Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Mutiara Hadits » KATAKANLAH AKU BERIMAN PADA ALLAH, KEMUDIAN ISTIQAMAHLAH


KATAKANLAH AKU BERIMAN PADA ALLAH, KEMUDIAN ISTIQAMAHLAH

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

Syarah Hadits: “Katakanlah Aku Beriman Pada Allah, Kemudian Istiqamahlah! [1]

عن سفيان بن عبد الله رضي الله عنه قال: قلت: يارسول الله! قل لي في الاسلام قولا, لا أسأل عنه أحدا غيرك؟. قال: “قل آمنت بالله ثم استقم” رواه مسلم

Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: aku berkata Wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang Islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selainmu. Nabi menjawab: “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim)

Penjelasan :

Redaksi: Katakanlah padaku tentang Islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selainmu.

Menunjukkan bahwa Sufyan meminta dari beliau untuk diajarkan suatu ungkapan yang universal/menyeluruh tentang ajaran Islam, yang mana tidak perlu lagi ada ungkapan lainnya. Maka Nabi pun menjawabnya dengan bersabda: “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.”

Dalam riwayat lain disebutkan:

قل: ربي الله, ثم استقم

“Katakanlah: Tuhanku adalah Allah, kemudian istiqamahlah.” Sabda beliau ini tentunya bersumber dari firman Allah Ta’ala:

إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا تتنزّل عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنة التى كنتم توعدون

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka istiqamah/meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat : 30).

Mengenai tafsir “istiqamah” dalam penggalan ayat “Kemudian mereka istiqamah/meneguhkan pendirian mereka”, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu berkata: “Yaitu mereka tidak menyekutukan Allah (berbuat syirik) dengan sesuatupun”. Juga berkata: “Mereka tidak menoleh kepada Tuhan-tuhan lain selain Allah”.

Juga dalam riwayat lain: “Kemudian mereka istiqamah/meneguhkan pendirian mereka bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Tuhan mereka”. [2]

Mungkin ulama yang menafsirkan bahwa “istiqamah” adalah istiqamah di atas tauhid, memaknai tauhid ini sebagai tauhid yang sempurna, yang mana orang yang menerapkannya akan dibebaskan dari api neraka, yaitu tauhid yang mewujudkan hakikat “Laa ilaaha illallaah”. Sebab “Ilaah” merupakan Dzat yang wajib ditaati dan haram diselisihi perintah-Nya, sebagai bentuk khasy-yah (rasa takut), pengagungan, keseganan, cinta, harapan, tawakkal, dan do'a kepada-Nya.

Semua jenis maksiat mencoreng makna tauhid, karena maksiat merupakan bentuk ketundukan terhadap hawa nafsu, dan syaithan, sebagaimana dalam firman-Nya:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya”. (QS. Al-Jaatsiyah : 23).

Tentang tafsir ayat ini, Al-Hasan dan selainnya berkata: “Yaitu orang yang tidaklah hawa nafsunya menginginkan sesuatu melainkan ia melakukannya”. Dan sifat ini sangat menafikan sikap istiqamah di atas tauhid.

Adapun redaksi riwayat: “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah“, maka maknanya begitu jelas sesuai konteksnya, karena menurut para salaf dan pengikut mereka dari kalangan ahli hadits (ahli sunnah); semua amalan shalih termasuk dalam bagian keimanan. Juga dalam firman Allah:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير

"Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kalian kerjakan.” (QS. Hud : 112)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala memerintahkan beliau dan orang-orang yang bertaubat bersama beliau (para sahabat) untuk tetap istiqamah, dan agar tidak melewati batasan-batasan yang diperintahkan yang disebut dengan istilah kedurhakaan. Juga mengabarkan pada mereka bahwa Dia Maha Melihat dan Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Al-Qusyairi dan selainnya meriwayatkan dari seorang ulama bahwa ia melihat Nabi ﷺ dalam mimpi, ia lalu bertanya pada beliau: “Wahai Rasulullah, engkau pernah bersabda: “Yang membuatku beruban adalah Surat Hud dan surat-surat yang semisalnya” [3]. Lalu ayat apakah yang membuatmu beruban? Beliau menjawab: “Firman Allah Ta’ala: “Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu”.

Hakikat istiqamah adalah meniti di atas jalan yang lurus, yaitu agama yang benar, tanpa berpaling darinya. Ia mencakup semua jenis amalan ketaatan, baik yang lahir ataupun batin, serta meninggalkan semua jenis larangan. Dengan makna inilah, wasiat dalam hadits ini begitu universal dan mencakup seluruh bagian agama ini.

[1]. Diterjemahkan dari Kitab “Mukhtashar Jami’ Ulum Wal Hikam” oleh Syaikh Muhammad al-Muhanna
[2]. Dengan istiqamah ini, seorang hamba akan merasa aman dari rasa takut akan cepatnya ajal menjemput, sehingga ia selalu siap untuk menghadapi ajal tersebut di setiap waktu, karena seorang hamba tidak akan pernah tahu kapan ia akan diwafatkan. (Syaikh Abdul’Aziz al-Tharifi).
[3]. Hadits “Yang telah membuatku beruban adalah Surat Hud, Al-Waqi’ah, Al-Mursalaat, An-Naba’, dan Al-Kuwwirat” diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (3297), dan Hakim (2/476), dan Hakim berkata: “Shahih sesuai syarat Bukhari”. Adapun kisah mimpi seorang ulama ini, maka disebutkan juga oleh As-Suyuthi dalam kitab Ad-Durr dalam tafsir surat Hud, dan ia menisbatkan kisahnya pada Imam Baihaqi dalam Kitabnya “Syu’abul-Iman”.

Sumber: wahdah.or.id

وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب


Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse