبكائه ولايدرون ما نزل به جبرائيل عليه السلام ولم يستطع أحد أن يسأله وكان النبي صلى الله تعالى عليه وسلم إذا رأى فاطمة رضي الله تعالى عنها فرح بها فانطلق عبد الرحمن بن عوف إلى باب فاطمة، وفي رواية عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال: السلام عليك يا بنت رسول الله، قالت: وعليك السلام، فقالت: من أنت؟، فقال: أنا عبد الرحمن بن عوف، فقالت: يا ابن عوف ما جاء بك؟، قال: تركت النبي عليه الصلاة والسلام باكيا حزينان ولا أدري ما نزل به جبرائيل عليه السلام، فقالت: تنح من بين يدي حتى أضم على نفسي ثيابي وانطلق إلى النبي عليه الصلاة والسلام لعله يخبرني بما نزل به جبرائيل فلبست شملة خلقا قد حيط باثنى عشر مكانا بسعف ورق النخل فلما خرجت فاطمة نظر إليها عمر رضي الله تعالى عنه فوضع يده على رأسه ونادى ياحزناه لحزن بنت محمد صلى الله تعالى عليه وسلم فإن بنات قيصر وكسرى يلبسن الحرير والسندس وبنت رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم في شملة من صوف وقد حيط باثنى عشر مكانا بورق سعف النخل فلما دخلت فاطمة رضي الله تعالى عنها قالت: يارسول الله ألا ترى أن عمر يتعجب من لباسي فوالذي بعثك بالكرامة مالي ولالعلي فراش منذ خمس سنين إلا مسك كبش نعلف عليه بالنهار بعيرنا فإذا كان الليل افترشناه وإن مرفقتنا من أديم حشوها سعف النخل، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا عمر دع ابنتي لعلها تكون في الخيل السابق، قالت فاطمة رضي الله تعالى عنها: فداك نفسي ما الذي أبكاك، قال النبي عليه الصلاة والسلام: فكيف لا أبكي وقد نزل جبرائيل عليه السلام بهذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” قالت: يا رسول الله اخبرني عن باب منها، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا فاطمة إن أهون باب منها سبعون ألف جبل من نار، وفي كل جبل سبعون ألف واد من النار، وفي كل واد سبعون ألف ألف شعب من نار، وفي كل شعب ألف ألف مدينة، وفي كل مدينة سبعون ألف ألف قصر من نار، وفي كل قصر ألف ألف دار من نار، وفي كل دار سبعون ألف ألف بيت من نار، وفي كل بيت سبعون ألف ألف صندوق من نار ، وفي كل صندوق سبعون ألف ألف نوع من العذاب ليس فيها عذاب يشاكل صاحبه قال فسقطت فاطمة رضي الله تعالى عنها على وجهها وهي تقول الويل لمن دخل النار، فسمع عمر رضي الله تعالى عنه قال: يا ليتني كنت كبشا لأهلي فذبحوني وأكلوا لحمي وفرقوا أعضائي ومزقوا عظامي ولم أسمع بذكر جهنم فأقبل أبو بكر الصديق رضي الله تعالى عنه وهو يقول: يا ليتني كنت طائرا في المفلوز أكل الثمار وأشرب من الأنهار وآوى الأغصان من الأشجار وليس على حساب ولا عذاب ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج علي كرم الله وجهه وهو يقول يا ليت أمي لم تلدني ويا ليتني مت صبيا ويا ليتني كنت حشيشا أكلتني البهائم ويا ليتني السباع مزقت لحمي ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج سلمان رضي الله عنه نحو بقيع الغرقد وهو واضع يده على رأسه وهو ينادي بأعلى صوته وابعد سفراه وقلة زاداه في سفر القيامة ثم لقيه بلال رضي الله تعالى عنه فقال بلال: ما لي أراك يا عبد الله باكيا حزينا، قال: الويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد لبس القطن والكتان نلبس من مقطوعات النيران، قال: فالويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد معانقة الأزواج نقرن مع الشيطان في الأغلال الويل لي ولك يا بلال إذا سقينا من حميمها وأطعمنا من زقومها

Anas bin Mailk radhiyallahu 'anhu berkata, ketika turun ayat ini “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya” (Al-Hijr : 43) Rasulullah ﷺ menangis dengan tangisan yang menjadi-jadi, para shahabat beliau menangis sebab tangisan beliau dan mereka tidak tahu apa yang telah dibawa turun oleh Jibril 'alaihiussalam, tidak ada satupun yang bisa menanyai beliau, dan Nabi ﷺ bila melihat Fathimah radhiyallahu 'anha beliau gembira maka Abdurrahman bin Auf menuju pintu Fathimah, dalam riwayat Umar bin Khaththab dia berkata “Assalamualaikum wahai putri Rasulullah”, dia (Fathimah) menjawab “Wa'alaikumussalam”, dia (Fathimah) bertanya “Siapa anda?”, dia menjawab “Saya Abdurrahman bin Auf”, dia (Fathimah) bertanya “Wahai Ibn Auf, apa yang membuatmu datang kemari?”, dia menjawab “Aku meninggalkan Nabi ﷺ dalam keadaan menangis sedih, dan aku tidak tahu apa yang dibawa turun oleh Jibril 'alaihissalam”, dia (Fathimah) berkata “Tinggalkan aku hingga aku memakai pakaian lalu aku pergi kepada Nabi ﷺ barangkali beliau akan memberitahuku apa yang telah dibawa turun oleh Jibril 'alaihissalam”, maka dia (Fathimah) memakai jubah buatan yang telah dijahit pada dua belas tempat dengan pelepah pohon kurma, ketika Fathimah keluar, Umar radhiyallahu 'anhu melihatnya dan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berbicara “Betapa sedihnya sebab kesedihan putri Muhammad ﷺ, karena sesungguhnya putri-putri kaisar dan kerajaan-kerajaan memakai pakaian sutra dan tenun sedangkan putri Rasulullah ﷺ berbalut pakaian sufi berjahit pada dua belas tempat dengan pelepah pohon kurma”, ketika Fathimah radhiyallahu 'anha masuk dia berkata “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau melihat bahwa Umar takjub dengan pakaianku, maka demi yang mengutusmu dengan kemuliaan, tidaklah aku dan tidaklah pula Ali memiliki sebuah kasur sejak lima tahun kecuali kulit kambing yang kami buat makanan ternak di siang hari untuk unta kami, maka bila malam kami gunakannya untuk kasur, dan sesungguhnya bantal kami adalah tulang belulang yang diselimuti pelepah kurma”, Nabi ﷺ bersabda “Wahai Umar, tinggalkan putriku, barangkai dia akan berubah menjadi kuda pacuan”, Fathimah radhiyallahu 'anha berkata “Maka tebusan untukku, apa yang membuatmu menangis?”, Nabi ﷺ bersabda, “Maka bagaimana aku tidak menangis sedangkan Jibril 'alaihissalam turun membawa ayat ini “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya” (Al-Hijr : 43), dia (Fathimah) berkata “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang satu bagian darinya”, Nabi ﷺ bersabda, “Wahai Fathimah, sesungguhnya bagian yang paling ringan darinya adalah 70.000 gunung dari api, pada setiap gunung ada 70.000 lembah dari api, pada setiap lembah ada 70.000.000 daerah dari api, pada setiap daerah ada 1.000.000 kota, pada setiap kota ada 70.000.000 istana dari api, pada setiap istana ada 1.000.000 rumah dari api, pada setiap rumah ada 70.000.000 kotak dari api, pada setiap kota ada 70.000.000 macam siksaan, tidak ada siksaan yang menyerupai pemiliknya”, lantas Fatimah terjatuh ke depan sambil berkata “Celakalah bagi orang yang masuk neraka”, kemudian Umar mendengar dan berkata “Andai aku adalah kambing milik keluargaku, mereka menyembelihku dan memakan dagingku, mereka pisahkan bagianku dan mencerai beraikan tulangku, dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, lalu sampailah pada Abu Bakar ash-Shiddiq beliau berkata, “Andai aku seekor burung di mafluz, aku makan buah-buahan dan minum dari sungai, lalu bertengger di ranting pohon, dan tidak dihisab serta tidak diadzab, dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, kemudian Ali radhiyallahu 'anhu keluar dan berkata “Andai ibuku tidak melahirkanku, andai aku mati di saat kecil, andai aku rumput yang hewan-hewan memakanku, andai aku hewan buas aku cabik-cabik dagingku dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, kemudian Salman radhiyallahu 'anhu keluar menuju baqi’ al-gharqad, lalu dia letakkan tangannya di atas kepala sambil memanggil dengan suara keras “Menjauhlah dari pergi dari-Nya serta sedikit menambah-Nya dalam perjalanan kiamat”, kemudian Bilal radhiyallahu 'anhu menemuinya lalu Bilal berkata “Aku tidak pernah melihatmu menangis sedih wahai hamba Allah”, dia berkata “Celakalah aku dan engkau wahai Bilal, bila tempat kembali kita setelah memakai katun dan jerami kita akan memakai potongan-potongan api”, dia berkata “Celakalah aku dan engkau wahai Bilal, bila tempat kembali kita setelah memeluk pasangan kita menemani syaitan di belenggu neraka, celakalah aku dan engkau bila kita minum dari hamimnya dan makan dari zaqumnya”.

(وحكي) عن منصور ابن عمار قال كنت نازلا من سكك الكوفة في حجة حججتها فمضيت في ليلة ظلماء في حاجة لي فإذا أنا مررت في منزل من منازلها فسمعت في جوف الليل قائلا يقول إلهي بعزتك وجلالك ما أردت بمعصيتي خلافك وماكنت لك عند المعصية جاهلا ولكن خطيئة عرضت لي وغرني سترك المرخي علي وأعانني عليها شقاوتي فاقتحمت فى المعصية بجهلي فالآن أرجو من فضلك أن تقبل عذري فإن لم تقبل عذري فواطول حزني فى العذاب إن لم ترحمني فلما سكت قرأت عليه آية من كتاب الله تعالى “ياأيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لايعصون الله ما أمرهم ويفعلون مايؤمرون” فسمعت صيحة شديدة وضجة وحركة ثم سكنت الحركة ولم أسمع بعدها حسا فقضيت الحاجة ثم رجعت إلى موضعي فلما أصبحت رجعت في مدرجي فإذا أنا أسمع بالبكاء ورأيت الناس يعزى بعضهم بعضا فإذا عجوز كبيرة تبكي وإذا هي أم الميت وهي تقول لاجزى الله قاتل ابني خيرا تلا على ابني آية فيها ذكر العذاب وهو قائم يصلي فلما سمعها فعظم ذلك عنده فخر ميتا قال فرأيته تلك الليلة فى المنام فقلت له: ما فعل الله بك؟، قال: فعل بي ما فعل بشهداء بدر، قلت: فكيف؟، قال: لأنهم قتلوا بسيوف الكفار وقتلت أنا بسيف الغفار

(Diceritakan) Dari Manshur bin Ammar berkata, Aku tinggal di gang Kufah pada suatu waktu, lalu pada malam yang gelap aku ada keperluan, maka aku melewati suatu rumah dari rumah-rumah di Kufah, aku mendengar di tengah malam seseorang berkata, “Wahai Tuhanku, dengan kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu, aku tidak bermaksud menentangmu dengan kemaksiatanku, dan ketika bermaksiat tidaklah aku tidak mengenal-Mu, tetapi kesalahanku membawaku pada kemaksiatan, penutup dosa yang Kau berikan mengajakku pada perbuatan dosa, dan kebinasaanku juga menolongku untuk berbuat dosa hingga aku jatuh ke dalam kemaksiatan karena kebodohanku, sekarang aku berharap keutamaan-Mu menerima penyesalanku, bila Engkau tidak menerima penyesalanku maka aku berada dalam kesedihan yang panjang dalam siksaan jika Engkau tidak merahmatiku, ketika dia diam maka aku membaca sebuah ayat dari kitab Allah Ta’ala “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim : 6), lalu aku mendengar jeritan keras dengan gerakan kemudian gerakan tersebut berhenti dan aku tidak mendengar suara setelahnya, lalu aku menunaikan keperluanku kemudian aku kembali ke tempatku, ketika pagi aku kembali ke tempat malam yang aku lewati, tiba-tiba aku mendengar tangisan dan aku melihat orang-orang bertakziyah, di sana ada orang tua sedang menangis ternyata dia adalah ibu si mayit, dia berkata “Semoga Allah tidak membalas pembunuh anakku dengan kebaikan, dia telah membacakan pada anakku sebuah ayat yang menyebutkan siksaan sedangkan dia dalam keadaan berdiri shalat, ketika dia mendengarnya dia jatuh tersungkur dalam keadaan meninggal”, Manshur bin Ammar berkata “Aku melihatnya malam itu dalam mimpi lalu aku bertanya padanya “Apa yang Allah lakukan padamu?”, dia menjawab “Allah memperlakukanku seperti Dia memperlakukan syuhada Badar”, aku berkata, “Bagaimana?”, dia menjawab, “Karena mereka (syuhada Badar) terbunuh oleh pedang orang-orang kafir sedangkan aku terbunuh dengan pedang Al-Ghaffar (Allah Yang Maha Pengampun)”.

(Al-Mawa’izh al-‘Ushfuriyyah, Hadits Kesepuluh)


<< Hadits Kesebelas                                                                         Hadits Kesembilan >>


Baca Selengkapnya »
Newer Posts Older Posts
Subscribe to: Comments (Atom)

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse