Hikmatul Islam | Nurul Hikmah

  • Adab dan Akhlak
  • Mutiara Hikmah
  • Kisah Hikmah
    • Kisah Hikmah
    • Hikmah Sufi
    • Biografi Ulama
    • Sirah Nabawi
  • Kalam Hikmah
    • Untaian Kalam Hikmah
    • Muhasabah
    • Mahfudzot
    • Tadzkirah
  • Qur'an dan Hadits
    • Nurul Qur'an
    • Mutiara Hadits
  • Do'a dan Shalawat
    • Do'a Harian
    • Shalawat Nabi
    • Lainnya
Home » Biografi Ulama » Ulama Nusantara » USWAH (Meneladani Para Pendahulu) » KH. Shohibul Wafa’ Tajul ‘Arifin (Abah Anom)


KH. Shohibul Wafa’ Tajul ‘Arifin (Abah Anom)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn

KH. Shohibul Wafa’ Tajul ‘Arifin atau yang terkenal dengan nama Abah Anom dilahirkan di Kampung Godebah, Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, 1 Januari 1915. Ia adalah putra kelima Syeikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad dan dari ibu yang bernama Hajjah Juhriyah.

Ia mulai menimba pendidikan formalnya pada tahun 1923 hingga 1928 di sebuah sekolah buatan Belanda, Verfolg School di Ciamis, Jawa Barat. Kemudian ia masuk Sekolah Menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya.

Pada tahun 1930 Abah Anom memulai perjalanan menuntut ilmu agama Islam secara lebih khusus. Ia belajar ilmu fiqih dari seorang Kiai terkenal di Pesantren Cicariang Cianjur, kemudian belajar ilmu fiqih, nahwu, sorof dan balaghah kepada Kiai terkenal di Pesantren Jambudipa Cianjur.

Setelah kurang lebih dua tahun di Pesantren Jambudipa, ia melanjutkan ke Pesantren Gentur, Cianjur yang saat itu diasuh oleh Mama Ajengan Ahmad Syathibi. Dua tahun kemudian (1935-1937) Abah Anom melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas, Cimelati Sukabumi.

Pesantren ini terkenal sekali terutama pada masa kepemimpinan Ajengan Aceng Mumu yang ahli hikmah dan silat. Dari pesatren inilah Abah Anom banyak memperoleh pengalaman dalam banyak hal, termasuk bagaimana mengelola dan memimpin sebuah pesantren.

Kegemarannya menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai ilmu keislaman saat berumur 18 tahun. Didukung ketertarikan pada dunia pesantren, ayahnya yang sesepuh Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) mengajarinya dzikir tarekat. Sehingga ia menjadi wakil "talqin" Abah Sepuh pada usia relatif muda. Sejak itulah, ia lebih dikenal dengan sebutan Abah Anom.

Kegemarannya bermain silat dan kedalaman rasa keagamaannya diperdalam lagi di Pesantren Citengah, Panjalu, yang dipimpin oleh H. Junaedi yang terkenal sebagai ahli alat, jago silat, dan ahli hikmah.

Setelah menginjak usia 23 tahun, Abah Anom menikah dengan Euis Siti Ru’yanah. Setelah menikah, kemudian ia berziarah ke Tanah Suci. Selama tujuh bulan di Makkah, ia banyak melakukan perjalanan spiritual, termasuk belajar dari Syaikh Romli yang memiliki majelis diskusi tasawuf (ribath naqsyabandi) yang terletak di Jabbal Qubais.

Dua kitab tasawuf karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani; Sirr Al-Asrar dan Ghunyah at-Thalibin, pun habis dilahapnya, begitu juga dengan kitab tasawuf lainnya. Perjalanan panjang itu memberinya pengalaman dan pengetahuan dalam berbagai bidang, meliputi tafsir, haids, fiqih, kalam (teologi), dan tasawuf.

Sekembalinya dari Tanah Suci, Abah Anom mengembangkan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN), hingga menjadi tarekat dengan jumlah pengikut paling banyak di Nusantara. Tarekat ini pun tersebar di berbagai pulau, bukan hanya di Jawa, tapi juga di Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga ke luar negeri, seperti di Singapura, Malaysia, Brunei, Amerika, Jepang, Jerman, Australia, Belanda dan negeri lainnya.

Abah Anom sendiri resmi menjadi mursyid (pembimbing) TQN di pesantren sejak tahun 1950. Ia menjadi tulang punggung pengembangan pesantren Suryalaya tatkala ayahandanya, Abah Sepuh, wafat pada 1956. Ia menggantikan peran ayahnya untuk mengajar santri dan menjadi rujukan masyarakat.

Pada masa awal kepemimpinannya, Abah Anom juga banyak mengalami kendala yang cukup mengganggu, di antaranya pemberontakan DI/TII. Pada masa itu Pondok Pesantren Suryalaya sering mendapat gangguan dan serangan, terhitung lebih dari 48 kali serangan yang dilakukan DI/TII karena menjadi salah satu pesantren yang menentang pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo. Pesantren ini mengganggap DI/TII bukanlah hasil kesepakatan umat Islam, dan hanya menggunakan Islam sebagai bendera saja serta akan menyengsarakan umat.

Tak sampai disitu, pada masa pemberontakan PKI tahun 1965, Abah Anom banyak membantu pemerintah untuk menyadarkan kembali eks anggota PKI, untuk kembali kembali ke jalan yang benar menurut agama Islam dan Negara.

Banyak ulama tarekat yang mengagumi beliau. Sayyid Muhammad bin Alaway bin Abbas al-Maliki, ulama Suni terkemuka di Makkah mengungkapkan, Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin. (Abah Anom) adalah Sulthon Awliya fi Hadza Zaman. Bahkan Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani, sufi kenamaan dari Cyprus, menyebut Pangersa Abah Anom sebagai Sufi Agung di Timur Jauh.

Penyebutan terhadap Pangersa Abah Anom sebagai Sufi Agung di Timur Jauh bukan tanpa alasan. Sudah ratusan bahkan ribuan orang yang datang untuk ditalqin dan menjadi murid beliau dari seluruh Indonesia dan dari manca negara.

Abah Anom wafat di usia 96 tahun pada Senin siang sekira pukul 11.50 WIB di Tasikmalaya Medical Centre. Selain meninggalkan meninggalkan seorang istri dan 16 orang anak, warisan ilmu, amal dan inabahnya terus mengalir menjadi amal baiknya.




Newer Post Older Post

Adnow Ads

loading...

Post Terbaru

Translate

SAYANGI YANG ADA DI BUMI, ENGKAU DISAYANGI PENDUDUK LANGIT

قال رسول الله  ﷺ : مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني Rasulullah ﷺ telah bersabda, ”Ba...


Daftar Pondok Pesantren
se-Indonesia


Subscribe To

Posts
Atom
Posts
Comments
Atom
Comments

Sparkline


guest counter
Flag Counter

Adnow1

loading...

Jadwal Waktu Shalat dan Imsyakiyah



Silahkan Pilih Kota untuk melihat Jadwal Waktu Shalat
di Kota Anda.


Post Populer

  • SHALAWAT TIBBIL QULUB
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا . وَعَافِيَةِ اْلأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا . وَنُوْرِ اْلأَبْصَ...
  • Risalah Awwal - Pon Pes Attauhidiyyah
    FAS-ALUU AHLADZ- DZIKRI INKUNTUM LAA TA'LAMUUN Bismillaahirrohmaanirrohiim.... Alhamdulillaahilladzii ja'ala lanaal iimaana wal is...
  • Terjemah Al-Akhlaq lil Banin Juz 1
    ★ ﺑﻤﺎﺫﺍ ﻳﻨﺨﻠﻖ ﺍﻟﻮﻟﺪ؟ ★  ﻳﺠﺐ ﻋﻠﮯ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺨﻠﻖ ﺑﺎﻼﺧﻼﻕ ﺍﻟﺤﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺻﻐﺮﻩ، ﻟﻴﻌﻴﺶ ﻣﺤﺒﻮﺑﺎ ﻓﻲ ﻛﺒﺮﻩ: ﻳﺮﺿﮯ ﻋﻨﻪ ﺭﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺒﻪ ﺃﻫﻠﻪ، ﻭﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴ...
  • JADILAH ORANG 'ALIM
    قَالَ النَّبِيُّ  ﷺ  كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه بيهقى Nabi...
  • Nadham Aqidatul Awam
    Aqidatul Awam adalah salah satu kitab yang membahas tentang tauhid karya ulama besar dan waliyullah Syeikh Sayyid Ahmad al-Marzuqi al-Mali...

Post Lainnya




Cari Post Lainnya

Kategori

Adab dan Akhlak Aqidah Aswaja Bicara Hidayah Biografi Ulama Bulughul Maram Cahaya Raudhah Do'a Harian Do'a Para Nabi Dalam Al-Qur'an Do'a dan Shalawat Fathul Qarib Fiqih HNA Habaib Habib Abubakar Assegaf Hadits Qudsi Hikmah Sufi Hujjah Aswaja Kajian Fiqih Kajian Tafsir Al-Qur'an Kisah Hikmah Kiswah TV Mahfudzot Masjid Nusantara Mutiara Hadits Mutiara Hikmah Nabi dan Rasul Nisfu Sya'ban Nurul Qur'an Pesan Sahabat Puasa Ramadhan Serba Serbi Shalat Tarawih Shalawat Nabi Sirah Nabawi Tadabbur Daily Tadzkirah Tafsir Qur'an Terjemah Ta'lim Muta'alim Terjemahan Matan kitab Safinatun Najah USWAH (Meneladani Para Pendahulu) Ulama Nusantara Ummul Mukminin Untaian Kalam Hikmah Video Wisata Religi Ziarah Wali

Blog Archive

Report Abuse