Suatu ketika beliau memberi nasihat tertulis kepada para santrinya dan mengatakan:
Seyogyanya bagi seorang pelajar apalagi di jaman akhir, belajar di bawah naungan ahli ilmu yang sanadnya sampai pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau mempelajari karya-karya orang alim yang masih ada hubungan darah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
Karena di jaman akhir, iman seseorang kerap kali tidak stabil ibarat malam cepat berlalu, kerapkali seorang laki-laki berstatus mukmin di pagi hari, dan berstatus kafir di sore hari, begitu juga sebaliknya.Dan tidaklah iman seorang hamba akan selamat kecuali jika Allah hidupkan kembali dengan Ilmu. Dan ilmu Agama hanya bersumber dari Rasulullah, berpintukan Sayyid Ali bin Abi Thalib selaku sahabat Nabi.
Hanya saja, tidak sedikit Sahabat-sahabat Nabi yang bukan Ahlul Bait atau kerabat Nabi, Akan tetapi melalui jalur nasab berbeda seperti Abu Bakar, Umar dan Sayyid Utsman. Para sahabat adalah ahlul ilmi seluruhnya, orang alim itu ibarat bintang-bintang, dan para sahabat Nabi adalah bintang-bintang seluruhnya, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam: Sahabat-sahabatku bagaikan bintang, siapapun yang kalian ikuti, dia itu kalian mendapat petunjuk.
Rasulullah bersabda seputar keistimewaan garis keturunannya: Sesungguhnya perumpamaan keluargaku di antara kalian, bagaikan perahu Nabi Nuh 'alaihissalam, barangsiapa yang menaikinya beruntunglah dia, dan barangsiapa yang membelakanginya hancurlah. (HR. Hakam).
Imam ad-Diba’i berkata: Dan perahu (Ahlul Bait) untuk keberuntungan saat kau khawatir akan setiap musibah *Maka keberuntungan akan didapati (bagi yang menaikinya) musibah tidak akan menerkamnya. Mintalah perlindungan dan pertolongan kepada Allah.
Siapakah perahu itu, Imam ad-Diba’i berkata: Mereka adalah Ahlul Bait yang suci, mereka adalah tonggak keamanan bumi. Mereka diumpamakan bintang-bintang dan bunga, seperti yang telah disebutkan di dalam hadits-hadits Nabi.
Sumber: sarkub.com
ينبغي للطالب سيما في آخر الزمان أن يتعلمون يتلمذ عند عالم يتصل نسبه إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، أو يدرس كتابا من مؤلفات العالم الذي هو من ذرية الرسول صلى الله عليه وسلم. وذلك العالم يسمى في الاصطلاح بعترة الرسول
Seyogyanya bagi seorang pelajar apalagi di jaman akhir, belajar di bawah naungan ahli ilmu yang sanadnya sampai pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, atau mempelajari karya-karya orang alim yang masih ada hubungan darah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
لأن في آخر الزمان يتزلزل إيمان شخص كقطعة من قطع الليل، يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا ويمسي مؤمنا ويصبح كافرا ولا ينجو إيمان إلا إيمان من أحياه الله بالعلم.والعلم مآله إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم، الذي بابه الأعظم سيدنا علي بن أبي طالب كرم الله وجهه، وهو صحابي
Karena di jaman akhir, iman seseorang kerap kali tidak stabil ibarat malam cepat berlalu, kerapkali seorang laki-laki berstatus mukmin di pagi hari, dan berstatus kafir di sore hari, begitu juga sebaliknya.Dan tidaklah iman seorang hamba akan selamat kecuali jika Allah hidupkan kembali dengan Ilmu. Dan ilmu Agama hanya bersumber dari Rasulullah, berpintukan Sayyid Ali bin Abi Thalib selaku sahabat Nabi.
لكن كثيرا من الصحبة ليس من أهل البيت أو من ذرية الرسول، لكن أكثرهم من الأجانب مثل أبي بكر وعمر وعثمان وأبي بكر. والصحبة هم العالمون، والعالم مثل النجم، والصحبة هم الأنجم الزهر كما قال سيدنا محمد أصحابي كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم
Hanya saja, tidak sedikit Sahabat-sahabat Nabi yang bukan Ahlul Bait atau kerabat Nabi, Akan tetapi melalui jalur nasab berbeda seperti Abu Bakar, Umar dan Sayyid Utsman. Para sahabat adalah ahlul ilmi seluruhnya, orang alim itu ibarat bintang-bintang, dan para sahabat Nabi adalah bintang-bintang seluruhnya, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam: Sahabat-sahabatku bagaikan bintang, siapapun yang kalian ikuti, dia itu kalian mendapat petunjuk.
وفي حق أهل بيته قال رسول الله: إن مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك، رواه الحاكم
Rasulullah bersabda seputar keistimewaan garis keturunannya: Sesungguhnya perumpamaan keluargaku di antara kalian, bagaikan perahu Nabi Nuh 'alaihissalam, barangsiapa yang menaikinya beruntunglah dia, dan barangsiapa yang membelakanginya hancurlah. (HR. Hakam).
وقال الديبعي: وسفين للنجاة إذا * خفت من طوفان كل أذى فانج فيها لا تكون كذا * واعتصم بالله واستعن
Imam ad-Diba’i berkata: Dan perahu (Ahlul Bait) untuk keberuntungan saat kau khawatir akan setiap musibah *Maka keberuntungan akan didapati (bagi yang menaikinya) musibah tidak akan menerkamnya. Mintalah perlindungan dan pertolongan kepada Allah.
من هم تلك السفينة قال :أهل بيت المصطفى الطهر * هل أمان الأرض فادكر شبهوا بالأنجم الزهر * مثل ما قد جاء في السنن
Siapakah perahu itu, Imam ad-Diba’i berkata: Mereka adalah Ahlul Bait yang suci, mereka adalah tonggak keamanan bumi. Mereka diumpamakan bintang-bintang dan bunga, seperti yang telah disebutkan di dalam hadits-hadits Nabi.
Sumber: sarkub.com